Part 11

143 4 0
                                    

Dalam perjalanan pulang, aku terus kepikiran apa yang diucapkan Ratih.
Apa benar Daffa begitu?

Aku melewati rumah Daffa, dan melihatnya sedang mengotak atik motor ninja nya.
Kemudian dia melihatku. Seketika mata kami bertemu. Satu detik, tiga detik, lima detik. Entahla aku merasa nyaman melihat matanya.

"Heyy, kok bengong?" sapanya tiba tiba membuat ku kaget

"Oiyaa masalah tugas kelompok ituu.."
tiba tiba saja ucapan Ratih terlintas dipikiranku

"Besok saja Daffa, aku lelah, ingin istirahat." ucapku lalu pergi

Maafkan aku, Daffa.
Aku tau ini keterlaluan, aku tak teguh pada perasaanku sendiri.
Aku tak ingin sakit atas perasaan yang mungkin tak akan pernah kamu balas.

***

"Pagii Diana!" ucap Ratih menghampiriku

"Pagii Ratih!" ucapku dengan senyum agak memaksa

Tak lama setelah itu aku melihat Daffa di seberang, apa yang harus kulakukan saat dia akan melewatiku nanti? haruskah ku menyapa nya?

Tiba-tiba..
"Haiii Daffa.." sapa Ratih

Entah kenapa aku kesal dengan sikap Ratih yang begini, dia memintaku untuk menjauhi Daffa, tapi malah sebaliknya dia ingin mendekati Daffa.

Daffa yang hanya diam ternyata melihatku yang sedang menunduk. Lalu mata kami bertemu, entah apa yang ada dipikiran Daffa.
Aku melihat matanya terlihat begitu sedih, seperti ada yang ingin dia sampaikan padaku.
Tak lama setelah itu, dia berpaling dan pergi menjauh.

Aku ingin mengejarnya, tiba tiba tanganku ditahan oleh Ratih

"Kamu mau kemana Diana?" tanya Ratih

"Aku ingin ke Daffa" jawabku sambil melihat punggung Daffa yang semakin menjauh

"Ngapain? kamu inget kan? apa yang udah aku bilang?" tanya Ratih agak sedikit emosi

Aku benar-benar kesal dengan tingkah Ratih.

"Aku gak butuh nasihat kamu! Aku gak peduli gimana masalalu mu dengan Daffa! Kamu gak ada hak buat larang-larang aku buat dekat sama Daffa!!!" ucapku lantang dengan emosi.

Entah apa yang kupikirkan, hanya saja kali ini aku benar-benar marah. Tak biasanya aku berlaku begini pada seseorang.

Kulihat wajah Ratih memerah menahan emosi. Sepertinya dia tak sudi aku bentak.

"Hahh? Kamu suka sama Daffa? Hahahaha kenapa gak kepikiran ya. Dasar cewek murahan!!" ucapnya dengan mata yang membelalak ke arahku.

Kata-kata Ratih barusan membuatku hilang kendali. Tiba tiba...

Plak!

Aku spontan menampar Ratih, aku hilang kendali. Aku marah. Selama ini aku belum pernah dihina begitu.

Dalam sekejap siswa siswa langsung berkumpul menyaksikan kami.
Bella dan Reva yang panik langsung meleraiku dan Ratih.

"Ehhh ada apa ini ribut ribut!! Kalian berdua ikut saya ke ruang BK!!!" teriak salah satu guru Bk

Hatiku berantakan, benar benar kacau. aku merasa aku ini bukan diriku. Kulihat semua siswa terkejut melihatku, karena biasanya aku merupakan murid yang teladan dan tak pernah memasuki ruang BK itu.

Dari ujung sana, kulihat Daffa yang sedang melihatku. Tiba tiba. "Tess.."
Air mataku jatuh, aku malu pada diriku sendiri. Apa yang sudah ku perbuat?


•••••

Everything Has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang