-66-

1.3K 105 22
                                    

Hari sudah mulai pagi. Putri pun sudah siap dengan membawa tas berisi pakaiannya. Ia berjalan ke depan rumah. Disana sudah menunggu ibu, kak Nisa, dan Ridho.

" ya ampun sayang... Berat ya... " ujar Ridho saat melihat Putri menghampirinya.

" ya iya lah berat. " balas Putri sambil memanyunkan bibirnya.

" kasihan... Ya udah deh sini, biar aku bantu." Ridho merebut tas pakaian itu dari tangan Putri.

" terimakasih ya boo... " akhirnya Putri memperlihatkan senyumannya kepada Ridho. Lalu ia berpamitan dengan ibu dan kakaknya.

Ibu seperti tidak rela untuk melepaskan Putri. Wanita itu menangis saat memeluk gadis kesayangannya. Tapi, bagaimana pun juga Putri sudah menikah dan ia harus merelakan Putri ikut dengan Ridho, suami anaknya itu.

" ibu jangan menangis dong... Kan Putri juga ikut sedih. " Putri menyeka air mata yang tiba-tiba jatuh dari pelupuk matanya.

" tidak sayang... Ibu tidak menangis kok. " ibu menyeka air mata yang membasahi pipinya." Ridho, ibu titip Putri ya... Jaga dia baik-baik. Jangan sakiti dia. Sampai mati ibu tidak akan rela kalau kamu sampai menyakiti dia. Dia Putri kesayangan ibu. " kata ibu kepada Ridho.

" ibu... Ibu jangan begitu dong. Mput yakin, kak idho tidak akan menyakiti Putri. Kak idho itu orang yang baik. Dia yang selalu menjaga Putri. Jadi, ibu tidak perlu khawatir ya.... Mput pasti akan baik-baik saja bersama kak idho. " kata Putri. Saat dia melihat Ridho seperti takut kepada ibu. Ketika ibu berucap seperti itu.

" iya sayang. Ibu percaya sama kamu." balas ibu.

" ibu tenang saja. Idho janji, kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi. " ujar Ridho.

Ibu pun tersenyum setelah mendengarkan ucapan Ridho yang mencoba meyakinkannya.

" baiklah bu... Idho dan Putri pulang dulu. " Ridho mencium tangan ibu. Setelah itu Putri juga ikut mencium tangan ibu. Dan akhirnya mereka pun beranjak meninggalkan rumah tersebut.

Ridho dan Putri berjalan kaki melewati jalan sempit untuk menuju ke tempat parkir mobil Ridho. Karena memang kendaraan roda empat tidak bisa melewati jalan tersebut. Jadi, Ridho sengaja menitipkan mobil yang ia gunakan di depan rumah warga yang ada diujung jalan.

" silahkan masuk tuan Putri. " Ridho membukakan pintu mobil untuk Putri, ketika mereka sudah berada disamping mobil tersebut.

" makasih boo  ... " balas Putri.

Mereka berdua langsung melanjutkan perjalanan ke kota. Sepanjang perjalanan Putri terus saja bicara, menceritakan apa yang ia lakukan selama di desa ibunya. Gadis itu terlihat sangat bahagia dan menikmati perjalanan pulang. Ridho yang duduk disamping Putri hanya bisa diam dan tersenyum. Ia juga sangat bahagia bisa membawa Putri pulang ke rumahnya.

****

Sesampainya dirumah, Ridho langsung memarkirkan mobil dihalaman depan. " akhirnya sampai juga. Benar-benar perjalanan yang sangat melelahkan." kata Ridho. Lalu ia melirik ke arah Putri yang tertidur disampingnya. Ia hanya tersenyum dan berusaha untuk membangunkan Putri. " sayang... Bangun dong... Kita sudah didepan rumah." ujar Ridho pelan sambil membelai lembut rambut Putri.

" hmmm.... " Putri berusaha membuka mata yang terasa sangat berat. Ia terlihat sangat mengantuk.

" bangun dulu yuk... Nanti lanjut lagi tidurnya. " kata Ridho. Ia duluan keluar dari dalam mobil. Lalu membukakan pintu mobil untuk Putri." ayo sayang... " Ridho pun membantu Putri untuk keluar dari dalam mobil. Kemudian menutup pintunya." sebelum masuk... Tutup matanya ya. " Ridho langsung menempelkan kedua telapak tangannya kemata Putri.

Dengarlah Bintang HatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang