"Hanna tunggu." Ray mengejar dan menahanku
"Ini ponsel lo." ia menarik tanganku dan memberikannya.
"Apalagi?"
"Sampai kapanpun gue ga bakal nyerah Hanna, gue tau gue gabakal bisa gantiin posisi dia dihati lo, tapi gue janji untuk selalu ada buat lo."
"heh? ngomong apasi?" tanyaku heran
Ray tertawa kecil, melepas tanganku kemudian pergi.
Aku terdiam, berusaha untuk menerjemahkan kalimat yang diucapkannya barusan
Engga, lo gaboleh suka sama gue Ray. Gue belum siap, masih ada Daffa dihati gue.
***
Sementara itu di Jakarta
"Kabar Hanna gimana?"
"Gatau gue."
"Lo gak ada komunikasi lagi?"
"Dasar ya lo jadi cowok cuek banget."
"Lyn, bisa gak sih lo gak bahas dia?" ucap Daffa memohon
Catlyn menghampiri Daffa yang sibuk sendiri dengan tugas kuliah.
"Gue cuma pengen tau keadaan dia Daff. Gue gapernah ketemu cewe sebaik dan seceria dia. Emang lo gak pengen tau gitu?"
Daffa hanya diam tak menjawab.
"Duhh dia di Jerman pasti banyak yang naksir deh, gue yakin." lanjutnya
"Lynn.." tegur Daffa lagi
"Iyaiyaaa, gue diam. Ga asik banget lo."
Daffa hanya menggeleng kepala heran dengan sifat sepupu nya itu.
"Daff diluar ada Ratih tuh."
"Iyaa."
"Lo masih berhubungan sama si cewek gatel itu?"
"Apasih Lyn, dia udah minta maaf. Udahla yang lalu itu biarkan berlalu. Semua orang berhak berubah."
"Gue gasuka aja sama dia, gimana pun dia udah hancurin hubungan lo sama Hanna."
Daffa menghentikan kegiatan nya dan menatap Catlyn
"Lyn.. Tolong jangan bahas Hanna lagi, gue sama dia udah selesai."
"Lo serius sama kata-kata lo? Gimana kalo dia masih sayang sama lo?"
"Engga Lyn, gue yakin Hanna udah punya kehidupan yang lebih baik di Jerman. Dan pastinya tanpa ada gue didalamnya."
Catlyn melihat raut wajah Daffa yang mulai berubah.
"Daff? jawab gue jujur. Lo masih belum ikhlas kan kehilangan dia?"
"Kehilangan dia?" tanya Daffa meyakinkan
"Dia gak hilang Lyn, gue yang sengaja menghilang dari dunia nya." lanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Has Changed
DragosteKarena yang terlalu jatuh dalam rasa akan sulit untuk sembuh jika ia telah terluka, dan aku telah menaruh luka itu. Maaf. -Daffa Ini tentang rasa, jujur saja. Kau tak akan bisa berbohong, karena ini tentang rasa yang seharusnya tak pernah berubah. ...