PROLOG

4K 185 11
                                    


Aku berlayar mengarungi setiap titik air laut di tanah kerajaan Rabbani
Hingga kapal-kapal perangku berlabuh di pertengahan samudra
Airnya tenang, namun udara dingin menyeruak masuk ke tiap-tiap kabin kapal

Gelombang kecilnya menggoyangkan kapal dengan perlahan
Hingga aku mencoba menepi,
Melabuhkan kapalku pada hutan belantara

Gelap di bawah bulan purnama
Aku kembali memutar otak menembus pertahanan kerajaan Tabrani

Hingga aku teringat kisah Muhammad Al-Fatih,
Aku mengikutinya dengan mencari bongkahan kayu dan melumasinya dengan lemak hewan

Kemudian si titisan Penakluk Konstatinopel ini berusaha meluluhkan bongkahan es dalam hatinya, kutukan? Dari kerajaan Froz.

Mungkin saja, hatinya membeku, namun wajahnya menyiratkan cinta

___Ahmad Kahfa Rabbani___

Seorang pria berbaju besi dengan jubah hitamnya tengah membidik anak panah pada sasarannya. Matanya yang coklat tampak fokus pada arah sasarannya. Satu anak panahnya melesat tepat sasaran, senyum bangganya menghiasi wajahnya yang kecoklatan. Pria itu mendekat pada kudanya yang terikat pada batang pohon pinus. Salju mulai berguguran menutupi punggung kuda tersebut, di usapnya perlahan untuk menghilangkan butiran es halus tersebut, kemudian ia menunggang kudanya.

Di perjalanan pria itu menyusur hutan perbatasan, dalam waktu kurang satu menit, hujan salju telah berlalu dan digantikan oleh tarik mentari pada daerah musim semi. Kudanya berpacu dengan kuda putih yang baru saja melintas dari arah belakangnya. Khimar si penunggang kuda putih berkibaran menyatu dengan angin yang tercipta oleh laju pacuan kuda. Pria itu menarik tali yang menghubungkan pacuan kudanya, ia menyejajari kuda putih yang di tunggangi wanita yang wajahnya tertutup hijab hitam.

Pangeran Kahfa, si pria berbaju besi semakin penasaran dengan seseorang di depannya, kudanya di paksanya melaju lebih kencang.

Shafaq, merasa geram dengan seseorang yang terus membuntutinya. Dibalik cadarnya ia tersenyum licik, Shafaq memelankan pacuannya, nyaris berhenti, membiarkan pria dibelakangnya melewatinya. Kain cadarnya yang panjang terkait sepatu besi pangeran Kahfa membuat  wajahnya yang seputih salju terlihat jelas dengan bibir semerah darah.

Pangeran berbalik haluan, matanya terkunci dengan kecantikan wajah gadis di hadapannya. Mata gadis itu biru, sebiru lautan Sima di kerajaan Rabbani. Pangeran Kahfa menyadari ada seutas kain yang terkait di sepatunya kemudian ia mengambilnya dan berniat mengembalikannya. Namun, tiba-tiba gadis itu telah memutar kudanya berbalik menuju perbatasan ke arah musim dingin.

Belum sempat pangeran Kahfa mengejarnya, seekor burung Beo telah muncul di hadapannya sambil membawa sepucuk surat. Kemudian pangeran Kahfa melanjutkan perjalanannya menuju kastil Rabbani.

🍃🍃🍃

Assalamualaikum

Depi dateng bawa cerita ini, gaje banget ya.

Udah ada gambaran belom?

Yah. Gendrenya fantasi, but tetap spiritual dan ada romance-nya.

Semoga suka yaah.

Akidah pelita masih update juga kok, dan cerita ini depi up nya sesuka hati. Jadi bisa kapan aja semau depi
Bikin cerita ini gak mudah soalnya, banyak riset dan harus banyak baca sejarah

Apalagi ini kan fantasi jadi yaa harus disesuaikan dengan syariat islam
Apakah penyihir itu ada dan bla bla bla

Syukron jidan yang udah mau baca dan komen

Salam
Dzi 💕

Kerajaan RabbaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang