73 - Berpaling

2.8K 109 3
                                    

Tringgg.. Tringgg..

Panggilan masuk dari "Rahmat". Dania tak menghiraukannya. Ia membisukan nada itu dan terus memperhatikan Lilis yang masih saja memeluk kekasihnya.

Drrtt.. Drrtt.. Hp nya bergetar lagi. Masih panggilan dari Rahmat.

"Dania." teriak Mamah terbangun dari tidurnya.

Mata Dania masih terjaga melihat Erfan.

Drrtt.. Drrtt..

"Dania!" teriaknya lagi

"Dania!"

Dania memencet tombol merah untuk menolak panggilan Rahmat dan segera menghampiri Mamahnya.

"Ada apa mah?"

"Dani udah pulang?"

"Udah Mah barusan."

"Yaudah anter Mamah yu."

"Kemana?"

"Sini duduk dulu." Bu Desi meminta anak gadisnya yang berdiri depan pintu itu untuk duduk bersamanya di kasur.

"Mamah mau nikah sama Om Kiki."

Deg.

"Kapan?" pertanyaan itu terlontar dengan refleknya.

"Bulan depan."

"Bulan depan?"

"Iya setelah kamu selesai UN."

"Kok ngedadak gini sih Mah?"

"Dari dulu emang ada rencana buat nikah. Dan ini saatnya."

"Mah."

"Plis. Izinin Mamah ya. Mamah juga berhak bahagia. Mamah juga ingin punya pendamping. Masa Papah kamu nikah lagi disetujuin. Kok Mamah nggak?"

"Mah bukan gitu. Anak mana sih yang rela orang tuanya pisah lalu menikah lagi? Nggak ada Mah. Aku setujuin Papah ya karena terpaksa. Aku ngerti Papah harus ada yang ngurus. Apalagi Papah cowok dan gak pandai buat nyari nafkah sekaligus ngurus rumah sendirian."

"Dan ini juga saatnya kamu ngertiin Mamah."

Dania diam. Hatinya begejolak. Ia kesal. Akhirnya waktu ini tiba. Waktu dimana ia harus menjadi saksi pernikahan kedua dari orang tuanya yang sudah berpisah.

"Dania. Kamu ngerti kan?"

Kulit keriputnya membuat Dania berpikir lagi. Umurnya sudah semakin tua. Suara bahkan tenaganya pun semakin minim. Meski umur tidak ada yang tau, tapi yang jelas ia juga sadar kalau Mamahnya harus ada yang mendampingi. Apalagi sebentar lagi Kak Tya juga akan menikah dengan Indra. Dan sebentar lagi hanya ada Dania yang bisa menemani beliau. Ya sebelum Dania dinikahi orang lain dan ikut dengan suaminya kelak. Lalu setelah semuanya terjadi, lantas siapa yang akan menemani Mamahnya nanti?

"Iya Mah. Dania izinin Mamah. Apapun keputusan Mamah, Dania setuju. Asal itu buat Mamah bahagia."

Bu Desi memeluknya erat. Darisitu hubungan mereka terasa harmonis kembali.

"Om Kiki suruh Mamah buat nyari salonnya sekarang."

"Sekarang? Ini udah malem Mah."

"Katanya biar ntar gak ribet. Apalagi pernikahan kakakmu juga kayaknya sebentar lagi."

"Yaudah double wedding aja wkwk."

"Haha enak aja. Yaudah kamu siap-siap anter Mamah ya. Sekalian mau beli makanan buat stok kulkas."

"Oke."

Dania bersiap. Begitupun Mamahnya. Pukul setengah 8 malam mereka pergi menaiki mobil Bu Desi dan mencari salon terbaik untuk meriasnya kelak.

Diam [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang