Part 7 - SATU ATAP

23.7K 1.8K 63
                                    

Darrel POV

Tepat pukul lima sore aku menjemput Adelia di lobi apartemen. Dengan segera ku bantu dirinya membawa barang-barang miliknya. Tidak banyak, hanya dua buah koper besar dan sebuah Teddy Bear berukuran besar berwarna coklat. Sekilas kulihat ekspresi tak nyaman Adelia saat aku memergokinya memeluk Teddy Bear besar itu. Tak sadar aku tersenyum simpul memandangnya.

Girls always be girls.

Segalak apapun mereka, semandiri, sekuat apapun mereka. Selalu ada hal-hal yang membuat diri mereka tetap menjadi seorang wanita. Begitu pula, Adelia... .

"Hanya ini?" tanyaku padanya sembari memberi kunci mobil miliknya pada petugas vallet lalu menarik kedua koper besar miliknya.

"Iya! Ini dulu saja." balasnya sambil tetap memeluk bonekanya erat. "Mobilku diparkir dimana?" lanjutnya.

"Di area parkir pribadiku di basement, nanti aku tunjukan letaknya." Jawabku santai lalu masuk kedalam lift bersama dengan dirinya.

Lift yang kami naiki melaju dengan cepatnya membawa diriku dan Adelia menuju lantai unit apartemenku berada. Wanita ini terdiam, lagi, tidak ada percakapan basa-basi ataupun kontak mata seperti wanita-wanita lain yang sengaja atau tidak sengaja berusaha mendekatiku.

Wanita ini berbeda, sangat berbeda.

Dirinya tak perlu tersenyum manis kepadaku, tak perlu menatapku menggoda, tak perlu memakai pakaian super sexy yang memperlihatkan lekuk-lekuk dan bagian tubuhnya lalu bergelayut manja. Cukup dia berdiri bersamaku di dalam lift ini, dengan jeans ketat dan T-shirt longgarnya sambil memeluk Teddy Bear-nya.

Damn!

Lucky Bear!

How I wish I am that Bear.

Lift berhenti tepat di lantai tempat unit apartemenku berada, segera aku mempersilahkan Adelia keluar dari lift lalu membimbingnya ke pintu apartemenku. Pintu terbuka sesaat setelah aku menekan tombol kode keamanannya dan kami pun masuk kedalamnya.

"Welcome!" Ucapku sambil mempersilahkan dirinya masuk.

"Thank you!" Balasnya. Adelia melangkah ke arah ruang tamu ditengah ruangan lalu berdiri menungguku.

"Disebelah sini kamarku, dan yang itu kamar kamu." Aku menunjuk dua kamar berseberangan yang dipisahkan oleh ruang tamu.

Adel mengangguk. Lalu membuka pintu kamarnya, memasukinya. Aku mengikutinya sembari membawa koper-kopernya.

"Kamu suka?" Tanyaku saat wanita ini memandangi ruangan kamar tempat kami berada saat ini.

"Suka! Terimakasih... ." Jawabnya pelan.

Thanks God!

Aku bersyukur dalam hati, sebisa mungkin aku harus membuat wanita ini nyaman dengan kamar yang akan ditempatinya selama dirinya tinggal di apartemenku.

Dengan bermodal internet aku berusaha mencari tahu mengenai sosok Adelia, khususnya bagaimana seleranya mengenai tempat tinggal, dan sesuai prediksiku, Adelia adalah sosok yang simple.

Ternyata rumah mungilnya yang belum sempat kukunjungi siang tadi pernah masuk kedalam acara rumah impian di sebuah stasiun TV swasta lokal. Dari situlah aku dapat mengetahui selera Adelia yang mencintai perpaduan hitam, putih dan abu-abu namun tetap menyukai unsur hijau dengan taman rindang disertai kolam renang kecil di area belakang rumahnya.

Selera kami cocok.

Karena itu tidak sulit untukku menentukan barang-barang untuk mendekorasi kamarnya. Tempat tidur King Size itu ku balut dengan seprai dan bed cover berwarna putih. Perabot lainnya seperti meja sisi tempat tidur, lampu meja, meja rias dan meja kerja ku kombinasikan dengan warna putih, hitam dan coklat muda. Untungnya walk in closet yang tersedia sudah bernuansa putih sehingga aku tak perlu repot mengakalinya. Tak lupa sebuah lukisan kupu-kupu abstrak berukuran besar kupasang tepat di dindingnya.

SELINGKUH (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang