Dua Sisi 11

1.1K 182 3
                                    

"Hah.. Lelahnya." Tas kecil yang semula menggantung di bahu dilempar ke atas meja, Naruto menepuk-nepuk pipinya mengusir kantuk.

"Sasuke, setelah ini kita kemana?" Seingat Naruto Sasuke tidak menjelaskan apapun selain pergi menghadiri acara Akimichi.

"Kau tinggal saja di hotel, aku akan menemui Jiraiya setelah ini."

"Kapan kau kembali?"

"Tidak tahu, nanti aku kabari."

Naruto mengangguk paham, ia mengusap rahang tegas Sasuke, gadis itu tersenyum sekilas kemudian mengecup dagu pria itu. "Kalau begitu aku akan mandi," ucapnya lalu pergi meninggalkan Sasuke.

Yokohama begitu cerah hari ini, Naruto membuka resleting gaun dan meloloskan semua pakaian yang menempel, gadis itu mengambil handuk bersiap memasuki kamar mandi.

"Wanita idiot, apa dia tidak sadar ada pria sehat di sekitarnya," gerutu Sasuke melihat pintu kamar mandi yang mulai tertutup.

.

.

.

Hoek...

Naruto menepuk-nepuk dadanya, gadis itu menyerit merasakan perutnya terasa kram, jari-jari gadis Uzumaki itu mengcengkeramkan erat sisi wastafel, Naruto mendongak melihat cermin, wajahnya pucat. Naruto bersyukur Sasuke sudah pergi, jika tidak pria itu pasti memaksanya minum obat, ia semakin yakin Sasuke itu dokter yang menyebalkan.

Hoek..

Dress..

Naruto langsung menghidupi kran, lambungnya terasa sakit gara-gara makanan yang terkuras habis. "Ini benar-benar menyebalkan. Sepertinya aku harus ke apotek membeli obat."

Sedikit terhuyung Naruto menuju kasur, ia tidak menyangka sakitnya akan berlanjut Ibunya pasti marah besar jika melihat wajahnya pucat seperti sekarang.

Drrt..

"Uh. Siapa?"

"Toneri," gumamnya heran, tidak biasanya sepupu jauhnya itu menelpon.

DRABBLE (Short Story) SfNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang