48 - Kecurigaan

4.3K 176 3
                                    

"Dan."

"Hmm?"

"Gue jadi khawatir sama lo. Mulai besok gue antar jemput ya."

"Hah? Haha gak usah Fan."

"Gue takut lo di bully lagi. Anehnya kenapa pas gue gak ada lo kena bully terus."

"Maksud lo?"

"Nggakpapa." Erfan memalingkan wajahnya

Dania mengangguk pelan. Hatinya bertanya-tanya, namun apa daya ia tak sanggup untuk menanyakan semua kejelasannya pada lelaki itu. Seketika Erfan mengajaknya pulang. Lagipula hari sudah semakin gelap.

Yang pasti perkataan Erfan yang terakhir akan selalu jadi pertanyaan besar bagi Dania.

Beberapa hari kemudian masa skorsing Lilis sudah berakhir. Hari ini ia bisa masuk sekolah lagi dan menyalin beberapa tugas yang ketinggalan.

Erfan dan Ibunya masih sibuk memilih sekolah yang baru. Ya itu juga semoga dapat. Kebanyakan sekolahnya gak bikin hati Erfan srek sih.

Lilis tiba setengah jam lebih awal. Mungkin dia sedang berusaha jadi murid yang teladan.

Ia berjalan di koridor dan tak sengaja menubruk seorang siswi cantik.

"Eh sorry." kata Lilis

Siswi itu menengadah lalu memancarkan wajah bingung.

"Lo sekelas sama Dania Putri kan? Siapa ya. Cit.. Citra kan?" lanjut Lilis

Citra tersenyum lalu hendak pergi. Namun ketergesaan itu ditahan Lilis.

"Lo mau kemana jam segini? Kok bikin gue curiga?"

"Mau ke kelas. Udah itu doang. Lagian gue mau kerjain tugas yang semalem belum beres jadi ya dateng awal gini."

"Tapi ini maksudnya apa?" Lilis mencuri lem perekat kayu yang sedang dipegangnya.

"Ah itu."

"Atau jangan-jangan lo yang selama ini kerjain Dania?"

Deg.

"Bukannya lo kemarin skorsing? Tapi kok bisa tau Dania dikerjain?" bentak Citra

Deg.

"Lo kenal gue?" jawab Lilis gugup

"Siswi lanjutan yang menunda satu tahun kebelakang karena males belajar dan sekarang suka ngintilin grup De Bawangs."

Lilis pelengak pelenguk.

"Atau mungkin lo yang selama ini ngerjain Dania dan secara diam-diam datang ke sekolah semasa lo skorsing?" tegas Citra meyakinkan

Suasana nampak canggung. Keduanya tak berani untuk mengaku. Kebingungan sangat terasa disini. Bahkan keringat dingin dari keduanya pun mulai bercucuran.

"Hey kalian lagi ngobrol apaan?" kata Dania datang tak diundang.

Lilis dan Citra tak ada yang mengangkat suara. Keduanya malah saling memandang.

"Yah malah diem."

"Tumben lo udah dateng Dan?" Citra mencoba merubah suasana. Tapi ketegangan itu masih saja terasa.

"Pengen aja sih."

"Dan nanti kita jadi kan makan di kantin?" Lilis ikut bicara

"Iya siap kita bertiga aja."

Dua orang itu malah fake smile.

Dania mengajak mereka pergi dari koridor dan masuk ke kelas masing-masing.

Diam [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang