27. Helikopi

527 13 0
                                    

Aku teringat suatu tempat, tempat itu bernama Helikopi. Dulu, saat proses event, aku mengunjungi tempat itu bersama temanku, Linda.

---

Pagi-pagi sekali, aku mengirim Kak Oka chat, karena kemarin dia bilang akan membantuku untuk mengerjakan suatu hal.

"Udah bangun?" tanyaku. "Kak Oka kosong hari apa? Aku mau diajarin accounting."

Dia masih belum membalas chat-ku, Setelah beberapa lama, Kak Oka membalas chat-ku.

"Ke Helikopi aja, nanti malem, sekalian ikut B'Talks."

Helikopi adalah salah satu kafe di Bandung, kafe itu milik temannya Kak Oka, dan B'Talks adalah acara yang dilaksanakan Zeus, isinya diskusi mahasiswa yang mengangkat tema berbau mahasiswa mengenai cara cepat mengerjakan skripsi, pembicaranya adalah Uwa, teman bisnis Kak Oka.

"Aku gak tau ikut gak tau enggak nanti malem, mau ngerjain tugas. Jangan nanti malem, Kakak pasti sibuk. Terus ngajarinnya juga pasti lama, cari jadwal kosong dari pagi atau siang aja, biar santai, gak banyak pikiran."

Aku sengaja merencanakan hal itu, karena memang sepertinya dia memang akan sangat sibuk malam ini, karena acaranya. Terus juga, aku yakin akan memakan waktu cukup lama untuk belajar.

"Ngerjain di sana aja, toh kafenya ada wifi ini," ujarnya. "Gak apa-apa, kuy ke sana aja dulu."

"Nanti bakal sibuk, Kakak kan, ngurus acara," kataku.

"Enggak, ke sana aja dulu," ujarnya.

Entahlah, pikiranku sangat yakin, dia memang akan sangat sibuk nantinya, aku juga merasa tak punya teman untuk berani datang ke sana. Dan lagi, aku merasa ingin menjauhi Kak Oka sebenarnya, aku ingin menjauhi lingkungannya, dan segala tentangnya, mencoba untuk mengurangi hal-hal yang dapat menjadikan aku dan Kak Oka makin dekat lagi, karena aku merasa rendah, dan merasa tidak punya apa-apa, bukan orang hebat seperti Kak Oka, dan teman-teman Kak Oka yang lain, aku merasa tak pantas untuk dapat dekat dengan Kak Oka, terlebih rasa merasa bersalahku pada pacar Kak Oka masih sangat besar.

"Gak apa-apa, nanti aku minta bantuan ke yang lain aja, kalo Kakak gak bisa," ujarku.

"Aku jam 5 di sana. Sok-sok-an kamu, huh!"

Aku mengakhiri perbincanganku dengannya. Aku merasa, bahwa Kak Oka ingin aku datang pada acara itu. Namun, aku lebih kuat dengan mengatakan tak akan datang, karena berbagai alasan dan keberanian. Lalu, saat aku mengerjakan tugas-tugas, teman dekatku Linda menelepon dan mengajakku untuk dapat menemaninya bertemu client sponsor kegiatan. Aku merasa banyak sekali tugas, dan benar-benar lelah sebenarnya, tapi aku merasa kasihan dengannya, hingga akhirnya memutuskan untuk menemaninya. Setelah pembicaraan dengan sponsor, Linda memutuskan untuk bertemu dengan Kak Oka dan melaporkannya, malam itu juga.

Akhirnya, kita tiba di Helikopi. Jujur! Aku benar-benar merasa tak ingin bertemu dengan Kak Oka, aku tak ingin bertemu Kak Citra. Entahlah, mungkin aku merasa minder, atau merasa cemburu, aku tidak tahu jelas, perasaan apa ini sebenarnya. Aku memilih untuk menunggunya di luar, namun Linda mengajakku untuk duduk di dalam. Di sana ada aku, Linda, dan Kak Oka. Tiba-tiba saja, seseorang duduk di seberangku, aku langsung dapat menebak siapa dia, ya, dia Kak Fitra, pertama kali aku melihatnya secara langsung.

"Jadi gimana?" tanya Kak Oka.

"Iya jadi gini, ya ......." Linda berbicara panjang.

"Sorry, aku potong. Kamu kenal aku?" Kak Fitra bertanya pada Linda.

Tuhan, Aku Sayang! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang