[Chapter 6] Gadis Peramal

4.8K 690 197
                                    

"Katakan, kenapa anda mengeluarkan saya dari Scouting Legion?!" Ucap [Y/n] parau setelah berhasil menggebrak meja yang menjadi satu-satunya penghalang diantara ia dan pria berambut pirang itu.

Erwin sontak berdiri dari kursinya dan menatap heran ke arah gadis yang kini mulai sesegukan.

"Saya tahu saya lemah, saya bahkan hampir gila setelah pulang dari ekspedisi pertama." Lanjut [Y/n], kini dengan intonasi sedih dan suara yang sedikit serak. Matanya mulai buram akibat air mata.

"Saya juga tahu, anda berhak mengeluarkan siapapun dari Scouting Legion. Tapi, saya mohon, jelaskan, kenapa anda mengambil keputusan ini begitu cepat?!" Gadis itu sudah tidak bisa menahan air matanya. Melihat [Y/n] dengan keadaan seperti itu langsung membuat tubuh Erwin bergerak cepat memutari meja dan menarik gadis itu ke dalam dekapannya.

Erwin membiarkan gadis itu meluapkan emosinya. Di saat seperti ini, yang bisa dilakukannya hanyalah membelai lembut surai [H/c] gadis itu. Tidak beberapa lama, keadaan kembali tenang. Hal ini membuat kecanggungan meliputi atmosfer di sekeliling mereka.

Erwin beranjak dan menarik halus tangan [Y/n] sehingga gadis itu berdiri dengan tegak. Setelahnya, dengan perlahan Erwin menuntun gadis itu berjalan kerah sofa di pojok ruangan dan mendudukkannya disana.

"Kau ingin minum?" Tanya Erwin dengan hati-hati dan disambut dengan gelengan lemah [Y/n].

Erwin tersenyum tipis dan duduk disamping [Y/n]. Sebelah tangannya menepuk pelan pundak gadis itu yang kini tengah terlihat sangat frustasi.

"Jadi, sekarang biskah kau bercerita kenapa kau datang ke ruanganku secara tiba-tiba dan mengamuk seperti tadi?" Tanya Erwin, tentu saja dengan suara lembut namun tegas seperti biasa. Mendengar itu, [Y/n] beralih menatap Erwin dan mengernyitkan dahi kebingungan.

"Bukankah anda menyuruh Sasha memanggil saya kemari?" Tanya [Y/n] kembali dan ditanggapi anggukan singkat sang Commander.

"Apakah Sasha mengatakan bahwa aku akan mengeluarkanmu dari scouting legion?"

Mendengar itu, mendadak [Y/n] terdiam. Otaknya memutar kembali dan menyusun beberapa informasi yang berhamburan di kepalanya.

Mendadak, wajah gadis itu memerah setelah menyadari apa yang ia lakukan tadi. Seumur hidup, baru kali ini dirinya berani membentak orang yang usianya mungkin terpaut hampir 20 tahun darinya itu.

Tiba-tiba, telinganya menangkap suara terkekeh pelan. Ya, sangat pelan sampai-sampai suara itu hampir lolos dari pendengaran [Y/n].

"Sepertinya 'ramalan'mu kali ini meleset, [Y/n]." Sontak saja gadis itu segera menyembunyikan wajahnya dengan telapak tangannya setelah mendengar tutur kata pria di sampingnya ini.

Puk

Sebuah telapak tangan menepuk halus kepala gadis itu, membuat [Y/n] memberanikan diri mengangkat wajahnya dan menatap Erwin. Sebuah senyuman hangat mengambang di wajah pria bersurai pirang itu.

"Tidak apa-apa. Aku mengerti keadaanmu sekarang, [Y/n]. Traumamu mungkin saja sering membuatmu berpikir negatif dan membuatmu hilang kendali." Ujar Erwin tanpa sedikitpun perasaan jengkel atau apapun itu setelah diteriaki cadetnya sendiri.

"J-jadi... Saya tidak jadi dikeluarkan?" Cicit [Y/n] pelan tanpa berani menatap wajah sang Commander.

"Siapa yang tega mengeluarkan gadis manis sepertimu dari Scouting legion, hm?" Pria pirang itu berucap hangat diiringi belaian lembut pada puncak kepala [Y/n] yang kini wajahnya terlihat memerah sempurna.

Triangle Love? No, This Is Square! [Levi x Reader x Eren x Erwin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang