"Kakek ingin bertemu denganmu. Kau ada dimana sekarang?"
"Aku sedang tidak ada di rumah, aku di Yokohama bersama rekan ku."
"Rekan? Apa calon suamimu? aku dengar kau dijodohkan."
Gadis itu meneguk saliva, ia mengigit bibir bawah merasa waswas. "Bu-bukan. Ini perjalanan bisnis biasa, aku menghadiri pembukaan hotel salah satu kolega ku," ucap Naruto setengah berbohong.
"Nanti malam aku menjemputmu, kirimkan alamatnya. Urusan mu sudah selesaikan?"
"Ya. Tapi kenapa malam ini?" Jujur saja Naruto tidak rela menyudahi liburan singkatnya bersama Sasuke.
"Aku tidak yakin bisa membawamu jika kau sudah pulan, nenekmu pasti melarang kami mengunjingimu lagi. Kakek hanya ingin melihat cucu perempuan satu-satunya."
"Baiklah, akan ku kirim alamatnya," jawab gadis itu lesu, Naruto mematikan sambungan telepon.
Hah...
Menghembuskan napas panjang, liburan ini berjalan lebih cepat dari perkiraannya, Naruto menyambar tas ia hampir lupa tujuan awalnya untuk ke apotik.
.
.
"Ini nona obat anda. Totalnya 200¥."
"Ah. Terimakasih." Naruto mengambil plastik biru berisi obat yang dia pesan, gadis itu terdiam sesaat di depan kasir hati Naruto mulai ragu apakah ia juga perlu membeli benda itu atau tidak.
"Ada lagi nona?"
"Ano... Aku ingin membeli test pack, berikan aku dua." Oh. Ya ampun Naruto tidak menyangka akan membeli benda itu sekarang. Ia berharap dugaan nya salah.
"Baik nona mohon tunggu sebentar."
Tak terasa langit mulai gelap, Naruto berbalik untuk melihat jalan raya yang mulai diguyur hujan, banyak pejalan kaki yang menepi di sisi toko membuat trotoar lengang seketika.
"Aku lupa membawa payung."
"Ini nona." Naruto berbalik, ia mengambil benda yang petugas kasir itu berikan dan membayar secepatnya ia harus pulang sebelum hujan deras.
Duk..
Naruto terhenti di ambang pintu ketika anak kecil menubruknya, gadis itu cepat-cepat berjongkok menolong bocah laki-laki yang masih terduduk.
"Kau tidak apa-apa? Maafkan kakak tidak melihatmu," ucap Naruto panik, ia segera membangunkan anak itu.
"Dai-chan kau tak apa! Maaf kan put-"
"Apa maksudnya ini." Naruto mendongak dan menemukan Itachi dengan tampang terkejutnya menatap ke arah nya.
"Itachi," Kata yang keluar dari mulut Naruto terdengar tak percaya.
"Ayah.. Mana ibu?" Bocah kecil itu yang akhirnya bersuara bersembunyi di balik tubuh Itachi.
Bocah yang jika ditilik lebih adalah duplikat dari pria dewasa yang sekarang ada di depan nya, lidah Naruto mendadak kelu ia terlalu terkejut dengan apa yang ia temukan.
"Tachi-kun, Dai-kun kalian meninggal ku di tengah hujan. Oh. Di siapa?"
Sapphire Naruto kini bergulir menatap perempuan cantik, keping biru itu tak lepas ketika wanita itu melingkarkan lengan di lengan Itachi.
"Perkenalan, Uzumaki Naruto saya rekan kerja Itachi-san." Gadis itu mengulurkan tangan.
"Izumi, saya istri Itachi, dan ini Dai-kun anak kami."
"Ah.. Saya tidak mengira Itachi-san sudah berkeluarga, saya kira dia masih lajang." Gadis itu begitu lihai menyembunyikan ekspresinya, ia bahkan tersenyum manis dan menjabat tangan Itachi tanpa ragu. "Sepertinya saya harus pergi, urusan saya sudah selesai. Semoga rumah tangga anda berumur panjang Itachi-san."
Naruto berlalu begitu saja meninggalkan Itachi yang termangu, pria itu bahkan tidak mengeluarkan sepatah katapun semenjak Naruto berdiri didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRABBLE (Short Story) SfN
Fanfiction[TAMAT] Silahkan baca daftar isi sebelum membaca, agar tidak bingung bosque. All about Drabble SasufemNaru Semi drabble XD All genre. *Dokter series *Ex Husband series ✔ *Enemy or Lover series ✔ *My Husband (Eol) series *Solitaire series✔ *Twin? Se...