Part 18 - LUST

25.4K 1.9K 95
                                    

Jangan lupa klik vote, manteman :)
***

I'll always remember
The day you kissed my lips
Light, as a feather
And it went just like this
No, it's never been better
Than the summer of 2002
~ Anne Marie, 2002 ~


Darrel POV

Shit!

Pria itu lagi!

Darahku serasa mendidih seketika saat melihat Daniel duduk di sisi tempat tidur dimana Adelia dirawat. Pria itu begitu gigih berusaha mencuri hati Adelia. Terang-terangan menyatakan cintanya padanya, istriku.

Jika saja Adelia tidak pingsan kemarin, pasti aku sudah menghajar bule sialan ini habis-habisan. Bisa-bisanya dia mengatakan aku harus meninggalkan Adelia?

Hell no!

Adelia istriku, dan akan tetap istriku. Aku pasti akan membuat Adelia menjadi milikku seutuhnya, selamanya!

"Jujur kepadaku, Adelia! Apa yang terjadi antara dirimu, Darrel dan Amandha?" Mendengar pertanyaan Daniel sontak membuat hatiku kian emosi. Kubuka pintu kamar rawat Adelia dengan kasar dan membantingnya. Membuat kedua insan yang berada didalamnya terlonjak, terkejut.

"Cukup, Daniel!" Ucapku lantang. "Tidak ada yang perlu Adelia jelaskan kepadamu. Memangnya kamu pikir siapa dirimu? Ingat, kalian hanya rekan bisnis!" Ucapku tajam. Lalu mendekat kearah Adelia berada.

"Relax, dude!" Daniel membalas ucapanku dengan tampang khas menyebalkannya. Membuatku ingin sekali melayangkan tinjuku ke wajahnya.

"Aku bertanya pada Adelia, dan aku rasa Adelia lah yang berhak memutuskan apakah dia mau menjawab pertanyaanku, atau tidak. Bukan orang lain!" Daniel menantang, membuat tanganku semakin mengepal menahan emosiku yang sebentar lagi mungkin akan meledak.

"Sudah! Cukup kalian berdua!" Adelia menyela pertikaian antara diriku dan Daniel. Suaranya terdengar lantang. Wanita ini berusaha memperlihatkan kuasanya.

Ya, tentu saja dia berkuasa atas diriku dan pria yang ada dihadapanku ini. Kami berdua begitu tergila-gila dengannya. Bahkan, jika wanita ini menyuruhku untuk mengarungi samudra demi mendapatkannya, pasti akan kulakukan.

Apapun akan kulakukan demi mendapatkan Adelia, bahkan jika harus menyingkirkan pria penghalang ini, tentu saja aku tak ragu untuk melakukannya.

"Daniel, aku mohon pulanglah! Maaf, tapi aku ingin istirahat." Ucap Adelia pada Daniel. Membuat seulas senyum tersungging dibibirku sembari melihat Daniel dengan tampang mengejek.

Terlihat bule sialan itu tidak rela dengan ucapan Adelia, tapi mau tak mau pria itu harus menurutinya. Lalu begitu saja, pria itu pun pergi setelah pamit pada Adelia, tanpa memandangku sama sekali. Namun aku tidak peduli. Yang penting penghalang itu sudah lenyap dari hadapanku saat ini.

"Kamu darimana?" Tanyanya, menatapku.

"Oh, aku ada urusan pekerjaan mendesak yang harus ku urus." Jelasku. "Kenapa? Kamu kangen sama aku ya?" Tanyaku, menggodanya.

Mendengar godaanku itu seketika itu juga Adelia langsung menghela nafas panjang dan memberikan ekspresi muak. "Jangan mimpi kamu deh!" Ucapnya dengan nada malas.

"Kenapa? Kamu nggak usah malu, Adel. Seorang istri kangen sama suaminya itu hal yang wajar." Aku tetap menggodanya.

"Terserah lah!" Sahutnya asal, menyerah.

Tiba-tiba saja pintu kamar rawat tempat kami berdua berada terbuka. Seorang wanita paruh baya yang ternyata adalah wanita yang telah melahirkanku kedunia ini langsung begitu saja menyerbu masuk kedalam ruangan.

SELINGKUH (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang