-16-

1.7K 136 18
                                    

" mama... Papa... Kok gak bilang-bilang mau kesini." 
Saat menuruni anak tangga, Ridho kaget ketika mengetahui orang tuanya sudah berada di ruang tamu bersama Rizki.

" mama kangen sama anak bontot mama... " wanita itu membuka kedua belah tangannya.
Ridho langsung mendekat dan memeluk wanita itu."  Ridho juga kangen ma... " kata Ridho.

" sama papa gak kangen dho. " kata Pria yang berada di sebelah mama.

" ya kangen lah pah. " kemudian Ridho memeluk Pria itu.

" dho... Ayo duduk, papa ingin bicara sama kamu. " papa mengajak Ridho duduk ke sofa dan di ikuti oleh mama dan Rizki.

" mau bicara apa pah... Kayaknya serius." kata Ridho.

" papa ingin bicara tentang masa depan kamu. " kata papa.

" maksud papa... " tanya Ridho penasaran.

" hari ini kalian gak sibuk kan... " kata papa lagi.

" gak pah... Kebetulan gak ada jadwal hari ini. " Rizki langsung menyahut.

" ada kejutan untuk kamu dho, kamu persiapkan diri kamu yah...  Cepat ganti baju sana. Kita gak punya banyak waktu. " papa meminta Ridho segera mengganti bajunya.

walaupun sebenarnya Ridho tidak paham maksud papa. Ia langsung menuju kamarnya, mengikuti perintah dari papa.

" Rizki gak di ajak pah? " tanya Rizki.

" kenapa masih di sini, cepat sana ganti baju mu. " kata papa kepada Rizki.

" siap pak bos. " lalu Rizki meninggalkan orang tuanya, ia menuju ke kamar untuk ganti baju juga.

Setelah semua sudah siap, mereka langsung menuju mobil yang terparkir di halaman. Supir papa langsung membukakan pintu mobil di bagian tempat duduk penumpang untuk mama dan papa. Sedangkan Ridho dan Rizki mengendarai mobil sendiri dan Ridho yang menyetirnya.

Mobil yang membawa papa dan mama berjalan duluan, lalu di susul oleh mobil Rizki dan Ridho. Mereka sudah memasuki jalan raya. Sepanjang perjalanan mobil mereka terus saja beriringan.

Akhirnya mereka pun sampai di tempat tujuan. Mobil mereka berhenti persis di depan rumah itu. Terlihat di sana banyak sekali orang yang datang. Mungkin pemilik rumah itu sedang mengadakan acara. Itu sebabnya banyak tamu yang datang. Terlihat juga ada beberapa wartawan. Mungkin pemilik rumah itu seorang artis juga.

Ridho dan Rizki keluar dari mobilnya. Ridho terdiam sejenak, ia sangat mengenal rumah itu. Ia sering mengantar seseorang ke rumah itu.
" ini kan rumah Salsa. " gumam Ridho.

" Ridho... Kenapa kamu diam saja. Ayo kita masuk. " kata papa ketika melihat Ridho terdiam di tempatnya berdiri.

" iya. " Ridho langsung mengikuti mama, papa, dan Rizki masuk ke dalam rumah tersebut.

Di dalam terlihat banyak sekali orang berkumpul di sana.

" wijaya... Aku senang sekali kamu bisa datang ke sini. " seorang Pria yang seumuran dengan papa langsung mendekat dan memeluk papa. Sepertinya mereka teman akrab.

" aku juga senang sekali bisa bertemu denganmu lagi bastian. Terima kasih undangannya. " kata papa.

" Ridho... Apa kabarmu? " tanya om bastian kepada Ridho.

" baik om.. " jawab Ridho

Kemudian om bastian menyapa mama dan Rizki. Setelah itu om bastian mengajak mereka masuk menuju ke depan para undangan yang sudah hadir. Disana mereka bertemu dengan tante wina ibunda Salsa. Salsa sendiri tidak terlihat sejak tadi. Sebenarnya om Bastian itu ayah tiri Salsa. Tapi,  ia sangat menyayangi Salsa seperti anaknya sendiri.

Om bastian mengambil mic untuk bicara kepada para tamu undangan yang hadir.
" baik semuanya... Acara akan segera di mulai. Sebelumnya saya akan memanggil anak saya. Salsadilla.... "

Salsa menuruni anak tangga, dia memakai gaun berwarna biru yang sangat anggun dan memakai sepatu hak tinggi. Semua mata tertuju kepada wanita yang cantik itu. Salsa terus tersenyum kepada semua yang hadir. Ridho terus menatap wanita itu. Sebenarnya ia bingung, ini acara apa. Salsa tidak pernah memberitahunya. Acara ulang tahun Salsa juga masih lama.

Salsa mendekati Ridho yang masih menatapnya. " terima kasih ya sayang, kamu mau hadir kesini."  kata Salsa di depan Ridho.

Om Bastian kembali berbicara kepada para tamu undangan. " baik semuanya... Karena anak saya Salsa sudah berada di tengah-tengah kita. Saya mulai saja, acara pertunangan anak saya Salsadilla dan Ridho Syafar...." 

" apa!!" Ridho kaget mendengar itu. Sebelumnya tidak ada pembicaraan serius di antara mereka.

"sayang... Kenapa kamu kaget. " kata Salsa sambil menggandeng tangan Ridho.

" lepasin tangan gue sa!!! " Ridho berteriak kepada Salsa.

" kenapa loe jadi begini. Ini acara pertunangan kita. " Salsa tidak mau melepaskan tangan Ridho.

" Ridho, kenapa kamu jadi marah. Bukannya kamu sudah lama pacaran sama salsa. " kata papa.

" tapi saya tidak pernah mencintainya pah. " Ridho bersikeras tidak mau melanjutkan pertunangan itu.

" Ridho!!! Jangan membuat keluarga kami malu. " om Bastian marah kepada Ridho.

" tapi,  saya tidak bisa om.... " Ridho langsung pergi. Ia menerobos kerumunan para tamu undangan.

" Ridho!!! "
Teriakan papa tidak di dengarkan lagi oleh Ridho.

Ketika berada di depan, Ridho langsung di serang oleh para awak media dan wartawan yang hadir di sana.

" Ridho kamu mau kemana? "

" ini kan hari pertunangan kamu. "

" mau pergi kemana? "

" apa pertunangannya batal? "

" apa kamu sudah punya pacar baru? "

Pertanyaan demi pertanyaan keluar dari mulut para wartawan. Ridho merasa pusing, ia tidak bisa menjawab pertanyaan - pertanyaan itu. Pikirannya kacau. Bagaimana ia bisa bertunangan dengan orang yang tidak ia cintai.

" maaf... Saya harus pergi. " Ridho langsung meninggalkan para awak media dan wartawan itu. Ia langsung menuju mobilnya. Setelah masuk ke dalam mobil Ridho terdiam sejenak." kenapa jadi begini... Brengsek!!! " Ridho memukul setir mobilnya. Setelah itu Ridho menyalakan mesin mobil dan menjalankannya. Ridho terus mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia menyalip kanan dan kiri mobil-mobil di depan yang menghalangi jalannya. Ridho terus menambah kecepatan tanpa perduli bahaya apa yang akan mengintainya. Seakan ia tidak perduli lagi dengan nyawanya.

Hp nya berbunyi. Ia sedikit mengurangi kecepatan mobilnya, tapi tetap saja masih kencang. Ridho mengambil Hp nya yang ada di dalam kantong celananya. Sedikit susah karena ia dalam posisi duduk. Matanya terus memperhatikan jalanan. Tanpa sengaja Hp nya jatuh ke bawah.

" kenapa jatuh sih... " gumam Ridho. Lalu ia berusaha mengambil Hp nya di bawah, sambil masih terus menyetir mobilnya." dapat... " katanya kemudian. Ia memperhatikan Hp nya... Tanpa melihat ke depan.

Dari arah berlawanan tiba-tiba datang sebuah truk yang besar. Terlihat sekali sang supir membawa truk itu secara ogal-ogalan dan terlihat kencang. Mungkin supir itu dalam ke adaan mabuk. Sehingga tidak menyadarinya.

Setelah memperhatikan Hp nya. Ridho langsung melihat ke depan. " AAAKKKKHHHH"  Ridho berusaha banting setir. Untung tidak dapat di raih, sial tidak dapat di tolak. Mobil Ridho menabrak pohon. Bagian depannya hancur. Kepala Ridho penuh darah dan ia langsung pingsan.




















Bersambung..... 😢🙁

Dengarlah Bintang HatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang