[Chapter 7] Commander?

4.3K 597 97
                                    

Pagi telah tiba, menyelimuti perkotaan dengan cahaya temaram nan hangat. Sepagi itu jugalah, [Y/n] sudah berdiri didepan pintu kamarnya dengan pakaian yang rapi.

Dengan dibalut stelan kemeja putih dan rok biru panjang berlipit serta rambut yang dikuncir tinggi membuat gadis itu terlihat berbeda dari biasanya. Hari itu, Erwin menyuruhnya untuk tidak memakai seragam Survey Corpse untuk beberapa alasan tertentu.

Tidak menunggu lama, sang Commander sudah terlihat batang hidungnya untuk menjemput [Y/n]. Sejenak, ia terpana melihat gadis kecil itu memakai pakaian formal selain seragam untuk pertama kalinya.

"Um... Apakah saya terlihat aneh?" [Y/n] memberanikan diri angkat suara, membuat Erwin menggeleng sekilas dan kembali tersenyum.

"Kau cocok memakainya." Ujarnya singkat dan sukses mengguratkan semburat merah muda di wajah manis si cadet.

"Terima kasih, Commander." [Y/n] berusaha merespon dengan normal. Padahal, jantungnya berdetak sangat tidak normal sejak beberapa saat yang lalu.

Erwin menepuk pelan kepala gadis itu dan segera memberikan gestur agar [Y/n] mengikutinya. Seakan bergerak sendiri, kaki [Y/n] mengikuti sosok pria yang kini berjalan didepannya.

Ketika mereka sudah memasuki sebuah kereta kuda, Erwin kembali membuka pembicaraan.

Namun, kalimat Erwin kali ini membuat [Y/n] sampir sesak nafas.

"Jadi, bagaimana? Apakah kau sudah memiliki 'ramalan' tentang apa yang akan terjadi?"

Suara tegas Erwin menggambarkan dia tidak sedang bercanda, membuat [Y/n] mendadak gugup. Fakta-fakta yang disampaikan Erwin tadi malam, rencana penangkapan female titan, orang yang dicurigai sebagai titan shifter, dan fakta-fakta yang ia saksikan sendiri tiba-tiba menyeruak di otaknya. Seakan menyiksa gadis itu. [Y/n] menghembuskan nafas berat seraya memegang kepalanya yang mulai pusing.

"[Y/n]? Kau tidak apa-apa?" Erwin yang menyadari perubahan raut wajah [Y/n] akhirnya berani menanyakan keadaan gadis itu.

Gadis itu sedikit tersentak mendengar suara Erwin barusan. Ia menggeleng pelan menanggapi pertanyaan Sang Commander.

"Saya hanya mendadak pusing, maaf." Jawabnya pelan tanpa berani menatap wajah pria yang duduk berhadapan dengannya ini.

Puk.

Entah untuk keberapa kalinya, tangan yang kokoh itu mendarat di puncak kepala [Y/n] sambil mengelus surai [H/c] nya pelan.

"Tidak apa-apa. Jangan memaksakan dirimu." Tutur Erwin yang berusaha menenangkan cadet manis kesayangan Hanji ini. Tanpa diduga kedua yangan [Y/n] menggenggam erat pergelangan tangan pria berambut pirang itu dan menepisnya secara perlahan.

Ekspresi gadis itu terlihat serius, membuat Erwin kembali teringat ketika gadis itu berdiri tegak pada saat perekrutan anggota dengan wajah yang sama persis seperti sekarang ini. Sorot mata tajam dan rahang yang mengatup kuat, benar-bebar ekspresi yang jarang dikekuarkan oleh [Y/n].

"Maaf, Commander. Tapi saya tidak akan lari lagi dari semua ini." Suara [Y/n] terdengar begitu berat dan rendah, menyiratkan betapa seriusnya gadis ini. Si Pria Pirang itu hanya bisa terheran-heran melihat perubahan [Y/n].

"[Y/n], kau tidak perlu memaksakan diri-"

"Cepat katakan, apa yang ingin anda ketahui? Sebelum semuanya terlambat." Gadis mungil itu memotong mentah-mentah kalimat Erwin sembari tatapan lurus terlontar dari manik [E/c] nya.

Triangle Love? No, This Is Square! [Levi x Reader x Eren x Erwin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang