chapter 35

2.4K 334 66
                                    

a/n ; maaf banget ya buat yg nungguin ff ini harus nunggu lama bgt 😅😅 diriku berniat gk lanjut sbenarnya tp brhubung bnyk minat dan minta ini buat dilanjutin jd diriku gk smpe hati gantungin klean, soalnya gw tau rasa digantungjn tu kek mna *halah. so smoga suka yaa....

mari baca~

--

“nee...nee..oke,....” sahut jisoo pelan. Bersandar pada jok mobil disisi pengemudi,dirinya dengan seksama mendengarkan penjelasan seseorang dijalur lain. “oke.baiklah ! sebaiknya kau kabari aku lagi setelah satu minggu kedepan karena aku sedang berlibur.”

Dengan begitu, jisoo menutup sambungan dengan orang yang tak diketahui indentitasnya tersebut. Yah, setidaknya itu berlaku bagi chaeyoung yang sedang diminta mengemudi,ia tak tahu menahu dengan siapa jisoo barusan berbicara. Sepertinya menyangkut informasi penting. Tapi, sekali lagi chaeng tidak ingin merusak suasana liburan jisoo dengan pertanyaan yang mungkin tidak ingin dijawab.

Jisoo sekali lagi terdengar mendesah sambil melihat layar ponsel. Membuka aplikasi pesan, disana terdapat beberapa pesan dari teman sesama aktris maupun teman sekolahnya dulu; yang masih berhubungan baik dengannya....tapi yang membuatnya merengut adalah kebanyakan pesan tersebut berasal dari Minho.

Entah kenapa semakin kesini jisoo bertambah risih dengan sikap minho yang seolah2 dia adalah kekasihnya. Sangat posesif,terkesan protek. Padahal tindakan ‘katakan cinta’ pun tidak. Setidaknya jika minho menembaknya dia akan senang hati menolaknya sehingga ada kejelasan hubungan mereka, dan berharap dengan begitu minho mengerti bahwa ia tak menginginkan pria itu bersikap berlebihan. seperti ini. Tapi jika sudah begini, jisoo pun bingung harus bagaimana.

Drrtt....

jisoo,kau dimana? Kenapa semua telpon dan sms ku tidak dibalas. Jangan buat aku khawatir.”

Drttt....

cuaca sangat dingin, jangan lupa menggunakan mantel tebal serta scarf yang hangat.”

Drtt.....

sebentar lagi crismast, apa harapan natal mu tahun ini?”

Itu adalah beberapa isi text dari minho selanjutnya, tetap gigih mengirim pesan meski jelas2 diabaikan. Jisoo bahkan tak mengerti apa yang ada dipikiran laki-laki itu.

Jisoo mematikan daya ponselnya dan menyimpan perangkat kedalam tas. Dia benar2 ingin berlibur dan tak ingin ada gangguan apapun,apalagi melibatkan pekerjaan.

“unnie apa tempatnya masih jauh?” chaeng memecah kesunyian yang memekakan beberapa saat. Sejak tadi memang percakapan mereka hanya perihal petunjuk arah jalan.

“sebentar lagi chaeng, setelah perempatan ini kita belok ke kanan,dan ketika melewati toko kelontong,kita akan memasuki jalan yang agak sempit kearah timur.” Jisoo memberi arahan. “setelah itu kita akan tiba.” Ia berhenti, fokus pada jalanan yang mereka lalui.

“baik unnie.” Sahut chaeng,mengerti.

Jisoo kembali bersandar pada kursi lalu melihat keluar melewati kaca mobil. Kawasan ini cukup sepi karena sudah agak jauh dari sibuknya perkotaan. Dirinya bisa menyaksikan anak2 bermain dan saling kejar2an,melempar bola salju satu sama lain. Pohon-pohon lebat berjejer dipinggir jalan dan hampir dipenuhi oleh putihnya zat yang turun dari langit.

Pemandangan itu bak penghangat dimusim dingin. Sudah sejak lama jisoo tak merasa sedamai ini. Dia merasa seolah pulang kerumah. Padahal mereka hanya berkunjung ke villa orang tuanya, bahkan tanpa kedua orang tersebut didalamnya...sebab, ayahnya sendiri sibuk dengan bisnis di luar negri.

Selama ini jisoo memang tak pernah membicarakan perihal orang tuanya pada siapapun, termasuk jennie. dia sudah cukup dewasa untuk mengurus kehidupannya sendiri. Sehingga dia mampu terbiasa dengan ketiadaan mereka.

Entertainer [ jensoo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang