Part 24

2.4K 79 0
                                    

Pada saat nanti kau akan
mengerti tentang diamku
yang mungkin tak mudah
kau pahami

*****

Saat ini SMA Garuda Jaya akan melaksanakan perlombaan antar sekolah sesuai beberapa hari yang lalu. Sekarang Gio dkk tengah di beri pengarahan oleh pelatih mereka agar permainan nanti tidak ada yang lengah melawan musuh mereka

“Bapak harap kalian semua bisa memenangkan perlombaan ini, cara nya mudah kalian harus bekerja sama terutama untuk kalian berdua Gio dan Regan. Bapak cuman mau kalian tetap fokus sama perlombaan ini tidak ada satu dari kalian semua yang melenceng dari perlombaan ini. Tetap fokus, mengerti ! “ ucap pelatih tersebut dan mendapat respon baik dari murid murid nya
Mereka semua sudah siap untuk melawan musuh nya, terutama Gio dia sudah muak dengan kelakuan SMA Pelita yang terus terusan membuat ulah contoh nya saja sekarang, dia menerima tantangan SMA Pelita karena dia tidak ingin nama baik sekolahnya di hancurkan begitu saja. Gio sudah lama mengenal asal usul SMA Pelita mulai dari luar sampai dalam mereka melakukan ini hanya karena ini karena setiap pertandingan SMA Pelita selalu kalah dalam perlombaan apapun.
Pertandingan akan segera di mulai, Gio dkk berjalan ke tengah lapangan dan di susul oleh tim lawan mereka. Setelah sampai Gio menatap ketua basket SMA Pelita dengan tajam.

“Halo Al kita ketemu lagi” ucap ketua basket dengan menatap Gio dengan sinis

“Apa mau lo Ethan”ucap Gio dingin seraya menatap Ethan dengan tajam. Iyap ketua basket SMA Pelita adalah Ethan, masih ingat kan dengan Ethan yang pernah balapan mobil dengannya

“Mau gue, tim lo harus kalah dan satu lagi serahin Vinia sama gue”ucap Ethan yang kalah dinginnya

“Tim gue nggak akan kalah sama tim lo yang pengecut itu. Dan soal Vinia, ambil aja gue udah muak sama dia gue nggak peduli”ucap Gio santai dan berjalan mundur karena perlombaan akan segera dimulai

Gio dan Ethan sama sama menatap satu sama lain dengan tatapan musuh, di tengah mereka sudah ada wasit yang memegang bolanya dengan mengarahkan ke atas. Saat bola tersebut dilemparkan ke atas bersamaan bunyi peluit Gio dan Ethan langsung melompat merebut bola tersebut, dan pada akhirnya Gio lah yang mendapat bola tersebut. Ethan yang melihat itu geram kemudian dia akan melakukan rencana licik nya.

Pertandingan mereka sangatlah sengit, skors kedua nya 34-30. Gio tetap mempertahankan permainan ini meski dia merasa sesuatu yang akan menimpanya.Saat ingin melemparkan bola itu kearah ring tiba tiba Ethan mendorong Gio dari samping membuat keseimbang Gio runtuh dan jatuh kepala nya membentur batu yang berada di samping nya entah batu itu dari mana asalnya. Penonton melihat  Gio terjatuh berteriak histeris tak luput juga teman teman Gio yang terkejut terdapat darah yang mengalir dari kepala Gio. Akhirnya pertandingan ini selesai dan tetap saja pemenangnya adalah SMA Garuda Jaya.

“Bangsat ! Lo kalo main yang bener dong, lihat temen gue jatoh gara gara lo !”seru Ezra yang tiba tiba mendorong tubuh Ethan membuat Ethan tersenyum miring

“Bukan salah gue, temen lo aja yang nggak becus nglemparnya” ucap Ethan santai

Ezra yang geram dengan Ethan ingin memukul wajah nya tetapi niat nya urungkan karena Azka menahan tangan Ezra agar tidak membuat masalah. Kemudia Azka menarik tangan Ezra untuk meninggalkan Ethan dkk menuju UKS melihat keadaan Gio.

“Ini nggak seberapa yang lo pikirin Al, gue akan membuat rencana licik buat lo agar lo tau rasanya kehilangan orang yang lo sayang” gumam Ethan dengan tersenyum smirk kemudia dia keluar meninggalkan sekolah musuh nya itu

Di tempat lain Reina melihat Gio yang tak sadarkan diri mulai khawatir gara gara dia terjatuh sewaktu pertandingan bola basket tersebut. Dia terus menerus mengecek keadaan Gio memastikan Gio tidak papa. Awalnya Reina malas melihat perlombaan basket itu tetapi sahabat nya ngotot untuk menemani nya akhirnya Reina dengan terpaksa mengikuti kemauan Tasya. Setelah sampai di lapangan mata Reina membulat sempurna lantaran dia melihat Gio yang sudah tergeletak di tanah dengan kepalanya yang sudah mengeluarkan darah. Buru buru Reina mengikuti Gio yang sudah di bawa UKS

“Udah lah Rei lo nggak usah panik gitu kak Gio gak bakal kenapa kenapa. Dokter juga bilang gitu tadi” ucap Tasya mengingatkan sahabat nya untuk diam sejenak

“Tapi ini sudah 1 jam lebih kak Gio nggak bangun bangun Tas, aku takut dia kenapa kenapa. Apa jangan jangan dia koma ya terus amesia” ucap Reina yang terlalu mendramatis membuat Tasya memutar bola matanya dengan malas

“Kalo beneran itu terjadi kenapa. Takut ya kalo kak Gio ngelupain lo” ucap Tasya yang menggoda Reina membuat pipi Reina sudah merah padam dia tidak berani menjawab

“Itu kenapa pipi neng merah” ucap Tasya yang menusuk pipi Reina yang sudah merah padam. Reina dengan cepat menyingkirkan tangan Tasya dari pipi nya. Tiba tiba suara Gio membuat kedua gadis itu menoleh kearah nya

“Kak Gio nggak papa kan. Nggak ada yang sakit di kepala nya, terus kak Gio masih ingat sama aku kan kak Gio nggak lupa sama aku dan temen temen kakak” ucap Reina bertubi tubi membuat Gio mengkerut alis sambil menatap Reina lekat lekat

Belom sempat menjawab suara yang berasal dari pintu masuk membuat mereka bertiga menoleh kearah sumber suara tersebut

“GIIOOOO BEBEB GUE SAYANG lo nggak papa kan, kepalanya gak ada yang sakit” seru Ezra yang tiba tiba masuk tanpa mengetuk dulu. Azka yang berada di belakang nya langsung menjitak kepala Ezra cukup keras membuat
Ezra mengaduh kesakitan

“Geli gue dengernya bego. Ngapain juga lo teriak teriak ini sekolah bukan hutan kalo mau teriak noh ke hutan aja bareng sama kembaran lo” ucap Azka merasa kesal dan berjalan masuk mendahalui Ezra

“Kembaran gue? Maksud lo monyet kembaran gue gitu” ucap Ezra menatap Azka sinis

“Menurut lo” ucap Azka bertanya balik dan menatap Gio

“Sialan” ucap Ezra kesal dan langsung duduk di kursi yang berada di ruangan UKS
Azka tidak menjawab pertanyaan Ezra melainkan melihat menatap Gio seraya intens

“Lo gak papa yo , lo gak amesia kan” ucap Azka seraya mengkerutkan keningnya lantaran Gio hanya diam tidak bersuara sama sekali. Kemudian Gio hanya menggeleng gelengkan kepalanya tandanya dia tidak papa, namun Gio bangkit dari brangkar tersebut untuk keluar dari ruangan laknat itu.

“Eh eh kak Gio mau kemana. Kan kak Gio masih sakit jangan banyak gerak dulu kak” ucap Reina yang ingin memegang tangan Gio tetapi Gio menghindar dan menatap Reina dengan tatapan tajam

“Bukan urusan lo” ucap Gio dingin saat kemudian dia langsung keluar dan meninggalkan sahabat nya. Reina yang merasa di acuhkan seperti itu sama Gio terbesit rasa kecewa di hatinya

“Maafin Gio Rei, dia emang gitu orang nya. Jangan dimasukkan dalam hati ya” ucap Azka seraya mengerti perasaan Reina

“Iya gak papa kok kak. Iyaudah kalo gitu aku pamit pulang dulu udah sore juga, Tasya aku pulang duluan ya sampai ketemu besok” ucap Reina dan langsung keluar untuk pulang karena hari mulai gelap

*****

Haiii aku update lagi , maaf ya kalo lama soal nya aku masih banyak tugas dan ulangan sorry 🙏

Jangan lupa VOTE dan COMMENT yaa
See you ❤

Stay (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang