19. Zeus

563 15 0
                                    

"Kenapa sih, pas semuanya tobat tuh, masalah pada dateng ke Zeus?" Kak Oka bertanya.

"Kok, bisa ngomong gitu?" tanyaku.

"Iyah, coba aja aku udah tobat, Fitra juga, pokoknya semuanya pada sholat, pada tobat, berenti giting. Masalah dateng ke Zeus. Si Fitra lah, Zeus gak ada projekan lah, banyak banget. Salah gitu kita tobat, tuh?"

"Ih, jangan gitu!" kataku.

"Pusing aku!"

"Yang sabar, yang yakin! Kamu gak percaya sama Allah gitu?"

"Aku lagi gak mau percaya sama Tuhan manapun!"

"Ih! Jangan gitu!"

"Si Fitra keluar dari Zeus!" katanya.

"Hah? Asli?" tersentak, aku kaget.

"Iyah, makanya!"

"Kok, bisa???"

"Gak tau!"

"Masa gak ngasih alesan, tiba-tiba minta keluar?"

"Bilangnya tuh, dia capek kerja mulu, mau ngerasain enaknya di dunia tuh gimana."

"Mungkin, pikiran dianya lagi pusing kayaknya, lagi banyak pikiran, jadi mutusin kayak gitu aja."

"Gak taulah! Pusing aku! Kenapa sih, aku tobat tuh malah berantakan semuanya!"

"Yang sabar, kamunya yang yakin. Ini tuh, cobaan dari Allah, kamu bisa gak ngehadepin ini, ini juga bisa aja pengganti dari perbuatan kamu di masa lalu. Kamu gak bisa nyalahin Allah, gara-gara kamu tobat, jadi gini. Kamu juga harus liat, dulu kamu gimana! Jangan gitu, ah!" kataku.

"Iyah, iyah, Maafin."

"Fitra tuh, aset aku, aset Zeus. Dia tuh, jago masalah keuangan, aku juga baru nemuin orang kayak dia. Emang sih, dia tuh orang paling keras, yang pernah aku temuin, tapi kerjanya bagus. Aku harus rekontruksi ulang lagi, harus staffing lagi, kalo Fitra gak ada, siapa yang bakal ganti coba?"

"Gak apa-apa. Aku tau kamu hebat, pasti bisa!"

Dia memelukku, untuk melepaskan penatnya. Yang jelas, pelukanku adalah segala ketenangan untuknya, aku juga. Aku merasa selama ini, tidak pernah ada pelukan yang dapat membuatku senyaman itu, sungguh!

---

Semua orang sibuk mempersiapkan rapat besar nanti malam, aku juga. Semua orang benar-benar mempersiapkan apa yang harus disampaikan nanti malam saat rapat, terlebih senior-senior di organisasi kita memang agak cukup menyeramkan, bisa dikatakan. Aku pun sedang menyiapkan beberapa hal yang harus dipersiapkan. Setelah beberapa lama aku berdiam, dengan mengutak-ngatik laporan dan segala halnya.

"Aku mau pergi," kata Kak Oka.

"Ke mana?" tanyaku.

"Ke kantor, ada kerjaan."

"Oh, ya udah."

"Nanti malem ke sini lagi. Kan, rabesnya malem."

"Iyah," kataku.

Aku menjawab Kak Oka dengan seperlunya, karena terlalu sibuk mengerjakan beberapa hal, sambil tertunduk melihat laptop.

"Mau ikut gak?" dia bertanya lagi.

"Ke mana?"

"Ke kantor."

"Aku lagi ngerjain ini, persiapan buat nanti malem."

"Ngerjainnya di Kantor Zeus aja."

"Hah? Boleh gitu?" aku menoleh ke arahnya.

"Bolehlah, kenapa coba gak boleh?"

"Enggak, ah! Malu!"

"Orang gak ada siapa-siapa. Paling cuma aku, siapa gitu, jam segini gak ada orang."

"Oh, iya?"

"Iyah. Ayo, ikut gak?" dia bertanya lagi.

"Malu tapi."

"Enggak, gak akan. Yuk!"

"Bentar!"

Aku bergegas membereskan laptopku dan memasukkan beberapa berkas ke dalam tas, lalu pergi bersama Kak Oka.

(Kantor Zeus)

"Waahh, jadi ini!" kataku.

"Ini tuh, markas besar. Di sini ada Zeus, ada beberapa yang lainnya. Kumpulan pembisnis-pembisnis gitulah," ujarnya.

Aku memasuki ruangan, yang itu sebuah kamar, dengan pintu yang bertuliskan: 'Team Only – Zeus.'

"Masuk!" ajaknya.

"Di sini katanya 'Team Only-Zeus,' aku kan, bukan team. Gimana?" kataku.

"Santai, masuk aja! Orang aku CEO-nya!!" dia berlagak sombong.

Aku memasuki ruangan Zeus, ruangannya cukup luas, dan juga bersih, barang-barangnya tertata dengan rapi, sudah kuduga. Kak Oka memang orang yang rapi, namun entah kenapa pada dirinya, dia tidak suka dengan hal itu. Aku duduk di ruangan tersebut dengan nyaman, lalu membuka laptop dan memulai pekerjaan.

"Enak gak kantornya?" dia bertanya.

"Enak, kok!"

"Aku kalo kerja di sini, suka enak. Sepi, terus juga nyaman, tenang gitu."

"Iya, ruangannya juga rapih," kataku.

"Eh, iya dong! Aku!!" dengan sombongnya.

Ini adalah Zeus, yang Kak Oka katakan namanya diambil dari nama dewa. Zeus adalah raja dewa dalam mitologi Yunani. Zeus adalah ayah dari para dewa dan manusia, ia juga adalah dewa langit dan petir. Yang mana Kak Oka berikan nama itu pada perusahaannya, dengan harap yang besar perusahaannya akan menjadi raja dari perusahaan lainnya, dan ini kantornya. Zeus adalah sesuatu yang sangat Kak Oka banggakan, yang selalu dia perjuangkan. Zeus yang telah membuatku tahu tentang kehidupan dunia yang lebih luas lagi, Zeus yang telah memberikan banyak cerita dari Kak Oka untukku.

Terima kasih Zeus, terima kasih Kak Oka!

Tuhan, Aku Sayang! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang