~ 25 ~

2.4K 199 5
                                    

[Deandra's POV]

Pagi ini gue dateng kesekolah dengan mood yang luar biasa baik. Rasanya kek seluruh dunia ngerasain apa yang sedang gue rasain sekarang. Waktu gue sampe kelas, gue ngeliat Kiko udah duduk ditempatnya dan ngeliat kearah gue.

Gue berusaha buat mimik wajah gue sebiasa mungkin. Masang muka datar. Gue ngeletakin tas gue diatas meja dan duduk disebelah Kiko. Ngomong-ngomong ini anak dari gue dipintu masuk sampe gue udah duduk gini diliatin mulu. Kan risih jadinya.

"Apa sih?!" Akhirnya gue nanya juga, risih tau nggak diliatin gitu.

"Cerita sama gue. Lo ada masalah apa sama Dipta?" Tanyanya sambil natap gue tajem banget.

"Nggak ada apa-apa kok. Gue baik-baik aja sama Vian"

"Ngapusi koe ya, tak takon Dipta ne langsung wae!" (*bohong lo ya, gue tanya Dipta langsung aja!)

"Apaan? Kok nama gue dibawa-bawa?" Gue noleh kearah suara yang baru aja gue denger.

"Lo denger yang baru aja gue tanyain kan?" Kiko nanya sambil muter badannya menghadap Vian.

Vian ngangguk, "Denger. Tapi gue nggak tau lo ngomong apaan?" Katanya sambil memberi tanda 'V' dengan kedua jarinya ke Kiko.

"Lo ada masalah apa Dean?"

"Nggak ada apa-apa, kan ya?" Kata gue cepat sebelum Vian yang jawab. Gue kedipin mata gue dua kali buat kode untuk Vian. Biar dia nggak ember.

"I•••ya... nggak ada apa-apa kok" setelah jawab gitu Vian langsung jalan kekursinya yang ada dibelakang gue. Ngeletakin tasnya diatas meja terus tiduran diatasnya.

"Terserah lah. Yang penting kalian sekarang akur"

Gue nganggukin kepala gue dan berguman, "hm.. iya. Akur... akur"

Brakkk!

"Kiko mana?!" Suara teriakan dan suara pintu yang didobrak dengan kencang bikin gue sama Kiko otomatis noleh kesana.

Gue liat Andra yang celingukan kesana kemari nyari Kiko. Wajahnya pucat, keringatnya banyak banget. Dia numpuin kedua tangannya dikedua pahanya. Berusaha mengatur napasnya yang ngos-ngosan.

"Samperin gih? Keknya ada sesuatu deh" gue bisik ke Kiko. Dia ngangguk dan berdiri nyamperin Andra. Gue ngikut dibelakang Kiko.

Waktu gue sama Kiko sampe didepannya, Andra masih ngatur napasnya. Masih ngos-ngosan. Kiko ngeliatin Andra diem, nggak ngomong apa-apa.

"Tenang dulu Ndra. Ada apa?" Kata gue.

Setelah lebih tenang, Andra natap Kiko. Tatapannya serius.

"Abang lo, Kiko. Kecelakan, sekarang bang Rudi ada dirumah sakit. Gue--" gue pegang bahu Andra buat nenangin Andra dulu. Yang nggak gue sadarin, kemeja putih Andra yang biasanya berwarna putih bersih. Sekarang ada noda darah disana.

Tanpa gue duga, Kiko lari kearah parkiran sekolah. Jangan sampe dia naik motor sendirian. Bahaya, apalagi sekarang pasti pikiran Kiko lagi kacau banget.

Gue ngikutin Kiko lari, Andra lari dibelakang gue. Tepat waktu, sebelum Kiko nyalain motornya gue udah ada didepan motor Kiko.

"Kiko, tenang dulu. Oke"

"Gimana gue bisa tenang! Abang gue Yan!" Pertama kalinya gue liat Kiko nangis. Gue nggak tega.

"Gue tau! Lo sama Andra aja, ya. Gue nggak bisa ngebiarin lo naik motor sendirian. Pikiran lo lagi kacau, gue nggak mau lo kenapa-napa" Kiko ngusap air matanya kasar.

Cinta, Eh?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang