[Chapter 11] Another Day

1.8K 246 19
                                    

Sore hari itu, [Y/n] tengah duduk melamun di sebuah hutan dekat asrama mereka. Memang, sebelumnya dia sempat tumbang dan tak sadarkan diri. Namun beberapa saat yang lalu gadis ini merasa kembali pulih dan disuruh beristirahat di kamarnya.

Tapi bukan [F/n] [L/n] namanya jika ia menurut begitu saja dan hanya berbaring di kasurnya sepanjang hari. Secara diam-diam, ia menyelinap keluar ketika Mikasa— teman sekamarnya dipanggil latihan oleh para prajurit Survey Corpse.

Memang itu cukup beresiko jika ia tertangkap keluar dari kamarnya. Terlebih ketika jam-jam latihan seperti ini. Selain di cap telah menipu senior dengan berpura-pura sakit, [Y/n] juga akan dihitung melakukan tindakan bolos dan akan dikenakan sanksi.

Ya... Walau [Y/n] sebenarnya memang sedang sakit.

Selama melamun, pikiran gadis itu mengembara kemana-mana. Namun itu semua tidak jauh dari ramalannya yang meleset di tempo hari. Erwin benar, Annie adalah sosok female titan. Dan itu membuatnya semakin geram. Dan tidak lupa dengan fakta mengejutkan tentang tembok raksasa yang mengelilingi mereka ternyata diisi oleh para titan.

"ARGH!!"

Gadis itu mengacak rambutnya sembari menjatuhkan tubuhnya di atas hamparan rumput. Perlahan ia memejamkan matanya dan menutup wajahnya dengan pergelangan tangannya.

Informasi di otaknya kacau, dan kepalanya bertambah pusing. Ya, salahnya, harusnya ia tidak memikirkan hal-hal itu sekarang. Tapi otaknya terus memaksanya untuk menghubungkan informasi-informasi tersebut.

Namun saat ia mencoba menenangkan diri, suara langkah kaki yang bergesekan dengan rumput menyapa telinganya. Baru saja ia ingin membuka mata dan mencari tahu pemilik langkah tersebut, namun suara baritone yang sangat tidak ingin dia dengar mendadak ditangkap oleh indra pendengarannya.

"Yang tadinya seperti orang sekarat sekarang sudah sehat, hm?"

'sial...' Tentu saja [Y/n] tahu orang yang berbicara itu adalah Levi. Sekarang ia hanya bisa mengumpat didalam hati dan berharap Pria ini menghilang dari tempat ini.

Dan menghilang di kehidupannya juga, jika itu memungkinkan.

Namun sepertinya doanya tidak dikabulkan. Ia malah merasa pria itu semakin mendekat dan kini duduk di sampingnya. Refleks, [Y/n] memiringkan badannya— membelakangi Levi yang duduk di smping kirinya.

"J-jangan duduk. Disana kotor..." Ucap gadis itu secara hati-hati dengan niat mengusirnya.

"Lalu aku harus duduk dimana? Memangnya kau kuat memangku ku?" Jawab korporal itu ketus.

Sontak, [Y/n] mendudukkan dirinya dan menatap tajam ke arah Levi.

"Tidak pernah ada sejarahnya perempuan memangku laki-laki!" [Y/n] tidak mau kalah. Namun Levi hanya tersenyum meremehkan dan segera mengalihkan pandangannya seakan-akan malas berdebat dengan gadis yang satu ini.

Suasana mendadak menjadi hening. Hembusan angin dan pemandangan mata hari terbenam menjadi pengisi latar di kala itu.

"Err... Jika boleh tahu, kenapa anda kemari?" Akhirnya [Y/n] terpaksa membuka topik. Sebenarnya dia juga tidak berharap pria disampingnya ini menjawab pertanyaannya.

"Hanji mengamuk." Jawabnya singkat. Dan sukses membuat gadis bersurai [H/c] itu menoleh menatapnya.

"Dananda kabur—?"

"Tidak, dia 'mengusirku'."

[Y/n] Terdiam. Baru kali ini ia tahu bahwa masih ada manusia yang berani 'mengusir' sang prajurit terkuat ini.

Triangle Love? No, This Is Square! [Levi x Reader x Eren x Erwin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang