Darrel POV
Beep beep! Beep Beep!
Alarm ponselku berbunyi pukul 06.00 pagi. Ku matikan alarm handphone yang ada di meja sisi sebelah kiri tempat tidur, berbalik lalu kubuka mataku perlahan. Wanita ini tidur di sebelahku dengan wajahnya yang damai. Kupandangi wajah polos itu, matanya, hidung kecilnya, bibir pinknya yang setengah terbuka saat tidur dan godaan untuk menyingkap beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya sangat sulit untuk dielakkan.
She's so beautiful. She's like my nightmare, really hard damn to resist.
Wanita ini tidur menghadapku, memeluk salah satu guling yang memisahkan kami berdua. Selimut yang kami gunakan ada diujung tempat tidur sehingga aku dapat melihat jelas tubuhnya yang hanya dibalut gaun tidur mini pemberian mamaku semalam. Jika bukan karena dirinya, belum tentu aku dapat melihat pemandangan indah ini pagi ini.
Thanks, Mom!
Adelia memeluk guling itu dengan posesif. Lengannya melingkari bantalan putih itu seakan benda itu layak dijadikan tameng untuk menutupi bagian atas tubuhnya yang terbuka namun gagal menutupi kaki jenjangnya yang tertampang jelas dihadapanku. Jika gaun tidur itu tersingkap sedikit lagi mungkin aku dapat melihat pakaian dalamnya.
Sial! Apa yang sedang aku bayangkan!
Perlahan aku turun dari tempat tidur, mencoba untuk tidak membangunkan Adelia. Ku tarik selimut yang hampir jatuh di ujung tempat tidur lalu ku tutupi tubuhnya. Menutupi godaan dewi Aphrodite yang tertampang nyata dihadapanku.
Good boy, Darrel!
Aku salut pada diriku saat ini .
OK, sekarang saatnya aku mandi air dingin. Menenangkan bagian bawah dari tubuhku yang sangat bersemangat melihat Adelia sedari aku membuka mata pagi ini.
Adelia duduk ditepi tempat tidur saat aku keluar dari kamar mandi, wanita itu menatapku sembari merapikan rambutnya menggunakan jemarinya.
Damn! She's so sexy!
Wanita ini dapat langsung menjadi model Victoria Secret dengan wajah lugu namun sexy ditambah balutan gaun tidur mini yang dirinya kenakan saat ini. Aku hanya tinggal mengambil kamera dan mengabadikannya.
"Pagi.., " Sapanya dengan suaranya yang serak khas bangun tidur. "sudah mandi?" tanyanya lagi, aku mengangguk. "Kenapa gak bangunin aku?" protesnya.
Aku? Rasanya hatiku bersorak mendengar dirinya menyebut 'aku' untuk pertama kalinya saat kami hanya berdua. Wanita ini sangat keras kepala, berulang kali dia hanya mau berbicara dengan nada keras dan jutek kepadaku dan selalu berbicara gue elo saat kami hanya berdua. Namun sepertinya gadis ini telah berdamai dengan keadaan dan siap memerankan sandiwara pernikahan ini sepenuhnya.
"Aku gak mau bangunin kamu tadi." Balasku singkat. Berusaha menyembunyikan rasa senangku.
"Ya sudah aku mandi dulu ya." Aku mengangguk lalu dirinya masuk ke dalam kamar mandi.
=====================
Setelah packing, sarapan dan drama pagi hari di meja makan akhirnya kami berdua menuju rumah Adelia di daerah Cibubur untuk membawa barang-barang yang kiranya akan dia bawa selama tinggal di apartemenku selama setahun ke depan ini.
Tadi saat sarapan, mama memaksa untuk membantu proses kepindahan Adelia ke apartemenku dan ingin membantu merenovasinya yang tentu saja langsung aku tolak. Bisa gagal semua yang sudah aku dan Adelia rencanakan. Rencana pisah kamar kami yang paling penting tentu saja.
Baru semalam aku tidur satu ranjang dengan dirinya saja sudah membuat diriku gelisah dengan daya tarik dirinya, sungguh aku tidak akan percaya pada diriku jika harus tidur satu ranjang dengannya selama setahun kedepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELINGKUH (SELESAI)
RomanceHighest Rank #1 in Selingkuh Highest Rank #1 in Cinta Highest Rank #1 in Girlsquad Highest Rank #1 in Galau Highest Rank #2 in Indonesia Highest Rank #2 in Complicated Highest Rank #3 in 16 Highest Rank #3 in Romantis Highest Rank #6 in Romans =====...