-----------
Panas matahari menyengat wajahnya, kabut asap yang sedikit menghalangi pandangannya, suara ranting patah ditanah yang dilaluinya mengiringi langkahnya untuk tetap berjalan kedepan...
Gadis itu tahu bahwa ini bukan lagi pagi, dimana bau rumput basah akan mengisi hidungnya, burung2 akan berkicau bersahutan dengan merdu, dan udara yang bersih akan menenangkannya.. Tapi dia bahkan tak tahu dia dimana....
siang yang panas dengan terik matahari yang hampir mencapai 34 derajat, tapi tak menyusutkan niatnya untuk terus melangkah...
Bukan tanpa tujuan, dia hanya ingin mengejar sosok seseorang yang yang sejak tadi memanggil namanya tapi dia belum melihat wajahnya... Hanya suara.
Tapi suara yang tidak asing ditelinganya,.. Suara yang membuatnya berdebar hanya dengan mendengar namanya diucapkan oleh bibirnya.
Gadis itu meraih ranting pohon terakhir yang menghalangi jalannya... Disanalah dia melihat seseorang yang berdiri membelakanginya, memakai coat hitam, semuanya hitam. Rambutnya yang panjang membuat dia bisa menebak bahwa orang itu adalah perempuan.
Ya.. Dia tahu suara yang memanggil namanya tadi adalah seorang wanita. Dan suara wanita itulah yang disukainya...
Dia berjalan mendekati sosok yang masih asyik membelakanginya, dan tanpa repot2 untuk berbalik. Sepertinya dia bisa mengenali sosok itu walau hanya dari balik punggungnya saja. Karena dari postur tubuh kecil itu dia bisa tahu.... Tapi akankah itu dia?
Dari sekian banyak orang yang dia kenal, apakah itu dia?
Dia menyentuh bahu seseorang yang sekarang sudah dihapannya dengan jarak yang sangat dekat. dia merasa gadis itu tersentak karena sentuhannya tapi kemudian perlahan berbalik. Dia tersenyum karena sebentar lagi rasa penasarannya itu terjawab... Tapi senyumnya seketika memudar setelah melihat wajah orang yang dihadapannya.
Wajah?
Dimana wajahnya?
Dia tidak memiliki wajah? Atau hanya kabut tebal yang menghalangi sehingga dia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas....
Jisoo....
Jisoo...
Orang itu memanggilnya, suara itu...
Jisoo... Jisoo..
Dan memanggilnya lagi...
"Jisoo... Jisoo unnie"
Kali ini jisoo mengerjapkan matanya agar pandangannya terlihat jelas, tapi kenapa dia memanggilnya unnie pikir jisoo ...
perlahan melihat wajah orang dihadapannya itu dengan jelas.... Semakin jelas.... Kemudian...
"Aaaaaaaaaaaaaaaaa........ " jisoo menjerit dengan keras dan jatuh dari ranjangnya, kemudian menjerit kesakitan karena punggungnya mencium lantai dengan keras, "aww... Appo! "
"Ya Tuhan unnie, kau membuatku takut." ucap chaeyoung sambil memegang dadanya.
Dia sangat terkejut dengan teriakn jisoo saat dia berusaha membangunkannya beberapa kali.
"Kenapa kau teriak sangat keras sekali, seperti habis melihat sesuatu yang menyeramkan"
"Kamu yang membuatku takut chaeng-ah, kenapa kau memakai masker putih itu... Aku pikir aku baru saja melihat hantu selama hidupku." sahut jisoo yang merasakan sakit di punggungnya karena insiden terjatuh dari ranjang hotel yang mereka tempati.
Chaeyoung baru ingat kalau dia sedang memakai masker diwajahnya, dia meraba wajahnya kemudian tersenyum geli.
"Mianhae unnie..." chaeng terkikik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Entertainer [ jensoo]
Romance(WARNING: MATURE CONTENT, GXG, KATA² KASAR,dan tulisan ini mengandung nikotin, heroin, morphine, yg membuat pembaca adictive) Sebagai seorang entertainer harus profesional bukan? Bekerja dengan orang² yang berbeda setiap saat, walaupun terkadang kit...