*Bell pulang berbunyi*
"Bella, kamu duluan aja. Aku mau piket dulu." ucapku sambil memgambil sapu.
"Kamu gapapa nih aku tinggal? Ntar kangen lagi. Hihihi." ucap Bella
"Yeee, enggak tuh. Pulangg gih."
"Ihhh, mentang-mentang mau pergi sama Bebeb, aku malah diusir." ucap Bella sambil memanyunkan bibirnya
"Ihh Bell, jangan gitu ekspresinya. Gelii liatnya. Hahaha."
"Okedeh kalau gitu, ntar kabarin ya." ucap Bella berjalan keluar kelas.
"Okeee."
Kulihat Reva yang masih juga berada didalam kelas kemudian melihatku
"Haii Rev." ucapku menyapanya dan tersenyum
Namun Dia hanya diam tak berekspresi dan langsung keluar kelas.
Aku melanjutkan menyapu kelas dan merapikan tempat duduk.
Tak lama kemudian aku mendengar suara pintu kelas tertutup
Spontan aku langsung berlari menuju pintu, dan ku dengar ada yang sengaja mengunci pintu kelas dari luar
"Lohhh, lohh. Heeiii. Bukaa pintunya." teriakku
Aku terus menggedor pintu dan mendobrak pintunya.
"Siapapun diluar toloongg!!" ucapku berusaha berteriak sekuat mungkin berharap ada yang mendengar.
Aku melihat jam yang melingkar di pergelangan tanganku.
Sudah pukul 15.00"Astagaa, aku ada janji dengan Daffa."
Aku langsung mengambil ponsel.
"Sial, aku lupa kalau ponselku sudah mati karena habis baterai."
Aku benar-benar panik. Aku takut. Tidak ada satupun yang menolongku.
***
"Duhhh, Hanna manasih. Udah lebih setengah jam belum juga keluar." ucap Daffa yang mulai gelisah
"Apa coba cari kedalam saja ya."
"Lohhh? Daffa? Kok belum pulang?" tanya Ratih menghampiri Daffa.
"Bukan urusan kamu." ucap Daffa kemudian berjalan lagi
Ratih menahan tangan Daffa.
"Mau cari Hanna? Kulihat dia tadi udah pulang duluan sama Reva, katanya dia sakit perut. Terus minta si Reva anterin." jelas Ratih
"Serius?" tanya Daffa memastikan
"Iyaa, aku yang lihat kok tadi."
Kok dia gak ngabarin ya, pikir Daffa.
"Yaudah, aku pulang saja."
Kemudian Daffa berbalik menuju motor ninjanya dan pergi meninggalkan sekolah.
"Hahaha. Rasain lo Hanna, makanya gak usah macam-macam sama gue." ucap Ratih kemudian setelah Daffa pergi.
*handphone Ratih berdering*
"Ini siapa lagi sih." ucap Ratih sambil melihat layar ponselnya yang tertera nama "Reva"
"Iyaa ngapain?" tanya Ratih ketus
"Tihh, gue gak tega ngurung Hanna kaya gitu. Gue pengen nolongin dia."
"Woii Rev, lo gila ya? Udah pokoknya gue yang tanggung jawab. Lagian kan yang ngunciin dia bukan lo doang, gue juga kok. Pokoknya aman lah, dia gak bakal kenapa-napa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Has Changed
Lãng mạnKarena yang terlalu jatuh dalam rasa akan sulit untuk sembuh jika ia telah terluka, dan aku telah menaruh luka itu. Maaf. -Daffa Ini tentang rasa, jujur saja. Kau tak akan bisa berbohong, karena ini tentang rasa yang seharusnya tak pernah berubah. ...