39 - Kebetulan

5.8K 178 4
                                        

Knock... Knock... Knock...

Krekk. Pintu dibuka. Bu Desi yang membukanya.

"Dani pagi gini tumben udah datang. Adekmu ada yang ngurus?"

"Hehe gak ada sih bu. Cuman dia ya mendingan udah agak mandiri. Mandi sarapan sendiri."

"Syukurlah kalo gitu. Ayo masuk. Oh iya Dani bunga kuning yang di meja tamu kamu ganti ya sama mawar yang ada di belakang. Untuk gantinya kamu beli jenis bunga baru. Apapun. Yang penting wangi. Nanti belanjanya pas ada Dania aja. Soalnya dia yang tau tempatnya."

"Baik bu."

"Anak-anak udah pada berangkat. Saya berangkat sekarang ya. Hati-hati di rumah."

Dani mengangguk dan mengantar majikannya sampai pintu.

Brukkk...

"Eh udah ditutup aja." Dania siap membuka kelas 12 Ipa 2 itu kembali. Tangannya sudah tersedia di gagang pintu.

"Nyari Erfan ya?" suara Toni di belakang. Dania lantas menarik tangannya dan berbalik.

"Nggak."

"Erfan gak ada. Dia kan udah gak disini lagi."

"Erfan kenapa emangnya?"

"Tuh kan nyariin dia."

"Ah ngg.. nggak. Kebetulan aja lo bahas Erfan ya udah sekalian ditanyain aja emang Erfan kenapa?"

"Dia dikeluarin dari sekolah."

"Loh? Kok bisa?"
"Apa cuma gara-gara ciuman sama Lilis?"

"Ya lo tau sendiri kan Erfan orangnya kayak gimana. Bandel, bringas, gak bisa diatur. Dari dulu kan ibunya udah sering ke BK. Pertama masuk kesini aja udah kena SP1. Ya mungkin inilah puncaknya."

"Iya sih kemarin kan dia sampe dikejar pak Gilang gara-gara rambut sama antingnya."

"Lo mau masuk?" ajak Toni yang masih menggendong tali tas nya sebelah.

"Nggak. Tadi cuman kebetulan lewat terus pintunya ketutup angin."

Toni memajukan bibirnya. Bergaya ala duck face.

"Gue duluan ya. Bye." Dania pergi

Jadwal kelas hari ini hanya latihan-latihan soal untuk Ujian Nasional. Terbilang masih lama memang. Tapi pihak sekolah sudah menyiapkan sejauh ini agar persiapannya lebih matang dan tidak terkesan mendadak.

Seperti biasa Dania pulang naik angkot. Motor Mamahnya yang sudah lama menganggur padahal masih bagus. Hanya saja Dania masih takut untuk berkendara. Latihan mobil saja sudah bertahun-tahun belum lancar. Ditambah belum punya SIM. Bahaya juga kan.

Dania duduk dikasur dan mengecek hp nya. Tak ada satupun pesan perpisahan dari Erfan. Eh bentar, perpisahan? Memangnya dia dan Erfan udah gak mungkin bisa ketemu lagi ya?

Dia mengecek seluruh sosmed. Tak ada tanda-tanda Erfan update. Tapi setelah ia cek semua kontak Whatsappnya. Tiba-tiba ada satu kontak yang baru saja bertambah.

Erfan Bangsul

"Kayaknya dia baru pake WA ya. Pantes dari dulu dicari nggak ada."

Status
1 pembaruan status dari Erfan Bangsul.

Status1 pembaruan status dari Erfan Bangsul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Diam [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang