Akhirnya, setelah beberapa bulan aku mempersiapkan semuanya untuk event ini, dan hari ini adalah hari terakhir. Event dapat terlaksana dengan sangat memuaskan dan sukses besar. Ingin sekali saat itu aku memeluk Kak Oka, untuk melepaskan segala beban yang telah berakhir sudah hari ini, tapi itu tidak mungkin di saat seperti ini, karena banyak orang-orang tengah merayakan, melepas beban dan penat mereka, aku menahannya, meski aku sangat ingin memeluknya sambil berkata: "Akhirnya semuanya berakhir!"
Esok harinya, aku memutuskan untuk bertemu secara pribadi dengannya, untuk melepas penat dan mengucapkan terima kasih.
"Di mana?" kataku.
"Di kantor, aku udah lama gak ke kantor. Ada kerjaan."
"Tapi pulang?"
"Pulang kayaknya. Mau ketemu?"
"Mauu."
"Nanti agak maleman. Gak apa-apa?"
"Iyah, aku tungguin."
Malam itu, aku masih menunggunya.
"Udah tidur?" katanya.
"Belum."
"Kayaknya aku bakal pulang malem banget. Gimana? Mau nungguin?"
"Iyah, aku tunggu."
Alhasil, aku ketiduran. Namun dia meneleponku.
"Udah tidur?"
"Hah?" jawabku setangah sadar.
"Ya udah."
Dia mengirimiku sebuah pesan:
"Besok aja ya ketemunya? Kasian kamu lagian."
Pesannya tidak kujawab karena terlalu mengantuk sepertinya.
---
Esok harinya, aku bertemu dengannya.
"Aku di bawah," ujarnya di telepon.
"Iyah, aku ke bawah."
Aku pun bertemu dengannya, dengan wajah agak cemberut. Aku tiba di kostannya.
"Kamu gak ada yang mau diomongin gitu?" tanyanya.
"Gak ada!" jawabku cemberut.
"Masa?"
"Iyah!"
"Cie marah."
"Siapa yang marah?"
"Terus kenapa wajahnya gitu?"
"Gak apa-apa!"
"Eummm," dia terus saja menggodaku.
"Awass!"
"Kamu kenapa?" tanyanya.
"Enggak!"
"Tuh, gimana aku tau kamu kenapa? Emang aku Tuhan bisa tau kamu kenapa, kalo kamu gak bilang?"
"Enggak!"
"Plis ah, jangan marah-marah yah!" dia mencubit pipiku.
"Gak difoto kan, jadinya! Bilang aja kalo gak mau!"
"Lah? Emang aku gak mau?"
"Iyah, gak mau!"
"Kata siapa? Aku bilang apa pas kamu ngajak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuhan, Aku Sayang! (TAMAT)
General FictionUntuk cinta, kita tidak bisa memilih untuk siapa atau kepada siapa kita mencintai. Itulah yang terjadi, saat aku mencintainya. Aku tidak memilihnya untuk menjadi seseorang yang akan aku cintai, tapi rasa itu tiba-tiba saja perlahan menggunung, dan a...