Solitaire part 28 [END]

1.9K 252 17
                                    

Kimono hitam dan obi merah menyala membungkus tubuh semapainya, Naruto berjalan sedikit kikuk wanita itu duduk seiza di atas tatami menghadap Sasuke yang mengenakan kimono hitam dan hakama warna serupa.

Naruto menuangkan teh hijau kedalam cawan, wanita itu kemudian memberikannya pada Sasuke yang disambut langsung pria itu, rumah utama keluarga Uchiha itu begitu sepi Naruto bahkan bisa mendengar riak pancuran dari kolam.

"Hari ini adalah hari pertama Menma ke sekolah. Kau tidak ingin menemaninya, anak itu merajuk sejak kemarin."

"Kau saja yang menemaninya Naru, aku cukup sibuk akhir-akhir ini."

Wanita itu menghela napas dalam-dalam, ia tak mengerti sifat Sasuke pada putra bungsunya. "Jangan terlalu keras pada Menma, anak itu masih terlalu kecil." Sebagai seorang ibu Naruto tidak ingin melihat anaknya bersedih. Sikap Sasuke  menurutnya terlalu berlebihan.

Sasuke menyesap teh hijau yang disuguhkan istrinya, onyx itu melirik sesaat wajah sang istri yang tetap cantik meski telah kepala tiga. "Dia mewarisi apa yang tidak kakak-kakak nya miliki, aku ingin anak itu lebih dekat padamu. Anak itu adalah Uchiha dan aku ingin membesarkannya selayaknya Uchiha itu sendiri."

Untuk kesekian kalinya Naruto kalah debat, ia tidak bisa mengubah apa yang telah suaminya tetapkan. "Tapi kau bisa membuat pengecualian, Sasuke. Menma ulang tahun hari ini," bujuk Naruto lagi.

.

.

.

Riak pancuran menjadi simfoni alam yang indah, seulas senyum mengembang di wajah kriput laki-laki itu. Kulit tak lagi kencang, tangan putih penuh kerutan mengangkat figura kayu dengan gemetar, foto pernikahan yang kesekian kalinya. Sasuke tidak ingat lagi untuk keberapa kalinya ia menikah, dengan orang yang sama namun dalam generasi berbeda.

"Pada akhirnya kau selalu mendahului ku, ini mungkin kutukan yang Kami-sama berikan, tapi aku menyukainya walau itu artinya aku harus menunggu lebih lama lagi." Sasuke bermonolog, bangku besi yang biasa mereka duduki jadi saksi keluh kesahnya.

"Naruto, aku akan menemuimu kembali, di masa yang akan datang, bersama anak kita."

Angin berhembus kencang dari arah hutan seakan bereaksi atas ucapan Sasuke, pria itu mengulas senyum kembali, sepertinya ia akan 'tertidur' malam ini.

"Ayah! Ayo kita pulang, sepertinya akan ada badai."

Menma tumbuh sebagainya harapan Sasuke, anak bungsunya itu persis seperti ayahnya tentu saja dengan penggabungan gen Naruto di dalamnya, Menma juga mewarisi apa yang hanya Sasuke miliki.

•••END•••


DRABBLE (Short Story) SfNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang