Keluarga Choi yang berisikan Papa Choi, Mama Choi dan Yewon itu telah mendarat dengan aman di tanah air mereka.
Bandara itu terlihat sibuk, banyak orang yang berlalu lalang.
Yewon mengembangkan senyumnya. Rasanya sudah lama, ya memang itu kenyataannya terakhir ia pulang sekitar dua tahun lalu.
Yewon menoleh ke arah Papanya yang terlihat sibuk mengambil koper. Setelahnya ia memalingkan pandangannya ke arah mamanya yang sibuk menerima telfon. Mungkin menelfon Yuna atau Seungcheol.
Setelah selesai mengambil koper. Mereka pun berjalan menuju pintu keluar.
Pandangan Yewon menghambur ke sekitar.
Dan betapa terkejutnya dia melihat Minhyung membawa papan berukuran sedang dengan tulisan yang membuat terkejut.
Ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya, matanya terbuka lebar, dan ia berjalan perlahan menuju Minhyung.
Kedua orang tua Yewon hanya tertawa melihat cara berjalan Yewon yang perlahan dan terlihat seperti anak kecil yang baru belajar berjalan.
"Choi Yewon.."
"Ish!!! Katanya kamu gak bisa jemput!" Amuk Yewon berusaha mengalihkan pembicaraan dengan pipinya yang memerah.
"Sssttt... Jawab dulu dong tulisan aku." Nafas Yewon terlihat tak beraturan. Jantungnya berdegup kencang, ia senang tapi juga masih terkejut.
Minhyung masih diam menunggu jawaban Yewon. Bohong jika ia bilang ia tidak gugup saat ini.
Yewon tiba tiba menggeleng membuat hati Minhyung mencelos.
"Ka..kamu?"
"Gakmau, aku gak mau kalo jawab tulisan kamu. Aku maunya kamu bilang langsung ke aku. Biar aku tahu kamu bener bener serius ati engga."
Yewon tersenyum manis, ia sedikit lebih tenang sekarang.
Minhyung menelan ludahnya kasar. Kegugup an nya bertambah sekarang.
"UDAH CEPETAN BILANG! SUSAH AMAT SIH GREGET LIATNYA!" Seruan dari suara khas milik Seoyeon terdengar membuat Yewon terkekeh.
"Ssttt diem napa cel gangguin aja sih." Omel Taeyong mengingatkan adik kecilnya itu.
"Hhh.... Oke." Minhyungpun meletakkan papan itu di lantai kemudian ia mengambil sesuatu dari dalam kantong celananya.
Detik berikutnya ia membuka kotak berwarna maroon itu di hadapan Yewon.
"Choi Yewon.. Kamu mau gak jadi istri aku? Jadi pendamping hidup aku sampai tua nanti? Aku emang gak sempurna, tapi kamulah penyempurnaku." Ucap Minhyung penuh keyakinan.
"So??"
Yewon tersenyum lebar membuat hati Minhyung meleleh.
"Ya, aku mau." Langsung saja Minhyung memeluk erat Yewon dan Yewon membalas pelukannya seolah olah mereka takut satu sama lain akan menghilang setelah ini.
Semua orang yang melihat itu bersorak, berebut mengucapkan selamat.
Riuh, itulah keadaan bandara hari itu. Hanya karena acara lamaran yang dilakukan Minhyung.
Wajah mereka beserta keluarga terlihat berseri. Sangat bahagia.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ We ;Markarin
Short StoryKisahku dan kisahnya. Berjanji sehidup semati. Start; 11-03-18 End; 15-12-18 Highest rank ; 13/05/18 #174 in Short Story 28/01/19 #19 in 99line