Solitaire part 17

1K 202 4
                                    

"Pergi berdua ke pulau terpencil? Berdua? Selamatkan diri hambamu ini Kami-sama"

Naruto menepuk pipinya agar sadar, wajahnya pucat pasi mendengar kabar dari Toneri, Naruto melihat ponsel yang baru ditelpon mantan kapten nya, ia kemudian melihat koper kecil di atas lemari.

"Lebih baik aku mengepak pakaian dulu."

.

.

Seekor burung terbang ke angkasa saat Naruto melintasi pasir putih di sebuah pulau pribadi milik keluarga Otsutsuki, kaki telanjang Naruto menggores pasir menulis namanya, kaos kuning muda yang ia kenakan berkibar terhempas angin laut, Naruto menyelipkan rambut ke telinga, gadis itu kemudian melihat ke hamparan air laut.

"Sepertinya akan terjadi badai," ujarnya melihat awan hitam menggumpal di kejauhan.

"Naruto!"

Gadis itu berbalik dan melihat Toneri menghampirinya, pria itu tampak berbeda dari biasanya, err.. Terlihat lebih 'hidup' mungkin.

"Ada apa?"

"Aku pikir kau tersesat."

Naruto memutar bola matanya malas, ayolah pulau ini bahkan tak lebih besar dari dua kali lapangan sepakbola, ia bahkan bisa melihat atap villa dari tempatnya berdiri sekarang.

"Jangan membual kapten, aku bahkan bisa keliling pulau ini dalam satu jam dengan berjalan kaki."

"Kau memang unik, ah ya.. Sudah saatnya makan siang. Sebenarnya aku mencarimu karena hal itu," akui Toneri kemudian.

"He'em.. Kebetulan aku mulai lapar."

DRABBLE (Short Story) SfNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang