Part 7

201 13 0
                                    

Usai pertandingan.

Aku melihat Daffa harus dibawa ke ruang UKS karena sempat terkilir saat bertanding tadi.
Entah kenapa, aku bertekad ingin menjenguknya. Sekedar ingin tau apakah dia baik-baik saja.

"Bella, Reva.. Aku ingin ke toilet. Kalian duluan saja ke kantin, nanti aku nyusul." ucapku

"Okedeh, aku sama Reva tunggu ditempat duduk biasa ya!" jawab Bella

Setelah Bella dan Reva meninggalkanku. Aku langsung bergegas menuju UKS.
Hampir ingin melangkahkan kaki ku untuk masuk. Tiba-tiba aku mendengar suara.
Suara itu tidak asing. Aku seperti pernah mendengar sebelumnya.

Benar saja. Itu suara perempuan yang tadi ku dengar saat pertandingan.

"Daffa, kamu tidak apa-apa? Bagaimana rasa nya sudah mendingan?" ucap perempuan itu

"Iya tidak usah khawatir, aku baik-baik saja." balas Daffa

"Tidak usah khawatir katamu? gimana aku gak khawatir melihat kamu sakit begini".

"Kamu sebaiknya jangan begini, Ratih. Nanti orang-orang akan salah paham dengan kita." jelas Daffa

"Ratih? nama perempuan itu Ratih?" ucapku dalam hati

"Salah paham? aku tidak peduli apa kata orang lain terhadap kita, lagian kenapa? Aku suka kamu, dan kamu juga suka Aku kan, Daffa? Kamu juga pernah mengungkapkan perasaanmu padaku!" ucap Ratih dengan nada agak kesal

"Cukup Ratih! Itu semua hanya masalalu.Aku tidak suka dengan sikapmu yang suka mengatur orang semaumu!" tegas Daffa

Ratih terdiam dan bergegas meninggalkan ruangan UKS.
Aku terkejut. Daffa suka pada Ratih? sejak kapan? dan mengapa ia begitu marah?
Apa yang telah dilakukan Ratih sampai membuat nya begitu marah?

                                    •••••

"Hanna, kamu ngapain berdiri diluar sana? Kamu kesini mau menjengukku?" ucap Daffa

Sentak suara Daffa langsung membuat ku terbangun dari pikiran ku tentang Ratih

"Ohh.. iyaa, bagaimana keadaan mu? Aku tidak  sengaja mendengar percakapan mu dengan perempuan tadi, maafkan aku sudah lancang." jelasku

"Gapapa, lupain aja apa yang udah kamu dengar. Itu hal yang tidak patut untuk kamu ingat, Hanna." ucap Daffa

"Kalau boleh tau, kamu ada hubungan apa dengan perempuan tadi?" tanyaku

Aku langsung menutup mulutku,
"Hal apa yang barusan aku tanya? aku ini kenapa? kenapa aku harus tau urusan mereka."
ucapku dalam hati.

"Eh maaf Daffa, aku tidak bermaksud apa-apa, lupakan pertanyaanku tadi." tukasku

"Kalau begitu aku pergi dulu ya, aku hanya ingin melihatmu saja. Kamu istirahatlah dengan tenang." lanjutku dan bergegas meninggalkan Daffa yang tampak bingung melihat tingkahku

Apa yang sudah ku pikirkan, kenapa aku harus menanyakan hal bodoh itu? 
Dianna sadarlah, kamu bukan siapa-siapa.

                                  •••••

Maaf jika ceritanya membosankan! XoX
Jangan lupa VOTE
Biar aku semangat buat lanjutin part nya hehe

Everything Has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang