44 - Paris Van Java

5.7K 147 12
                                    

Erfan mengajaknya ke sebuah tempat yang sepi. Pemandangan langit terhampar luas disini. Ia meraih kedua tangan Dania dan tersenyum.

Dania menatap kedua bola matanya yang berpancar indah. Terlihat keseriusan disana.

"Dan gue ada sesuatu buat lo."

"Apa?"

Erfan menyerahkan sebuah gantungan berinisial D yang selama ini ia simpan khusus untuk Dania.

Dania menerimanya dan tersenyum bahagia.

"Makasih ya aku suka." memang bukan gantungan hp biasa. Di dalam hurufnya terdapat beberapa butir berlian yang membuatnya semakin indah.

Erfan kembali meraih tangan Dania dan menatap serius.

"Dania gue boleh nggak sayang sama lo?"

Dania terpaku. Hatinya heboh. Sungguh ini adalah momen terindah.

"Dania? Dania?"

Gubrakkk.

Rasa sakit itu benar terasa. Ia membuka mata dengan posisinya yang sudah berada di lantai.

Adegan romantis itu cuma mimpi ternyata.

"Dania? Dania?" panggilan itu benar nyata.

"Buka aja."

Dani yang membuka. Ia kaget saat melihat Dania yang malah tiduran di lantai. Lantas ia membantunya bangun.

"Dan lo ngapain tidur disini?"

"Gue mimpi buruk."

"Lah mimpi buruk sampe jatoh gini." Dani hendak merangkulnya dan tak sengaja menekan betisnya.

"Aduhh aduhh sakit Daniii jangan sentuh itu tadi sakit banget sumpah."

"Ah iya sorry."

Dania sudah berhasil bangkit dan duduk di kasurnya. Ia memutar, jam dindingnya menunjuk angka 8 pagi.

"Wadawww gue kesiangan haduh gimana ini lo kok nggak bangunin gue sih Dan? Mana handuk? Mana handuk?" Dania kocar-kacir lalu berlari ke kamar mandi setelah mendapatkan handuk.

"Bukannya sekarang tanggal merah ya?"

Tuing.

"Eh iyakah?" Dania membuka kembali pintu kamar mandinya dan mengecek kalender.

"Oh iya untung lo ingetin."

"Malah bu Desi mau ngajak lo ke Bandung hari ini."

"Mau ngapain?"

"Nggak tau. Dibawah juga ada temen lo yang namanya hmm... Millen kalo nggak salah."

Muka Dania lantas sumringah.

"Hah? Millen? Dia kesini? Asikkkk." lalu berlari ke bawah untuk menyambut teman bahkan sahabatnya itu.

Millenia Putri namanya. Seorang gadis sebaya yang memiliki nasib yang sama. Orang tuanya bercerai dan ia ikut tinggal bersama Ayahnya. Bisa saling kenal karena dulu dia tinggal disekitar sini. Bisa disebut tetangga juga. Tapi setelah beberapa bulan dia dan Ayahnya pindah lagi ke tempat yang lebih dekat dengan sekolahnya. Dia ngambil jurusan IPA btw.

"Pagi gini udah aneh aja." Dani ketawa

"Millen aaaa apa kabar?" Dania memeluknya. Bu Desi dan Om Kiki nampak sudah siap.

"Baik. Iii kangen banget sumpah sama lo."

"Gue juga sama."

"Dania cepet mandi sana. Dari tadi nunggu kamu bangun lama banget. Kita mau ke Bandung hari ini." kata Mamahnya, bu Desi.

Diam [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang