Malam itu, aku bersama teman seangkatan pergi untuk makan-makan ke Waroeng Surabi. Entah kenapa, tempat itu selalu penuh pengunjung di segala musim dan tidak pernah kosong. Selagi menunggu surabi yang dipesan dan membutuhkan waktu cukup lama, aku dan anak-anak memainkan permainan jujur atau tantangan. Orang yang pertama kali diserang adalah Reyhan, dia salah satu teman dekatku juga, yang sedang dekat dengan Cika, masih satu angkatan, namun belum masuk geng sebelumnya. Mereka berdua sedang dekat, namun mereka lebih menyembunyikan kedekatan mereka. Tapi lucunya, mereka seringkali kepergok sedang nge-date di suatu tempat oleh salah satu anggota organisasi. Jadi, kita memutuskan untuk mengintogerasi Reyhan tentang hubungan mereka.
Setelah semua orang selesai, tinggalah satu orang, yaitu aku.
"Eum, bentar. Si Ica tuh, sebenernya deket sama siapa sih, Si Ketua atau Si Ketuplak?" kata Febri.
Semua orang melihatku.
"Ca, kamu sedeket apa sama Si Oka?" tanya Raka.
"Deket gitu aja, biasa aja," jawabku.
"Ca, kenapa sih, kok bisa deket sama dia?" tanya Linda.
Aku hanya diam.
"Iya, ih. Kenapa sih, Ca?" tanya yang lain.
"Nih yah, dia tuh, udah punya pacar kan, yah?" kata Febri.
"Tau juga, dia tuh, kalo ngomong suka hebat gitu, manis bangetlah. Kita tuh, khawatir Ca," ujar Linda.
"Masalahnya yah, dia tuh gak baik buat kamu, Ca. Kamu tau dia punya pacar, kan? Tapi dia gitu ke kamu! Dia tuh, nakal sama cewek, Ca. Kamu juga tau dia suka ngemodusin cewek-cewek. Pokoknya dia tuh, nakal! Gak suka aku, kalo kamu deket sama dia!" kata Raka
"Aku kan, suka ngeliat yah, kalian tuh, kayak yang udah deket banget gitu, pokoknya, apa-apa berdua terus. Tapi masalahnya, Si Oka tuh, udah punya pacar, tapi dia gitu juga ke kamu. Aku juga bingung," kata Febri.
"Aku juga gak tau kenapa aku bisa deket sama Kak Oka," kataku.
"Aku tuh, gak suka liat kamu deket sama Si Oka. Dia tuh, yah emang Kakak yang hebat, aku akui. Dia bisa ini, bisa itu, pinter, cerdas, ah pokoknya hebat aja. Tapi yang aku gak suka tuh, dia suka sombong kalo apa-apa, dia suka sombong ke semua orang, karena dia hebat, itu yang aku gak suka, Ca. Ditambah yah, kamu tuh udah tau, kalo dia udah punya pacar, terus dia gitu ke cewek, dia juga nakal!!!" kata Raka dengan nada kesal.
"Udah Ka!! Aku juga tau dia punya pacar, aku tau! Aku juga tau dia tuh jahat sama cewek, aku tau! Aku tau dia nakal, senakal-nakalnya, aku tau Ka!! Tapi aku gak tau, kenapa aku juga bisa deket sama dia!" jawabku.
"Nah, itu tuh namanya BODOH!!! Kamu tuh, BODOH!! Kamu udah tau dia gimana, tapi kamu masih tetep deket sama dia, BODOH namanya!!" Raka dengan nada tinggi berkata padaku langsung.
"Terus sekarang kalian mau apa?" tanyaku.
"Nih, yah. Kamu udah tau semuanya, tapi kamu masih tetep aja deket. BODOH itu, tuh namanya!" jelas Raka.
"Udah Ka, udah ih!" teriak Linda.
"Sekarang kamu jauhin Oka! Kamu mau mulai kapan jauhin? Besok, yah? Aku yakin, kamu bisa!!" kata Febri.
"Aku gak bisa, aku udah nyoba," kataku.
"Kata siapa kamu gak bisa? Kamu bisa!! Dulu, kamu sesuka gimana ke Kak Dafa? Tapi sekarang, kamu bisa, kan? Kamu udah gak berharap, kan? Bisa kok!!" kata Raka.
"Gak bisa, Ka!! Aku nyaman sama Kak Oka!" kataku.
"Sekarang, kamu mau tetep sama Oka? Ya, terserah kamu! Tapi aku yakin, semua orang yang ada di sini, temen deket kamu, sahabat kamu, gak bakal ada yang ngedukung kamu sama Oka, aku yakin!! Termasuk aku! Siapa yang bakal ngedukung kamu sama Oka di sini??? Acungkan tangan!" dia melihat ke sekitar. "Gak ada, kan? GAK ADA yang dukung kamu sama Oka, Ca!!!"
"Kenapa kalian baru bilang sekarang? Kalian juga sibuk sama dunia kalian masing-masing, aku gak pernah ikut campur sama urusan kalian. Terus sekarang, kenapa kalian kayak gini?" kataku.
"Ih, Ca. Bukan gitu! Kamu jangan jadi benci sama kita, kita tuh, takut kamu kenapa-napa, makanya kita gini. Kita sayang sama kamu," jawab Linda.
Aku benar-benar tidak bisa berkata lagi, semua orang di sana benar-benar menyudutkanku sendiri, aku hanya bisa menangis sambil menahan semuanya.
Makan-makan pun berkahir, semua orang beranjak untuk pulang.
"Kamu pulang sama siapa?" tanya Raka padaku.
"Sama aku, tenang aja," jawab Linda.
Aku hanya diam, tidak membalas pertanyaan Raka. Aku tahu Raka sayang padaku, tapi aku sangat benci Raka, karena terus menghakimi Kak Oka, karena katanya semua yang ada pada diri Kak Oka itu adalah jelek dan tidak pantas untukku, aku tidak suka dia terus menghakimi Kak Oka.
"Ca, kamu jangan jadi benci sama kita, ya!" ujar Linda padaku di perjalanan.
"Iyah," jawabku.
"Kita sayang sama kamu, makanya kita kayak gini juga," dia menambahkan.
Aku hanya membalasnya dengan anggukkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuhan, Aku Sayang! (TAMAT)
General FictionUntuk cinta, kita tidak bisa memilih untuk siapa atau kepada siapa kita mencintai. Itulah yang terjadi, saat aku mencintainya. Aku tidak memilihnya untuk menjadi seseorang yang akan aku cintai, tapi rasa itu tiba-tiba saja perlahan menggunung, dan a...