Universitas di mana aku belajar, hari itu, dimeriahkan oleh sebuah acara luar biasa yang menggemparkan seluruh isi kampus, acara yang diadakan oleh fakultas seni. Acara itu luar biasa meriah, benar-benar membuat setiap orangnya datang untuk dapat berpartisipasi dan mengapresiasi acara tersebut, termasuk aku dan Kak Oka. Kak Oka mengajakku untuk menonton video mapping.
Seseorang mengirimiku sebuah pesan malam itu:
"Al, lagi di mana? Di sekre?"
"Iya, Kak. Kenapa?" tanyaku.
"Aku mau ke sekre, hehe. Takut gak ada temen."
"Oh, tumben Kak, malem-malem gini. Hehe. Ada apa emang?" tanyaku.
"Aku mau ngambil berkas, takut ilang. Hehe. Kamu gak akan kemana-mana kan, Al?"
"Gak tau, Kak. Tapi aku mau nonton. Gak tau jadi, gak tau enggak," kataku.
"Ih, gimana dong?"
"Tapi, gak tau jadi gak tau enggak, Kak," jawabku. "Ke sini aja, Kak!"
"Takut gak ada ceweknya."
"Gak apa-apa Kak, cuma bentar kan, ngambil berkas aja. Hehe."
"Eum, ya udah. Aku ke sana."
"Iya, Kak. Ke sini aja!"
Itu Kak Rena, aku heran kenapa dia datang ke sekre malam-malam, hanya untuk membawa berkas saja. Alasannya, benar-benar tidak masuk akal, menurutku. Pikirku, itu hanya alasan yang sengaja dia buat untuk datang ke sekre, agar apa? Agar bisa bertemu Kak Oka. Ah, aku benar-benar sangat memahami semuanya.
"Ki, Kak Vivi sakit, yah?" tanyaku.
Sebelumnya, aku jelaskan terlebih dahulu. Zaki adalah sahabat laki-lakiku dan Kak Vivi adalah gebetannya, Kak Vivi sangat dekat denganku.
"Iya, sakit panas."
"Jenguk Kak Vivi, yuk?" ajakku.
"Kamu kan, mau nonton video mapping bareng Kak Oka?"
"Gak tau, gak jadi kayaknya."
Akhirnya, aku berangkat dengan Zaki menuju rumah Kak Vivi, untuk menengok Kak Vivi. Maafkan aku, Kak Vivi. Sebenarnya, alasan pertamaku bukan untuk menjenguk Kak Vivi, tapi menghindari Kak Oka. Aku yakin, Kak Rena sengaja datang ke sekre agar dapat bertemu dengan Kak Oka, mereka sudah janjian sebelumnya. Maka, aku dengan alibiku yang bijak, membiarkan mereka bertemu, agar mereka dapat berduaan di sekre, entah untuk ngobrol masalah event lomba, karena Kak Rena adalah sekretaris yang aku ajukan, atau entah untuk alasan apa, aku tidak mau tahu! Aku yakin mereka akan bertemu dan menghabiskan waktu berduaan di sekre. Makanya, aku memutuskan untuk pergi menjenguk Kak Vivi, agar dapat menjauh dari mereka. Sebelumnya, saat aku mengajak Kak Oka untuk pergi, dia tidak menjawabku, dan khusyuk bermain games. Maka kesimpulanku, aku dan Kak Oka sepertinya tidak jadi pergi.
Setelah aku bertemu dengan Kak Vivi, lalu aku berbicara panjang dengannya. Beberapa lama kemudian, Kak Oka mengirimiku pesan:
"Ca, di mana? Ayo, ih!"
"Di rumah Kak Vivi," jawabku.
"Ayo, ih!"
"Ih, kiarin gak jadi."
"Jadi!" tegasnya. "Ayo, ih!"
"Ih, bentar."
"Cepet!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuhan, Aku Sayang! (TAMAT)
General FictionUntuk cinta, kita tidak bisa memilih untuk siapa atau kepada siapa kita mencintai. Itulah yang terjadi, saat aku mencintainya. Aku tidak memilihnya untuk menjadi seseorang yang akan aku cintai, tapi rasa itu tiba-tiba saja perlahan menggunung, dan a...