-22-

1.8K 139 18
                                    

Hari ini Randa tidak bisa menemani Putri. Karena katanya ia akan mengurus kuliahnya. Terpaksa Putri di tinggal sendirian. Seharian Putri hanya berdiam diri di kamar saja. Karena bosan, akhirnya dia mengambil tasnya dan berjalan keluar.

" tante sonya, mput mau pergi dulu ya... " kata Putri kepada tantenya Randa.

" kamu mau kemana mput? " tanya tante Sonya.

" mau jalan-jalan keluar sebentar tante. " jawab Putri.

"  tidak apa-apa kamu pergi sendirian... Tante telepon Randa dulu ya... " kata tante Sonya.

" tidak apa-apa tante. Kasihan kak Randa, dia kan lagi mengurus kuliahnya. Aku pergi dulu tante. " Putri buru-buru pergi.

" iya, hati-hati ya mput. " kata tante Sonya.

Putri berjalan keluar, ia membuka pagar rumah tersebut. Lalu melanjutkan perjalanannya. Kebetulan ada taksi lewat. Ia langsung menyetopnya dan masuk ke dalam taksi itu.

Sepanjang perjalanan Putri diam saja, tanpa memberitahukan kepada supir taksi itu kemana arah tujuannya.

Pak supir itu melirik Putri dari kaca di depannya. " nona mau kemana?"  tanya supir itu, karena ia memang tidak tahu kemana arah tujuan gadis tersebut.

Putri terlihat berpikir sejenak. " kita ke rumah sakit aja pak..."  kata Putri, lalu ia menyebutkan nama rumah sakit yang ia maksud.

Perjalanan di lanjutkan ke tempat tujuan Putri. Hingga akhirnya ia sampai ke rumah sakit. Taksi berhenti di depan rumah sakit. Putri langsung turun dan berjalan di lorong rumah sakit. Ia kesana karena semalaman pikirannya tidak tenang. Putri ingin memastikan apakah Ridho benar-benar sudah melupakannya. Atau hanya alasan Pria itu agar gadis yang ada di sampingnya kemarin tidak sedih.

Putri sudah berada di depan pintu ruangan kamar Ridho. Tiba-tiba langkahnya terhenti. Kali ini ia benar-benar takut. Apa dia bisa menerima kenyataan sepahit apapun itu. " harus bisa mput."  gumam Putri. Dengan perlahan ia membuka pintunya. Setelah pintunya terbuka dan Putri masuk ke dalam. Ternyata di sana hanya ada suster yang sedang merapikan ranjang kosong. " suster, pasien di sini mana?"  tanya Putri.

Suster tersenyum kepada Putri. " dia baru saja pulang bersama keluarganya."  jawab suster.

"apa. Dia sudah pulang. " kata Putri dengan kaget.

" iya, baru saja. " jawab suster.

Tanpa pikir panjang Putri langsung berlari keluar mencari Ridho. Ia terus berlari di lorong rumah sakit. Hingga ia sampai di parkiran. Tapi,  tidak ketemu juga. Hingga akhirnya ia memanggil taksi yang ada di depan berniat langsung menuju rumah Ridho. Putri lari begitu saja Tanpa lihat-lihat situasi. Akhirnya Putri terserempet motor, ia terjatuh dan sedikit luka di sikunya.

Pengendara motor itu langsung berhenti dan mendekati Putri. "nona tidak apa-apa? Maaf, Tadi saya buru-buru."  kata pengendara motor itu.

" tidak apa-apa pak. " kata Putri, sambil meringis menahan sakit di tangannya.

" kita obati dulu ya lukanya, nanti tambah parah. " kata orang itu sambil membantu Putri berdiri.

" tidak apa-apa pak, saya buru-buru. Saya juga minta maaf karena tadi tidak lihat ada motor bapak. " jawab Putri." saya pergi dulu pak. " Putri langsung pergi meninggalkan orang itu. Dan masuk ke dalam taksi.

****

Taksi berhenti persis di sebuah rumah, yang tidak asing lagi bagi Putri. Karena dulu ia memang pernah tinggal di rumah itu dan banyak kenangan yang tidak bisa ia lupakan begitu saja. Putri teringat ketika pertama kali tinggal di rumah itu. Banyak sekali kesalahan yang ia perbuat, sehingga membuat Ridho selalu marah padanya. Dan yang paling ia ingat, di saat Ridho ketakutan karena gelap. Pria itu memeluknya dengan erat. Sejak saat itu Putri selalu takut untuk meninggalkan Ridho. Pria itu pasti akan sangat ketakutan kalau di tinggal sendirian.

Dengarlah Bintang HatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang