~ 2 ~

7.1K 416 34
                                    

Kedua mata itu menatap layar laptop dengan pandangan serius. Jari-jarinya dengan semangat menari-nari di atas keyboard menimbulkan bunyi ctak ctak ctak memenuhi seisi kamarnya.

Makalah yang dia buat hampir selesai. Satu halaman lagi dan dia bisa bebas dari makalah sialannya itu.

Tidak lupa meng-save ulang untuk menjaga-jaga kalau laptopnya error.

Ctak ctak ctak

Dan, selesai.

Mata itu terpejam dan menghambuskan nafas lelah. Ini sudah jam 10 malam dan dia harus 'kencan' dengan makalah sialan itu.

Tangannya menutup asal laptop miliknya dan mulai membaringkan tubuhnya. Rasanya lelah sekali.

Baru satu bulan dia masuk ke sekolah barunya tapi tugas sekolahnya sudah menumpuk banyak sekali.

Vian. Nama pria tersebut menatap layar ponselnya. Matanya mengantuk tapi kenapa susah sekali dia tertidur.

Jarinya bergerak, menari diatas layar smartphone nya. Setelah puas dan merasa kedua matanya terasa pedas, Vian menutup handphone nya dan menaruhnya di meja samping tempat tidurnya.

***

"Aaaarrgghhh" suara teriakan memekakkan telinga itu terdengar di sela-sela semua murid tengah mengerjakan tugasnya masing-masing.

Kedua matanya membesar menatap tajam layar laptopnya.

"Apasih Dean, berisik tau nggak" tajam Kiko.

Bagaimana nggak histeris jika tugas yang sudah hampir selesai dia buat harus hilang karena tiba-tiba saja aplikasi CorelDraw miliknya error. Not responding.

"Cover gue, Ko. Dan tiba-tiba aja Corel gue error gini"

Dean menumpukan kepalanya ke meja. Dia harus mengulang dari awal lagi, salahnya juga sih kenapa dia tidak meng-save dahulu tugasnya.

"Sering banget Corel gue error kayak gini. Minta master CorelDraw lo coba, copy in di flashdisk gue"

Dean menyodorkan flashdisk warna hitam kearah Kiko. "CorelDraw X6, nggak apa-apa kan? Gue cuma punya itu"

"Nggak apa-apa. Udah bosen juga gue pake CorelDraw X4"

Kiko hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Sekalian gue minta masternya Vegas pro 10. Titipin di flashdisk nya Danu sekalian" suara di belakang mereka terdengar.

Kiko menolehkan kepalanya kebelakang. "Bolehkan?"

Sekali lagi Kiko hanya menganggukkan kepalanya. Tangannya bergerak untuk meng-copy yang Vian minta.

***

[Deandra's POV]

Sial. Ngulang lagi dari awal. Tapi untungnya itu tugas dateline nya masih minggu depan.

Setelah dapet masternya gue mulai nge-uninstall aplikasi CorelDRAW milik gue. Dan nginstall lagi yang baru. Jangan ampe ada yang kelewat.

Sip. Selesei. Tinggal ngerjain ulang. Hahhh. Sabar. Orang sabar tambah cakep.

Hari ini gue pulang jam 5 lagi. Mana ini badan juga udah pegel. Rasanya remuk semua.

Tapi, untungnya sore ini hujan. Gue suka hujan. Nggak. Bukan berarti gue orangnya baperan karena gue suka hujan. Gue suka aja sama hujan. Rasanya nyenengin kena air hujan.

Karena tas gue ada jas hujannya jadi aman. Laptop sama hp ada didalem tas jadi aman lah.

Pas gue jalan kearah parkiran disana ternyata ada Vian. Lagi duduk diatas motor maticnya. Gue ngerutin alis gue. "Gue kira tinggal gue sendirian yang masih ada di sini" kata gue sambil jalan kearah sepeda gue terparkir.

Cinta, Eh?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang