Dua Sisi 15 [END)

2.3K 249 6
                                    

"Aku benci obat, aku benci rumah sakit." Naruto mempercepat langkah di lorong panjang rumah sakit, gadis itu menutup hidung bau obat hampir membuatnya mual.

Gejala mualnya kembali kambuh jadi Naruto memutuskan memeriksakan kesehatannya ke rumah sakit, ia mengalami iritasi lambung akibat pola makan yang tidak beraturan dan terlalu banyak minum kopi, Naruto harus menjaga pola makannya mulai sekarang.

Naruto tambah dibuat pusing akibat kelakuan neneknya yang gencar mencarikan calon suami untuknya, dan mengenai Itachi rupanya pria itu telah menikah diam-diam dengan kekasihnya, Naruto sempat berpikir nasib mereka sama karena harus patuh pada aturan keluarga, ia pun tidak bisa membenci pria itu karena Naruto tidak mengharap lebih pada Itachi, semua itu murni karena ingin menuruti semua keinginan Mito.

"Hidup sendiri lebih menyenangkan."

Ia melewati bangsal sepi tubuh Naruto tiba-tiba diseret paksa, gadis itu hampir saja memekik jika tidak langsung mengenali si pelaku.

"Ikut aku."

"Teme!  Apa yang kau lakukan? Kau membuatku terkejut." Naruto terpaksa mengikuti langkah lebar Sasuke, pria itu membawa gadis itu ke ruang kerjanya.

Sasuke menutup pintu perlahan, ia mendudukkan Naruto penuh hati-hati seakan gadis itu benda antik yang rapuh. Sasuke menekuk lutut ia menyamakan tinggi dengan Naruto.

"Kenapa kau tidak mengatakannya?  Kemana saja kau beberapa minggu lalu ini? Kau tidak tahu aku hampir gila mencarimu?" tanya Sasuke bertubi-tubi tapi dengan nada selembut mungkin.

"Apa masalah mu Sasuke? Kita sudah selesai bukan? Aku mau kemanapun terserah ku." Apa sebenarnya mau Sasuke pikir Naruto heran, pria itu menanyainya seolah ia orang paling penting di hidupnya.

"Tentu saja itu urusanku Naru, dia anak ku kan." Jelas Sasuke penuh penekanan. "Kau tidak melakukannya dengan siapapun selain aku."

"Anak?" beo gadis itu heran. "Siapa yang melakukan dengan siapa. Sepertinya kau mulai gila Uchiha."

"Jangan berbohong! Aku menemukan ini di kasur, kau pasti hamil, aku akan bertanggung jawab."

"Tidak. Aku tidak hamil bodoh, lagipula kenapa kau mengambil kesimpulan sembarangan aku bahkan belum memakai test pack nya."

"Ja-jadi?" ucap Sasuke terbata, entah kenapa ia merasa kecewa.

"Tidak, penyakit lambungku kambuh. Kau tidak perlu mempertanggung jawabkan apapun," jelas Naruto lugas, menghela napas gadis cantik itu mengecup dahi Sasuke sebagai tanda perpisahan. "Terimakasih mengkhawatirkan ku, kau bisa mencari wanita lain mulai sekarang."

"Tidak ada wanita lain, wanita idiot." Sasuke menarik paksa agar Naruto duduk kembali. "Aku harus mengikat mu lebih erat dari sekarang."

.

.

.

.

"Brengsek... Hah...ugh."

Tergeletak dalam posisi missionary, Naruto mengumpat penuh kekesalan pada pria yang seakan tidak lelah menggagahi nya sejak berjam-jam lalu, selangkangannya berdenyut sakit dan nikmat secara bersamaan. Perih, Naruto melenguh ketika Sasuke menghisap kedua puting nya bergantian, ditambah hentakan pinggul pria itu seakan ingin memenuhi setiap celah kewanitaan nya.

"Tidak Itachi, atau siapapun, kau hanya milikku." Sasuke memagut bibir bengkak gadisnya, gadis itu harus membayar semuanya. Malam ini Sasuke berjanji akan mengeluarkan apa yang ia punya. Mengikat agar gadis itu tak pergi kemanapun.

"Kau, menyebalkan. Teme."

[END]

DRABBLE (Short Story) SfNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang