Chansoo Writing Competition 2018

19. D-Day

Judul : D-Day

By : The___i2

Ini cerita chansoo aku yang pertama. Aku harap dapat disukai oleh para pembaca disini.

Maaf jika tidak sesuai dengan ekspektasi dari ide ceritanya. Hehe.

Kita main teka teki yuk di sini! Cluenya kalimat pertama dari cerita ini ya hehe. Sip ??

Happy Reading �

"Getaran itu mempertemukan kita, namun wajahmu membuat kita terpisah. Ingatkah kau? Saat jalan ke 22 itu dibelah menjadi sebelas cabang terpisah. Dan dua puluh tujuh bintang pada esoknya begitu cerah. Namun, 4 lainnya mati dalam temaram."

"Semuanya dapat kau temukan saat gemerlap hari yang selalu ditunggu setiap jiwa telah dimulai."

Temukan aku. KL.

19.0.12.0.13

1.4.17.12.0.8.13

Klek!

"Yak! Kenapa kau mengganti password-nya?!" Omel Minseok saat pintu baru saja terbuka. "Aku menunggumu hingga hampir membeku." Gerutunya lagi. Sedangkan pemuda manis di hadapannya menatap Minseok dengan tatapan yang tak dapat dijelaskan -terkejut sekaligus lega.

Minseok masih menggerutu ketika Kyungsoo bersandar pada dinding dengan pikiran yang terbelenggu pada sesuatu yang tak dapat ia utarakan. Perasaan ragu serta getaran ketakutan itu terasa jelas mengukungnya.

"...."

"Kyungsoo!"

"Huh? Mwo?"

"Aku bertanya tentang kegiatanmu minggu depan. Apa kau akan kesana lagi saat peringatan bencana tahunan itu?"

"Tanggal berapa hari ini?"

"Lima belas April."

"Eummm..." Kyungsoo terlihat berpikir.

"Sebenarnya apa yang kau cari di sana?" Imbuh Minseok penasaran tentang alasan artisnya ini selalu mengunjungi sebuah kota yang tak jauh dari Seoul pada tiap tahunnya.

"Apa kau tak melihat siapapun saat menunggu didepan tadi, Hyung?" Tanya Kyungsoo mengalihkan pembicaraan.

"Apa maksudmu?"

"Hyung, sebenarnya..."

****

"Jadi, maksudmu ada yang masuk kesini dan menyimpan paket berisi notebook dan kertas itu saat kau tidur?" Tanya Minseok sembari menunjuk kotak berukuran sedang diujung kamar. Kyungsoo hanya menunduk lalu menghela napas.

"Tapi untuk apa? Maksud ku, apa mungkin ini ulah Sasaeng?" Racau Minseok lagi. "Sajang-nim pasti sangat khawatir jika tahu hal ini. Dia sudah menganggapmu sebagai anaknya sejak pertama kali menemukanmu di penampungan bencana dulu. Wajahmu begitu menarik perhatiannya." Lanjut Minseok mengingat masa lalu.

"Sudahlah, Hyung..." Kyungsoo terlihat tak bersemangat.

"Tulisan dibawah note, KL. Apakah mungkin inisial nama seseorang yang kau kenal?" Minseok mulai menganalisa. Kyungsoo menggeleng lemah. "Angka-angka itu mungkin kode wilayah atau... ah, ya, mungkin itu sandi untuk notebooknya?"