Hari bahagiaku tiba. Iya, hari ulang tahunku. Namun saat itu, teman-teman terdekatku, termasuk Raka, tidak mengucapkan 'selamat ulang tahun' padaku. Entah posisi aku dengannya, memang sudah tidak sangat terlalu dekat lagi, seperti dulu, entah karena apa, aku tak tahu. Yang jelas, aku merasa dia telah berubah. Hanya satu orang, yang mengucapkan ulang tahun padaku di organisasi yang aku tempati, meski lewat chat, dan itu adalah Kak Oka. Aku memang sudah dekat dengan Kak Oka, tapi tidak sedekat apa yang dibayangkan. Kita hanya dekat, karena sesama rekan dalam pekerjaan. Tapi, mungkin setelah kejadian-kejadian yang menimpaku dengannya, aku merasa telah tumbuh sesuatu, yang aku tidak tahu, perasaan apa. Yang jelas, aku menjadi sangat dekat, dan aku nyaman.
Sore itu, akan ada rapat kegiatan lomba. Aku berada di ruang sekre sendiri, lalu Kak Oka menghampiriku.
"Ca, aku disuruh marahin kamu, nanti pas rapat," kata Kak Oka.
"Kok? Marahin aku?" tanyaku.
"Iya, anak-anak mau pada ngerayain ulang tahun kamu. Jadi nyuruh aku, buat marahin dulu kamu."
"Gak percaya, ah!" ujarku.
"Kamu gak apa-apa aku marahin?"
Aku hanya diam.
"Kamu jangan sakit hati, yah, nanti kalo aku marahin kamu."
Aku hanya diam.
"Aku udah bilang ke mereka, jangan nyuruh aku. Tapi, mereka bilang harus aku."
Aku hanya melihatnya.
"Kamu gak mau, yah? Kalo aku marahin kamu?" dia bertanya lagi. "Ya udah, aku bilang ke mereka, aku gak mau."
Semua panitia berkumpul untuk rapat. Rapat pun dimulai, aku berada di dekat Kak Oka, saat rapat berlangsung. Kak Oka banyak berbicara segala hal, dan aku merasa kagum, jika dia begitu. Menurutku, dia memang sangat pantas untuk menjadi ketua pelaksana di acara hebat yang akan kami laksanakan ini, dia memang hebat, dia juga pintar. Terkadang aku berpikir, saat itulah mungkin bermunculannya secercah perasaan-perasaan kecil yang aku tak tahu perasaan apa sebenarnya itu.
Setelah selesai, aku pergi ke ruang latihan tari. Aku merasa capek dan duduk beristirahat di depan kaca yang cukup besar. Kemudian, seorang senior seperti memberikan apresiasinya saat aku berlatih. Namun, yang aku rasa, dia malah lebih cenderung membanding-bandingkan aku dengan senior lain yang lebih hebat. Jelaslah, karena aku merasa belum cukup pengalaman, dan masih belajar untuk menjadi lebih baik. Aku dimarahi, olehnya. Kemudian ...
"Happy birthday to youuuu... " semua orang bernyanyi.
Ya, itu semua adalah acting. Aku benar-benar tak meyangkanya, aku lupa perkataan Kak Oka tadi, karena khusyuk berlatih. Dan yang membawa kue ulang tahun itu, adalah Raka, sahabat dekatku dulu, yang aku merasa dia telah berubah banyak. Aku menangis tiada hentinya, dan mengejar-ngejar Raka, karena telah jahat tidak mengucapkan sepatah katapun padaku, dia hanya tersenyum. Lalu Raka memberiku cokelat, sebagai hadiah ulang tahun. Semua orang tertawa dan bergembira. Namun Kak Oka tidak ada pada saat itu, mungkin karena dia memang sudah mempunyai janji malam itu untuk meeting atau apa, atau dia sengaja pergi untuk alasan dia tidak bisa memarahiku, karena aku tidak mau, aku tidak tahu.
---
Karena ulang tahunku itu, aku berjanji pada Kak Oka, untuk mengajaknya nonton, karena dia memang satu-satunya orang yang mengucapkan ulang tahun padaku pas di hari ulang tahunku. Awalnya, aku dan Kak Oka telah merencanakan perjalanan untuk menonton, sudah sejak lama, namun selalu tidak jadi, karena Kak Oka sibuk. Akhirnya, kita memutuskan untuk pergi pada suatu malam, dengan sedikit berhati-hati, agar semua orang di sekre tidak mengetahui kepergianku dan Kak Oka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuhan, Aku Sayang! (TAMAT)
Aktuelle LiteraturUntuk cinta, kita tidak bisa memilih untuk siapa atau kepada siapa kita mencintai. Itulah yang terjadi, saat aku mencintainya. Aku tidak memilihnya untuk menjadi seseorang yang akan aku cintai, tapi rasa itu tiba-tiba saja perlahan menggunung, dan a...