Malam itu, malam terakhir di tahun 2017, tepatnya tanggal 31 Desember 2017. Aku bersama teman-teman organisasi rutin mengadakan tahun baruan bersama. Acaranya cukup sederhana, hanya bakar-bakar dan bernyanyi ria, diiringi beberapa musik pendukung yang cukup meramaikan suasana. Sampai pada jam itu, aku belum menemukan batang hidung Kak Oka, lalu aku mengiriminya sebuah pesan.
"Di mana?" tanyaku.
Beberapa menit berlalu, dia baru membalas chat-ku.
"Di Sobber," jawabnya.
Sobber adalah salah satu bar dan restaurant terkenal di Kota Bandung, tempat ini merupakan salah satu tempat hangout favorit bagi semua kalangan di Bandung, tempat ini selalu ramai setiap hari, dari mulai sore hari, hingga larut pagi. Bisa dikatakan, tempat ini merupakan tempat duggemnya orang Bandung, bagi orang-orang yang menyukai hal-hal semacam itu.
"Sama siapa?" tanyaku.
Aku jelas benar-benar kaget mendengarnya, dia memang tidak terlalu suka dengan club dan minum-minum, tapi aku sangat takut saat itu, aku takut dia melepaskan semuanya, dia menghabiskan semuanya, karena esok hari adalah sebuah perjanjian telah diberlakukan, perjanjian yang telah aku dan dia buat, perjanjian yang mana dibuat untuk kebaikannya. Beberapa isi dari perjanjian itu adalah dia tidak akan bermain-main dengan perempuan lagi, dia tidak akan berhubungan dengan ganja lagi. Selama dia bersamaku, perlahan dia sudah bisa menahan untuk tidak lagi bermain-main dengan perempuan. Dan pada akhirnya tidak lagi berhubungan dengan banyak perempuan. Dan yang aku tahu, dia hanya berhubungan dengan pacarnya, dan satu perempuan yang entah kenapa dia tak bisa untuk berhenti dan melepaskannya begitu saja, yaitu aku. Dia perlahan mencoba berhenti mengkonsumsi ganja, walau terkadang beberapa saat dia masih memohon agar aku mengizinkannya untuk itu. Seringkali aku tidak mengizinkannya, namun beberapa saat aku pernah mengatakan 'iya' untuk itu, meski sesungguhnya aku tak mau. Kalau saja dia sedang dalam masa sulit, dia selalu meminta izin padaku untuk mengkonsumsi itu, dan seringkali aku mengatakan 'tidak'. Dan dia pun menurut untuk tidak melakukannya. Walaupun aku tak tahu, dibalik semua itu apa yang terjadi, mungkin saja dia melakukannya saat aku mengatakan 'tidak,' mungkin saja dia melakukannya bahkan pada saat dia tidak meminta izin kepadaku, aku tidak tahu apa yang dia lakukan di belakangku, tapi aku sangat menghargai dia, aku sangat percaya padanya, bahwa saat dia meminta izin untuk itu, dan saat aku mengatakan 'tidak' maka dia tidak melakukannya. Dan jika saja dia tidak meminta izin kepadaku, aku yakin bahwa dia tidak melakukan hal itu di belakangku. Dia telah berhasil membuat kebaikan untuk dirinya sendiri, meski bukan dengan bantuanku, sejatinya dia sendiri ingin berubah, aku sangat hargai itu. Yang mana sesungguhnya tanpa kehadiranku pun, dia bisa melakukan itu, dia bisa berubah menjadi lebih baik.
Tapi aku benar-benar sangat takut dia akan menghabiskan semuanya malam ini, aku benar-benar khawatir.
"Sama anak-anak," jawabnya.
"Iiiiihhhh!" Kenapa ke Sobber???"
Dia tidak membalas chat, aku terus saja khawatir.
"Kak Oka!"
"Kak Oka iiihhh!"
"Kak Oka plis!
Dia tidak menjawabku, aku memutuskan untuk membiarkannya dan mencoba untuk melupakannya, dan seakan-akan bersikap tidak peduli atas apa yang akan dia lakukan, aku berusaha mengubur semuanya, aku tidak mau merusak rencana tahun baru yang bahagia bersama semua teman-temanku. Tapi, gak bisa! Aku sangat menginginkan Kak Oka detik ini juga ada di sini, ada di hadapanku, bersamaku, dan menghabiskan malamnya bersamaku, bersama teman-teman yang lain. Aku benar-benar gelisah, dan tak bisa menahan semuanya, aku meneteskan air mataku untuk Kak Oka, aku benar-benar khawatir, tak mau semua hal yang aku pikirkan itu, terjadi pada Kak Oka malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuhan, Aku Sayang! (TAMAT)
Ficción GeneralUntuk cinta, kita tidak bisa memilih untuk siapa atau kepada siapa kita mencintai. Itulah yang terjadi, saat aku mencintainya. Aku tidak memilihnya untuk menjadi seseorang yang akan aku cintai, tapi rasa itu tiba-tiba saja perlahan menggunung, dan a...