18) MANIFESTASI GRAVIDARUM (Esme's Side)

770 49 0
                                    

Entah apa yang sebenarnya terjadi padaku. Sekitar empat hari ini, aku sering mengalami mual-mual. Yang paling parah jika aku terbangun saat waktu subuh. Mama Tiffany sempat menegurku karena sikapku tidak seperti biasanya jika sedang sarapan pagi bersama beliau. Bahkan ketika aku tak menghabiskan sarapanku, beliau juga mulai curiga jika sebenarnya aku sedang hamil. Aku tak membantah atau mengiyakan. Aku takut itu hanya sebuah sindrom kehamilan. Di mana seseorang yang secara psikologis sangat menginginkan dirinya mengandung. Namun, sebenarnya tidak, walau sudah terlihat tanda-tanda seperti yang aku rasakan saat ini.

Tidak hanya orang rumah. Bahkan teman-teman di kantor kejaksaan pun ada yang mengira aku sedang hamil. Salah satu orang itu adalah mba Devi. Masih ingat dengan nama itu? Yup, dia adalah teman satu kontrakanku beberapa waktu sebelum akhirnya aku pindah ke rumah mama Tiffany setelah menikah dengan mas Felix.

Saat ini sudah masuk waktu shalat Maghrib. Rasanya seluruh tubuhku begitu lemah. Namun, tetap aku paksakan berjalan menuju kamar mandi untuk berwudhu, walaupun sebenarnya juga dibantu oleh mas Felix. Dengan setia dia memapahku hingga menuju sajadahku.

"Mas wudhu dulu, ya. Kamu masih bisa kan masang mukenanya sendiri?" Aku mengangguk, sembari tersenyum menenangkan.

Hari ini mas Felix tidak mengajakku untuk bertadarus seperti biasanya. Namun, sembari menunggu adzan isya berkumandang ia melakukannya sendiri. Sedangkan aku hanya sebagai pendengar. Yah, meski aku sudah terbiasa mendengar suaranya. Tetap saja menurutku itu sangat merdu. Dan aku tak pernah berhenti terkagum-kagum.

Dari setiap langgam bacaan Al Qur'an aku paling suka langgam bayati. Seperti yang saat ini mas Felix gunakan. Setiap kali aku bertadarus dengannya, aku merasa kami adalah pasangan yang antimainstream. Biasanya orang duet nyanyi lagu-lagu bertemakan cinta. Sedangkam kami duet dalam membacara Al Qur'an. Nice banget kan?

Setelah beberapa menit berlalu, adzan Isya pun berkumandang. Seketika itu pula mas Felix menghentikan bacaannya tanpa mengucap kalimat shadaqallahul'adzim seperti yang biasanya orang lain ucapkan setiap kali mengakhiri bacaannya.

Biar kujabarkan, perihal alasan mengapa seperti itu. Dulu ketika aku belajar membaca Al Qur'an untuk pertama kalinya dengan eyang kakung, beliau menjelaskan bahwa bacaan "shadaqallahul 'azhim" setelah membaca Al Qur'an merupakan perkara yang tidak asing bagi kita tetapi sebenarnya tidak ada tuntunannya, termasuk amalan yang tidak ada contoh dari Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam dan para sahabatnya, bahkan menyelisihi amalan Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam ketika memerintahkan Ibnu Mas'ud untuk berhenti dari membaca Al Qur'an dengan kata "hasbuk"(cukup), dan Ibnu Mas'ud tidak membaca shadaqallahul'adzim.

Dalam Shahih Al Bukhari disebutkan:
Dari Ibnu Mas'ud, ia berkata bahwa Nabi Shalallahu'alaihi wa sallam telah berkata kepadaku, "Bacakan kepadaku (Al Qur'an)!" Aku menjawab, "Aku bacakan (Al Qur'an) kepadamu? Padahal Al Qur'an sendiri diturunkan kepadamu." Maka Beliau menjawab, "Ya". Lalu aku membacakan surat An Nisaa' sampai pada ayat 41. Lalu beliau berkata, "Cukup, cukup." Lalu aku melihat beliau, ternyata kedua matanya meneteskan air mata.

Syaikh Muhammad Musa Nashr menyatakan, "Termasuk perbuatan yang tidak ada tuntunannya (baca: bid'ah) yaitu mayoritas qori' (orang yang membaca Al Qur'an) berhenti dan memutuskan bacaannya dengan mengatakan shadaqallahul'azhim, padahal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menghentikan bacaan Ibnu Mas'ud dengan mengatakan hasbuk (cukup). Inilah yg dikenal para salaf dan tidak ada keterangan bahwa mereka memberhentikan atau mereka berhenti dengan mengucapkan shadaqallahul'azhim sebagaimana dianggap baik oleh orang-orang sekarang". (Al Bahtsu wa Al Istiqra' fi Bida' Al Qurra', Dr Muhammad Musa Nashr, cet 2, th 1423H).

Kemudian beliau menukil pernyataaan Syaikh Mustafa bin Al 'Adawi dalam kitabnya Shahih 'Amal Al Yaumi Wa Al Lailhlm 64 yang berbunyi, "Keterangan tentang ucapan Shadaqallahul'azhim ketika selesai membaca Al Qur'an: memang kata shadaqallah disampaikan Allah dalam Al Qur'an dalam firman-Nya,

The Queen Of Ninja (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang