"Apakah Uri Reiss benar-benar ayahku? Kau tidak berbohong, kan?"
Jujur saja, Kenny hampir tertawa mendengar pertanyaan itu. Ditatapnya ekspresi polos si tuan putri kecil sembari memasang senyum misterius. Merasa salah bicara, [Y/n] mencoba memperbaiki kalimat yang tadi ia ucapkan.
"M-maksudku, kami bahkan tidak mirip satu sama lain—"
"Ya... Aku tahu kau akan bertanya ini, cepat atau lambat. Tapi sepertinya ini memang sudah waktunya."
[Y/n] menelan ludahnya. Ia sebegitu tidak sabarnya mendengar jawaban apa yang akan diucapkan pria ini. Binar antusias bahkan sudah terlihat di kedua manik [E/c] miliknya.
"Uri bilang dia menemukanmu di gereja. Kau diterlantarkan seseorang ketika hari berdo'a, setidaknya itu yang aku dengar darinya."
Mendengar hal itu, raut wajah [Y/n] berangsur muram. Pikirannya menyimpulkan, dari cerita itu berarti ia tidak memiliki hubungan darah sama sekali dengan Uri Reiss. Sekarang niatnya untuk terjun dalam perebutan tahta mulai goyah.
Kenny yang melihat perubahan ekspresi [Y/n] mulai mengerti. Gadis kecil ini mulai memertanyakan keputusannya karena fakta yang ia katakan tadi. Ini tidak boleh terjadi, mereka sudah sampai sejauh ini.
"Tapi siapa tahu Uri mengatakan itu untuk menutupi hubungan gelapnya dengan seseorang, bukan?"
Jawaban Kenny malah membuat [Y/n] semakin merengut. Kemungkinan itu malah terdengar semakin buruk di telinga sang gadis. Langkahnya berhenti, sembari kedua maniknya menumbuk pada marmer kelabu di bawah kakinya.
"[Y/n]? Ada apa?" Kenny ikut menghentikan langkahnya. Pria jakung itu memutar tubuh sembari sedikit membungkuk demi menatap lurus ke arah semburat [E/c] sang gadis.
"Lalu... Apa yang akan dikatakan orang jika tahta diisi oleh anak sepertiku?"
Helaan nafas terdengar. Kenny menyerah, gadis kecil yang satu ini rupanya begitu terpaku pada komentar orang-orang.
"Memangnya kenapa? Rivalmu juga memiliki status yang sama jika kemungkinan kedua tadi benar adanya." Kalimat itu membuat kening [Y/n] berkerut untuk kesekian kalinya.
"Rival? Apa itu artinya ada pewaris lain selain diriku?"
Kenny terkekeh pelan. Ia sendiri bahkan lupa memberitahu [Y/n] mengenai pewaris lain yang akan 'bertarung' dengan gadis itu.
Lucu sekali..."Ya, sepupumu. Putri dari hubungan terlarang Rod Reiss." Jawaban Kenny terdengar santai, namun itu cukup untuk mengukir senyum getir di wajah [Y/n].
Ironi, kudeta yang awalnya bertujuan untuk menyingkap tabir buruk para elitist dan pion politik kini berbalik menyerangnya. Tirai yang selama ini menutupi keburukan keluarga bangsawan sekarang perlahan terbuka lebar di hadapan matanya.
Sebuah helaan nafas keluar, [Y/n] sudah tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan. Tahta yang entah sejak kapan menjadi target utamanya kini terlihat begitu kotor dari sudut pandangnya.
Ditengah kalut batinnya, mendadak lengan Kenny terasa mendorong punggungnya. Memaksanya berjalan, serta membuyarkan segala kalut di dalam kepalanya.
"Sudah, bukan saatnya untuk memikirkan hal ini." Ucapan itu menjadi penutup mutlak dari obrolan mereka.
Pagi itu, setidaknya [Y/n] berharap agar setelah ini tidak ada kekacauan lagi. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya, ia tidak bisa berpikir sekarang. Sebutlah karena ia sama sekali tidak tidur dan perutnya tengah kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle Love? No, This Is Square! [Levi x Reader x Eren x Erwin]
FanficCover by: @gincerman Terjebak didalam cinta segitiga? Itu sudah biasa. Bagaimana jika terjebak dalam cinta Persegi? Antara Aku, Kamu, Dia, dan Dirinya. SLOW UPDATE! ~~~~~ All Characters belongs to: Isayama Hajime-Sensei. And this fanfiction is min...