[ Chapter 33 ] "Who Are You?"

655 111 24
                                    

"Argh, sialan! Berhenti mengejarku!"

Lengkingan itu memenuhi ruang gelap gulita. Dimana dirinya sekarang terbangun dengan besi dingin yang melingkar di kedua kakinya.

"[Y/n]?! Kau sudah bangun? Apa yang terjadi?!"

Suara Hanji terdengar begitu dekat. Berikut suara decit pintu besi yang begitu memekakkan telinga. [Y/n] yang baru terbangun itu langsung mendapatkan pelukan dari seniornya. Berkali-kali, Hanji mengatakan kata-kata yang ia rasa bisa menenangkan gadis ini.

"Siapa yang mengejarmu, huh? Apakah kau bermimpi buruk?" Hanji masih saja memeluknya erat. Sementara [Y/n] tersengal dengan keringan dingin mengalir turun dari pelipisnya.

Tidak lama kemudian, suara derap langkah terdengar mendekat ke arah mereka. [Y/n] seketika meringkuk sembari mencengkram kemeja Hanji dengan kuat. Ia sangat takut, derap langkah itu entah kenapa membuatnya seolah mengalami deja vu.

"Ada apa ini? Kenapa kalian ribut sekali?" Suara Levi terdengar tidak jauh dari mereka. "Aku bahkan bisa mendengarnya dari ujung koridor."

Dari remang lentera yang dibawa Levi, [Y/n] bisa melihat dengan jelas setajam apa sorot mata yang kini tertuju ke arahnya. Tidak sampai satu detik ia dan korporal itu beradu tatap, yang lebih muda langsung mengalihkan pandangannya.

Hanji rupanya mengabaikan kedatangan si prajurit terkuat. Tangannya dengan cekatan melepaskan besi yang melingkar di pergelangan kaki [Y/n]. Entah apa telah yang terjadi, tapi [Y/n] bisa merasakan adanya tensi buruk di antara mereka berdua.

"Ayo, [Y/n], kita pergi ke ruanganku. Kau pasti lapar, bukan? Aku akan membuatkan sesuatu—"

"Siapa yang memberimu izin untuk mebawa bocah ini?"

Pertanyaan Levi malah direspon dengan sikutan Hanji. "Abaikan, anggap saja dia tidak ada." Ucap Hanji kepada [Y/n] sembari melirik satu-satunya pria yang ada di sana.

Sebelum Levi sempat membuka mulut lagi, Hanji bergegas menarik lengan [Y/n] dan menuntunnya pergi dari sana. Levi tidak tinggal diam, pria itu menyusul Hanji dan langsung melepaskan tautan tangan mereka.

"Apa-apaan kau ini?!" Hanji sedikit meninggikan suaranya. Tapi kali ini, giliran Levi yang mengabaikannya.

"Persetan dengan latar belakang anak ini. Kutegaskan sekali lagi, dia tidak pantas diperlakukan istimewa." Levi berujar dingin dan melemparkan tatapan tajamnya ke arah wanita berkuncir itu.

Jujur saja, Levi sedikit muak dengan tingkah Hanji akhir-akhir ini. Semenjak bocah ingusan ini kembali, Hanji mati-matian menjaga anak itu dan sering kali melupakan tugasnya sebagai komandan yang baru.

Bahkan, Hanji secara terang-terangan menentang hukum dengan tidak menempatkan [Y/n] di dalam sel. Tentu saja itu menimbulkan perseteruan hebat antara Levi dan Hanji. Hingga akhirnya Levi mengalah dan membiarkan wanita berkacamata itu merawat [Y/n] di ruangan kesehatan. Dengan catatan: [Y/n] dipasangi borgol, atau setidaknya diberikan pemberat di kedua kakinya.

Berbeda dengan Hanji yang memperlakukan [Y/n] dengan lembut, Levi malah menyeret gadis kecil ini dengan kasar. [Y/n] sungguh kebingungan, ia benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi.

"L-Levi, tanganku— sakit...." [Y/n] meringis, tangannya benar-benar seperti tengah diremukkan sekarang.

Pria itu mengerutkan keningnya. Entah kenapa dirinya tidak menyukai bagaimana cara bocah yang satu ini berbicara kasual dan memanggilnya dengan nama secara langsung.

"Kau ini tuli, hah?! Kau tidak dengar dia sedang kesakitan?!" Hanji yang berhasil menyusul mereka berusaha menghentikan langkah pria itu. Namun usahanya berbuah nihil.

Triangle Love? No, This Is Square! [Levi x Reader x Eren x Erwin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang