Sudah 1 minggu berlalu dan aku tidak mendengar kabar Daffa lagi.
Aku merasa kehilangan, aku pikir aku bisa dengan mudah melewati ini. Tapi ini diluar kendaliku.
Semakin aku mencoba untuk melupakannya, malah semakin kuat bayangannya menghantuiku. Aku mengaku kalah, kalah pada keinginanku untuk berhenti memikirkannya.
Semua yang ia janjikan dulu hanya sebuah jaminan agar aku bisa mempercayainya.
"Hanna, lagi ngapain?" ucap Mama masuk ke kamarku
"Nggak Ma, lagi liat keluar jendela aja."
"Liatin apa Sayang? Mama berusaha mencari arah tujuan yang kulihat.
"Nyariin Daffa ya?" tanya Mama spontan
"Hanna kangen aja Ma. Udah lama gak contact sama Dia."
"Hmm kita kerumah Daffa yuk." ajak Mama yang sepertinya ingin menghiburku
"Ha? Ngapain Ma, enggak ah."
"Gapapa, sekalian kamu pamit gitu sama keluarganya, kan bentar lagi mau berangkat." ucap Mama memegang kedua pundakku
Benar, 3 hari lagi aku akan berangkat ke Jerman untuk menuntut ilmu disana.
"Yuk?"
"Iya Ma, Hanna siap-siap dulu."
Setelah selesai, aku langsung menuruni tangga dan memberitahu Mama untuk segera pergi.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, ehh ayo masuk-masuk." ucap Tante Rini ramah
"Maaf ya ngerepotin, aku kesini cuma mau bertamu aja, sekalian Hanna mau pamit katanya." jelas Mama
"Ohh gak ngerepotin lahh. Ohhh Hanna mau berangkat ke Jerman ya? Wahhh hebat sekali kamu."
"Makasih Tante" ucapku membalas dengan senyum
"Daffa mana Tante?" tanyaku penasaran karna tidak melihat sosok yang dari tadi aku cari.
"Daffa lagi keluar tadi sama teman-temannya, baru aja pergi."
Terdapat sedikit kekecewaan disana, aku yang ingin sekali bertemu dengan Daffa malah tak sesuai ekspetasiku.
"Kalau boleh tau kemana ya Tante?"
"Duhh Tante juga kurang tau, kayanya main basket deh."
"Okedeh Tante."
Aku tau dimana biasanya Daffa bermain basket.
"Ma, Hanna mau nyusul Daffa bentar boleh gak?" ucapku pada Mama
"Yaudah, nanti abis nyusulin Daffa kamu langsung pulang aja ya."
"Oke Ma. Hanna pergi dulu." ucapku menyalami Mama kemudian menyalami Tante Rini
"Assalamualaikum."
***
Sesampainya di lapangan basket yang dekat dengan lingkungan sekolah. Aku melihat segerombolan cowok yang sedang asik bermain basket.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Has Changed
RomanceKarena yang terlalu jatuh dalam rasa akan sulit untuk sembuh jika ia telah terluka, dan aku telah menaruh luka itu. Maaf. -Daffa Ini tentang rasa, jujur saja. Kau tak akan bisa berbohong, karena ini tentang rasa yang seharusnya tak pernah berubah. ...