Part 10 - MAIN HATI

26.8K 2K 120
                                    

Please vote & comment, dear...
It's made my day ^_^

***

Adelia POV

PLAK!

Darrel terkejut menerima tamparan yang melayang dari tanganku ke wajahnya. Pipinya memerah. Nafas kami memburu, terengah. Menahan nafsu dan emosi yang bercampur menjadi satu.

"What are you doing to me??" Suaraku melengking. Menatap pria yang ada dihadapanku sembari menahan tangis dan amarah yang dapat meledak kapan saja.

Darrel mengusap wajahnya, lalu menghela nafas panjang seakan kehilangan kata-kata. Pria itu memijit pelipisnya lalu berjalan ke arah dapur, membuka kulkas dan mengambil sebotol air mineral yang ada didalamnya.

"I'm sorry, Adelia." Akhirnya pria itu bersuara sesaat setelah dirinya menghabiskan sebotol kecil air mineral yang berada ditangannya. "Aku rasa aku mabuk." Lanjutnya lagi tanpa menatap mataku.

"Lalu, karena kamu mabuk kamu bisa menciumku begitu?" Balasku tak percaya. "Dasar brengsek!" Makiku. Lalu berjalan mendekatinya, melepas cincin bermata berlian warna ungu yang diberikannya kepadaku lalu melempar cincin itu sembarang ke arahnya.

Dalam satu tangkapan pria itu dapat menangkap cincin bersejarah yang kulempar ke arahnya. Membuatku terperangah dengan ketepatan kemampuan verbal yang dimilikinya. Wajahnya terlihat shock lalu berubah emosi. Membuatku meringis ngeri saat pria itu berjalan penuh amarah ke arahku.

Kuputar tubuhku lalu melangkahkan kakiku menuju kamarku yang berada diseberang ruangan. Berniat melarikan diri dari sosok pria yang membuat emosiku berantakan.

Namun terlambat, selangkah sebelum aku membuka pintu kamar, Darrel menarik lenganku, memutar tubuhku menghadapnya. Dengan kasar mendorong diriku hingga punggungku menabrak pintu kamar, kedua lengannya berada disisi tubuhku. Aku terperangkap.

"Lalu kamu mau aku bagaimana, Adel?" Darrel berteriak emosi didepan wajahku. "Kamu istriku, aku nggak suka ada pria lain mendekatimu. Memandangimu seperti yang bule itu lakukan saat makan malam tadi. Aku emosi!"

"Kenapa kamu harus emosi?" Bentakku. Lalu tersenyum kecut menatapnya. "Pernikahan kita hanya sandiwara, Darrel! Pernikahan kita hanya sementara. Ingat ada Amandha diantara kita!" Aku menatap matanya penuh amarah.

"Jangan bawa-bawa Amandha dalam pertengkaran kita malam ini, Adelia." Darrel menggeram, emosi. "Semua ini karena bule sialan itu! Batalkan kontrak kerjasama dengannya. Titik!"

"NO!" Balasku. Tak mau kalah.

Ya, aku tak boleh kalah. Siapa pria ini berani mengatur diriku. Entah kekuatan darimana yang kudapat namun aku berhasil mendorong tubuhnya. Membuatnya terhuyung mundur beberapa langkah.

Dengan segera kuambil kesempatan itu untuk berbalik, membuka pintu yang ada dibelakangku dan masuk kedalam kamar. Namun sekali lagi sebelum aku berhasil menutup pintu itu, Darrel terlebih dahulu menahannya. Kini, kami berada didalam kamarku.

"Keluar!" Teriakku kepadanya.

"Kenapa, Adel?" Balasnya. "Sekarang kamu takut berada satu kamar denganku?" Darrel menyeringai, membuatku bergidik ngeri.

Dengan satu langkah lebar, Darrel berhasil meraih tubuhku. Menarikku kedalam pelukannya. Satu tangannya memeluk pinggangku dan satu lagi menangkup daguku. Memaksaku untuk menatapnya.

Kami saling bertatapan. Nafas kami menggebu. Kedua lenganku berada dibahunya.

"Kamu membuatku gila, Adelia!" Suara parau Darrel membuat kerongkonganku kering seketika.

SELINGKUH (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang