Part 38

2.2K 67 0
                                    

Happy Reading !!

****
Saat dokter telah pergi mereka semua langsung melihat keadaan Reina. Zevan dan Gio hanya diam melihat kondisi Reina saat ini pikiran mereka di buat ombang ambing. Perlahan Zevan menghela nafas panjang dan berjalan menuju adiknya yang terbaring lemah di atas kasur, dia duduk sambil memegang tangan Reina

“Please don't go Reina! Kakak yakin kamu bisa nglewati ini semua, jangan tinggalin kakak sendirian disini Rei” tangis Zevan seketika pecah dia menundukkan kepalanya di tangan sang adik dengan air mata yang mengalir di pelupuk matanya.

Azka yang melihat itu mengerti apa yang dirasakan oleh Zevan meskipun dia tidak pernah merasakan serapuh ini di posisi Zevan, perlahan Azka berjalan kearah Zevan

“Yang tabah kak ini semua ada hikmah nya, yang penting kakak perlu berdoa untuk kesembuhan Reina agar dia cepat sadar dan berkumpul lagi bersama kita” ucap Azka seraya menpuk pundak Zevan kecil

5 month later

Sudah lama Reina tidak bangun dari koma nya membuat Zevan dan para sahabat nya hanya bisa pasrah jika Reina harus pergi meninggalkan nya kecuali Gio, dia yakin suatu saat nanti Reina akan membuka matanya kembali dia tidak akan secepat ini pergi darinya.

Sekarang mereka tengah berada di ruangan Reina dan menatap Reina dengan sendu, Tasya dia hanya bisa menangis dalam pelukan kekasih nya dia tidak tega melihat sahabat nya seperti itu, ingin dia memutar waktu tetapi itu mustahil baginya. Tiba tiba mereka dikejutkan dengan pergerakan jari jari Reina dan perlahan mata Reina terbuka, Zevan yang melihat adiknya sudah sadar langsung memencet tombol yang terhubung dengan ruangan dokter kemudian tak lama dokter tersebut datang dan memeriksa keadaan Reina

“Kamu ingat nama kamu siapa” tanya dokter tersebut dan di jawab dengan anggukan kepala oleh Reina

“Syukurlah, selamat ya kamu sudah sadar kondisi kamu sudah lebih baik. Dan jangan terlalu banyak gerak” ucap dokter itu yang telah memeriksa keadaan Reina lalu dia keluar dari ruangan Reina

“AAAAA ….. gue kangen banget sama lo Rei, gue khawatir lo gak bangun dari koma” pekik histeris Tasya seraya memeluk Reina membuat Reina meringis kesakitan langsung saja Tasya melespaskan pelukan nya dari Reina sambil menyengir tanpa dosa

“ Bego lo Reina baru aja bangun dari koma nya langsung peluk peluk ! kalo dia kenapa kenapa gimana Tasya” geram Zevan yang menatap Tasya dengan tajam

“Iyakan gue kangen sama Reina. Secarakan Reina udah lama di rawat rumah sakit ini, dia udah gak pernah ngumpul bareng sama kita ya wajar dong kalo gue meluk dia” ucap Tasya yang tak kalah tajam nya dengan Zevan

“Iya tapi gak usah kenceng kenceng gitu. Arghh gue pusing lama lama debat sama lo ! enyah sana lo dari muka bumi ini” gerutu Zevan seraya berjalan kearah Reina . sedangkan Tasya hanya mencebik sebal
Zevan menatap adik kesayangan nya dengan lembut sesekali dia mengelus rambut Reina dengan sayang membuat sang pemilik rambut mendongak kepalanya menatap Zevan

“Kamu lama banget sih bangun nya dek, suka banget ya bikin semua orang khawatir sama kamu. kamu tahu gara gara kamu gak bangun kakak hampir gila kalo kamu bener bener ninggalin kakak. Kakak belom siap jika kamu harus ninggalin kakak Rei, rumah bakalan sepi kalo gak ada kamu kehidupan kakak juga akan kosong tanpa ada nya kamu dek” ucap Zevan yang sudah menitikkan air mata nya

Reina yang melihat kakak nya menangis membuat hatinya sakit, dirinya juga gak rela jika suatu saat nanti dirinya akan pergi meninggalkan kakak nya seorang diri. Lalu dia menghapus air mata Zevan dengan ibu jarinya, Reina yang ingin bangkit di bantu oleh Zevan

“Boleh tinggalkan kamu berdua” mohon Reina pada para sahabat nya kemudian mereka keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Zevan dan Reina. Setelah mereka sudah keluar Reina langsung memeluk kakak nya dengan kuat dengan isakan tangis

Stay (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang