-11-

1.8K 136 16
                                    

Rizki mengejar pacarnya hingga ke halaman depan.

" Lesty.. Tunggu... " Rizki setengah berteriak.

Wanita itu akhirnya berhenti juga dan diam di tempatnya. Rizki langsung menarik tangan wanita itu hingga menghadap padanya.

" kenapa kamu lari? " tanya Rizki.

" kamu tanya kenapa aku lari?" sambil menunjuk dirinya.
" seharusnya aku yang nanya sama kamu, apa yang kamu lakukan sama gadis desa itu!!" lalu Lesty menunjuk Rizki dan marah pada Pria itu.

" semuanya tidak seperti yang kamu lihat... " Rizki coba menjelaskan.

" aku lihat dengan mata kepala aku sendiri. Apa itu kurang jelas. " Lesty masih saja marah.

" Lesty... Dengarkan aku. Aku memeluk dia hanya untuk menenangkannya saja. Tadi Ridho marah padanya. "kata Rizki sambil memegang kedua lengan wanita itu.

" kenapa kamu ikut campur urusan mereka. Kamu juga suka sama dia?" Lesty melepaskan pegangan tangan Rizki di lengannya.

" aku menganggap dia sudah seperti saudara aku sendiri. Dia sendirian di sini. Aku hanya kasihan padanya." kata Rizki, berharap Lesty mau mengerti.

"kamu kasihan sama dia. Tapi kamu gak kasihan sama aku." kata Lesty

" Lesty... Kamu ini lebih dewasa dari dia. Seharusnya kamu bisa berpikir lebih dewasa lagi." Rizki terus berusaha membuat kekasihnya mengerti.

"kamu menganggap aku anak kecil. Gitu.. " wanita itu merasa di pojokkan.

" bukan begitu sayang... Aku sangat menyayangi kamu lebih dari apa pun. Tidak mungkin aku suka sama orang lain. Aku selalu ingat perjuangan kita selama tiga tahun dan aku tidak mungkin melupakan itu. " Rizki berusaha sabar menghadapi kekasihnya.

" kalau kamu benar-benar sayang sama aku... Apa buktinya? " tanya Lesty.

Rizki berpikir sejenak.
" secepatnya aku akan melamarmu... " kata Rizki kemudian.

" apa aku tidak salah dengar. " Lesty mencoba memastikan ucapan Rizki.

" tidak sayang... Aku serius... " Rizki menggenggam kedua tangan wanita yang ada di depannya.

" tapi.... " Lesty terdiam.

" kenapa sayang..? " tanya Rizki.

" aku akan menerima lamaranmu... Setelah aku menemukan adikku." kata Lesty.

"kamu punya adik. " tanya Rizki lagi.

" iya, aku punya adik perempuan... Kami terpisah sejak kecil. Saat itu ayah dan ibu mengajak kami liburan ke desa terpencil. Saat jalan-jalan ke pasar malam. Adikku menghilang dan kami tidak bisa menemukannya lagi.... Tapi, baru saja kami mendapat kabar ada yang tau tentang keberadaan adikku. Besok kami akan mencoba mencarinya ke desa itu. " Lesty menceritakan semuanya kepada Rizki.

" aku hanya bisa mendoakan, semoga kalian bisa bertemu lagi. Kamu pasti merindukannya kan... " kata Rizki

" iya... Aku sangat, sangat merindukannya." Lesty sambil mengangguk.

"sayang... Aku akan menunggu mu." Rizki berjanji kepada kekasihnya.

"terima kasih sayang.... " Lesty memeluk kekasihnya dengan hangat.

Setelah itu Rizki mengajak Lesty jalan-jalan sebentar, sebelum mengantarnya pulang.

****

Saat tengah malam. Rizki sudah berada di depan pintu adiknya.

" dho... Buka pintunya." kata Rizki sambil mengetuk pintu kamar itu.

Ridho membuka pintu.
"ada apa sih... Gue ngantuk." kelihatan sekali dia seperti baru bangun tidur.

" Putri gak ada dho... Sudah gue cari kemana-mana gak ketemu juga. Terakhir gue lihat tadi dia ada di balkon. Tapi,  sekarang dia sudah gak ada lagi dho." kata Rizki dengan panik.

" apa!!! Putri gak ada... Itu anak ya. Selalu saja cari masalah."
Ridho langsung mengambil jaket dan kunci mobilnya. Lalu kembali ke hadapan Rizki.

"gue cari dia dulu." kata Ridho kepada kakaknya.

"hati-hati  dho. " kata Rizki.

Ridho langsung masuk kedalam mobil, menyalakan mesinnya. Lalu melaju ke jalan Raya. Dia mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Sambil melihat ke kanan dan ke kiri jalan. Siapa tahu Putri bisa ditemukan.

" pergi kemana sih anak itu." gumam Ridho, karena putri tidak di temukan juga.

Ridho hampir putus asa. Karena hampir satu jam dia tidak menemukan gadis itu. Tiba-tiba ia melihat ada seorang gadis berjalan hampir ke tengah jalan. Gadis itu terus berjalan sambil melamun, tidak memperhatikan ke adaan di sekitar. Ridho keluar mobilnya untuk memastikan. Apa benar itu Putri.

Saat Ridho hendak mendekat. Tiba-tiba ada mobil melaju dari arah berlawanan. Ridho langsung berlari mendekati gadis itu.

"Putri...awas..."
Ridho memeluk gadis itu untuk menyelamatkannya. Mereka pun terjatuh ke pinggir jalan.

Mobil yang hampir menabrak mereka tadi. Terus saja melaju. Tidak menghiraukan dua orang itu.

Ridho meringis kesakitan. Badan terasa remuk karena terhempas ke pinggir jalan. Ia melihat gadis di sampingnya tidak sadarkan diri dengan luka di kepalanya karena benturan aspal jalanan.

"Putri... Bangun." Ridho berusaha membangunkan gadis itu dengan menepuk-nepuk pipinya. Tapi,  gadis itu tetap diam.

Karena gadis itu tidak bangun juga. Dengan susah payah Ridho langsung mengangkat dan menggendong tubuh Putri. Padahal tubuhnya sendiri masih sakit. Kebetulan jalanan itu juga sepi. Ridho mendudukkan Putri di kursi penumpang di sampingnya. Sebenarnya ia ingin membawa gadis itu ke rumah sakit, tapi ia berpikir lagi. Kalau di bawa ke rumah sakit, pasti nanti ia dan Putri akan dapat masalah. Mereka pasti di gosipkan yang enggak-enggak oleh para wartawan dan acara gosip yang sok tau.

Ridho langsung membawa Putri kembali ke rumah. Sesampainya di rumah, Ridho kembali mengangkat tubuh Putri. Ia membawa Putri ke kamar Ridho sendiri. Mungkin Ridho pikir lebih gampang mengobati Putri di kamarnya.

Tubuh Putri di letakkannya di atas kasur. Lalu ia mencari obat, untuk mengobati luka di kepala gadis itu.

Dengan perlahan Ridho berusaha mengobati Putri. Terlebih dahulu membersihkan darahnya. Lalu ia menempelkan plaster di bagian yang terluka itu.

" Putri... Ayo bangun. Jangan membuat aku kuwatir." Ridho berusaha membangunkan Putri.

Akhirnya gadis itu bangun. Tapi,  ia seperti menahan rasa sakit.

" Putri kamu kenapa? " Ridho benar-benar kuwatir. Lalu ia menempelkan telapak tangannya di dahi gadis itu.
" kamu demam." Ridho kembali panik. Lalu ia keluar kamar untuk mencarikan obat dan membuatkan teh hangat untuk Putri.

Ridho kembali lagi ke kamar sambil membawa se gelas teh hangat dan obat.

Ridho duduk di samping Putri. Membantu Putri agar bisa duduk untuk meminum obatnya.

"ini minum dulu." Ridho memberikan obat itu kepada Putri. Lalu memberikan teh hangat untuk di minum.

Lalu ia kembali membaringkan tubuh Putri.  Gadis itu terlihat sangat lemah.

" kamu jangan membuat aku kuwatir Putri." kata Ridho sambil membelai rambut gadis  itu.

"kamu tidur yang tenang ya di sini. Aku akan menjagamu." entah mengapa Ridho tiba-tiba mencium kening gadis itu.

Setelah itu Ridho duduk kebawah dan tangannya menggenggam tangan gadis itu. Hingga akhirnya ia pun tertidur.











BERSAMBUNG..... 😍😇

Dengarlah Bintang HatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang