-56-

1.6K 99 15
                                    

" Salsa, tunggu..."
Ridho berusaha mengejar Salsa. Tapi,  wanita itu sudah menyetop taksi yang kebetulan lewat.

Pria itu terus memukul-mukul kaca pintu mobil taksi tersebut sambil berlari, ia berharap si supir mau menghentikan laju mobilnya. Namun, sepertinya Salsa meminta supir itu untuk terus jalan meninggalkan Ridho. Hingga akhirnya mobil sudah benar-benar menjauh tanpa perduli dengan Ridho.

" kenapa sih dia... " ujar Ridho bicara sendiri. Sebenarnya ia penasaran dengan apa yang terjadi dengan Salsa. Wanita itu benar-benar tidak seperti biasanya. Selain di pipi, Ridho juga melihat beberapa lebam di bagian tangan Salsa. Tanpa pikir panjang lagi, Ridho langsung berlari menuju mobilnya dan berusaha mengejar taksi yang membawa Salsa. Walaupun sebenarnya Ridho sangat membenci Salsa, tapi di sisi lain ia juga penasaran dengan apa yang terjadi dengan wanita itu dan dia harus tahu.

Mobil Ridho langsung melesat dengan cepat, ia berharap bisa menyusul Salsa. Beberapa kali ia kehilangan jejak taksi itu. Tapi kemudian bisa menemukannya lagi. Saat di lampu merah, Ridho hampir kembali kehilangan jejak taksi itu. Beruntung dengan cepat ia bisa menyusulnya. Setengah jam sudah berlalu. Sepertinya taksi itu tidak ada niatan untuk berhenti. Hingga akhirnya taksi tersebut berbelok memasuki area apartemen. Salsa terlihat turun dari dalam mobil taksi. Sebelumnya ia melihat ke kanan dan ke kiri. Lalu masuk ke dalam apartemen.

Sebelumnya Ridho mencari tempat parkir terlebih dahulu. Lalu masuk ke dalam apartemen menyusul Salsa. Ia sedikit berlari agar bisa dengan cepat menemui Salsa. Ia memasuki lift untuk menuju kamar wanita tersebut.

Saat ini Ridho sudah berdiri di depan pintu apartemen milik Salsa. Ia menarik nafas nya, lalu menghembuskannya secara perlahan. Setelah itu ia mulai memencit belnya.

Ting... Tong...

Dengan perlahan pintu terbuka. Terlihat lah wajah seorang wanita. Wajah itu masih murung. Ia mengangkat dagunya untuk melihat siapa yang berdiri di depan pintu.

" Ridho. " ucap wanita itu. Ketika menyadari siapa orang yang berdiri di depannya. Salsa langsung ingin kembali menutup pintunya. Namun di tahan oleh Ridho.

" Sa... Cerita sama gue, sebenarnya ada apa?" desak Ridho dengan tangannya yang masih menahan pintu.

" sudah lah dho. Loe pulang saja. Gue gak penting juga buat loe. " Salsa berusaha menutup pintunya.

" SALSA!!!! " bentak Ridho.

Entah mengapa Salsa langsung lari menuju sofa hitam yang ada di sana. Ia menjatuhkan tubuhnya dengan kasar ke atas sofa dan menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Sepertinya ia menangis.

Tidak menunggu lama, Ridho langsung berjalan menghampiri Salsa. Ridho menghembuskan nafasnya dengan kasar. Lalu duduk di samping Salsa. " maafkan gue."  ucap Ridho.

Salsa membuka telapak tangannya yang tadi menutupi wajah. Dan sekarang Terlihat lah wajah yang berlinang air mata." gue benci sama loe dho. Gue benci sama diri gue sendiri. Gue benci hidup gue!! Gue benci!!! Hiks... " Salsa memukul Ridho, lalu memukul dirinya sendiri dan air matanya semakin deras mengalir di pipi.

" Salsa... Sudah... " Ridho berusaha menenang kan Salsa dengan mencoba memeluk tubuh wanita itu.

" jangan sentuh gue dho!!! Gue sudah tidak berharga lagi!!! " Salsa mendorong Ridho.

" Salsa... " Ridho kembali berusaha memeluk tubuh Salsa.
Salsa tidak bisa berontak lagi karena pelukan Ridho yang sangat kuat. Hingga akhirnya ia pasrah.

" hiks... Hiks.... " Salsa masih terus menangis di dalam pelukan Ridho.

" sudah, jangan menangis lagi. Gue di sini untuk jadi teman loe. " Ridho masih berusaha menenangkan Salsa." lupakan saja masalah kita yang dulu. Gue di sini ingin membantu loe. Kalau loe ada masalah, cerita saja sama gue. Gue siap jadi pendengar loe. " ujar Ridho.

Dengarlah Bintang HatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang