BACA DULU BENTAR SEBELUM BACA LANJUTANNYA.
Assalamualaikum para reader setia author yg bernama depi.
Lama amat baru update ya hahaha.
Up terakhir tgl 2 desember. Sekarang tanggal 26 januari.
Monmaaf ya.
Selama libur semester kemarin aku sibuk sama novel aku yg mau ikut lomba. Eh tapi malah gak jadi kuikutkan. Karena deadlinenya aku gak sanggup.
Dan aku MENYESAL sudah menelantarkan kerajaan rabbani.
Belakangan byk ya kerajaan kerajaan nyelenah. Yg sunda empire, kerajaan agung sejagat juga ya.
Haha jd ingat kerajaan rabbani aku pas liat berita.
Intinya, ini cerita fiktif. Tidak juga mengambil latar pada waktu kenabian dulu. Anggap aja ini tu kaya fantasi gtu.
Tempatnya fiktif. Aku lebih menekankan ke sejarah gimana pemerintahan islam dulu dll. Bukan maksud apa apa.
Oh ya!
Author tgl 7-11 januari kemarin abis study tour ke kaltim. Seru bgt.
Haha itu di islamic centre. Masjid terbesar seasia tenggara. Di kalimantan timur. Btw, itu author haha
Itu di SMA 5 Balikpapan. Ketemu cowok buke pertukaran pelajar dong hihi. Ganteng loh. (Tebak author yg mana xixixi)
Banyak lagi sih yg dikunjungi, ke museum melawarman, pulau kumala, ke planetarium, ke Ladaya (ladang budaya), ke penangkaran buaya (bertemu para fakboi haha). Ya begitulah. Menikmati masa masa akhir sekolah author wkwk.
Udah ya entar kalyan bosan.
***
“Terlihat berlebihan ketika kau tidak pernah merasakannya, Kahfa!”
__Shafaq yang sedang merasa rendah__
***Seharian ini Shafaq tampak murung, Pangeran Kahfa tadi pagi pamit untuk menemui Pangeran Kahfi. Saat ini Shafaq hanya sendiri di rumah. Hari sudah beranjak petang tetapi Pangeran Kahfa belum juga kembali. Shafaq menutup jendela dan mengunci pintu rumahnya. Beberapa hari ini juga sang ayah tidak menjenguk ke sini. Untungnya, suaminya itu selalu datang, kalau tidak mungkin ia akan kelaparan karena kehabisan bahan makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kerajaan Rabbani
Spiritual"Aku bukan pangeran Rabbani, bahkan ayahku adalah penghianat kerajaan. Ibuku ibu suri yang kejam. Aku berada dalam hidup yang penuh kekacauan. Jadi, terimakasih telah memilihku, Shafaq."