25) SEBUT SAJA PAIYEM (Felix's Side)

513 37 0
                                    

Maaf, baru update. Silakan hujat saya.
Oh ya, ini kan kejadiannya sebelum natal. Tapi ya, anggap aja begitu. Walau sebenarnya udah lewat. Iya kan?

~~PAIYEM ~~

Katakan kalau ini hanya mimpi. Jadi, inikah yang Syalimar bilang adalah sebuah rencana? Haruskah aku bersyukur atau.... Ah, sudahlah.

"Sya, kamu yakin ini akan berhasil? Bagaimana kalau ganti rencana saja?" Tanyaku memelas.

"He em. No! Ini udah rencana yang paling bagus. Mas tenang aja, Syasya jamin semua akan berjalan dengan lancar." Keukeuhnya.

"But..."

"No no no, nggak ada tapi-tapi. Rencana Syasya udah bulat. Kotak-kotak. Eh, salah. Ah, jadi gaje, kan. Keinget roti sobek Mas Felix. Yang bener bulat. Ya udah, berangkat sekarang?"

Aku mengangguk dengan wajah yang masih ditekuk masam. Apa jadinya nanti kalau aku sudah sampai kampus. Ini benar-benar di luar ekspektasiku.

Aku harap rencana Syalimar berakhir baik untuk kami berdua.

~~~

Sesampainya di kampus, tidak serta merta aku langsung keluar dari dalam mobil. Ya, untuk hari ini aku memang sengaja berangkat menggunakan mobil, alasannya tentu saja, karena penampilanku saat ini benar-benar sangat berbeda dari biasanya. Mau kuberi tahu?



















Cie.....nungguin ya?

Kita dengar saja komentar dari orang-orang di sekitar.

Bismillah...jika aku sudah keluar dari pintu mobil ini, aku tidak akan bisa mundur lagi.

Keluar dari area parkiran mobil, aku berjalan dengan santai dengan ekspresi seperti biasa, menuju ke arah koridor lantai satu gedung fakultas ilmu pendidikan. Sepanjang perjalanan aku sempat berpapasan dengan beberapa orang mahasiswa. Ajaib! Seperti tidak mengenalku, mereka lewat begitu saja. Padahal biasanya mereka akan menegur sambil tersenyum dan mengangguk sopan. Tapi ini....

"Assalamu'alaikum! Selamat pagi semuanya." Ucapku, saat memasuki ruangan dosen. Kulihat, yang baru datang sebelum aku hanya Ustadz Teguh, Ustadzah Mely dan Ustadz Rizky.

Dan, mereka tampak bingung saat melihatku.

"Wa'alaikumussalam. Pagi juga. Maaf, siapa ya?" Tanya Ustadz Teguh.

"Apa kalian benar-benar tidak mengenal saya?" Tanyaku agak sangsi. Benarkah mereka tidak mengenalku? Dari ekspresi mereka sepertinya memang begitu.

"Emmmm, mukanya familiar, tapi kok penampilannya nggak seperti biasanya? Agak cupu. Ustadz Felix, bukan?" Tanya Ustadzah Mely.

Aku terkekeh sambil mengusap rambutku yang ditata agak culun. Yang biasanya berjambul, kini dibuat berponi. Bahkan tampak jauh dari kata keren. Kuakui, Syalimar behasil mengubah image-ku yang biasanya berpenampilan keren dengan rambut klimis berjambul, berpakaian ala eksekutif muda, kemeja dan celana slim fit. Pas di badan. Tidak terlalu ketat juga tidak terlalu kedodoran. Kini berubah seperti dosen culun yang sama sekali jauh dari kata berwibawa. Kemeja kedodoran, celana batas atas pinggang. Bahkan kaca mata baca yang jadul. Biasanya aku tidak akan mengenakan kaca mata jika bukan sedang mengajar. Kali ini pengecualian. Ini pun Syalimar yang mengaturnya.

"Hahahaha....MasyaAllah! Kok tiba-tiba berubah penampilan? Ustadz Felix nggak lagi bikin prank, kan?" Tanya Ustadz Rizky di sela tawanya yang membahana. Bersama Ustadz Teguh dan Ustadzah Mely, mereka bertiga tertawa akan kekonyolanku ini. Aku hanya tersenyum sambil menggaruk alis kananku yang tiba-tiba saja gatal.

The Queen Of Ninja (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang