"Daff!!! Dafffaaa!!" ucapku meneriakinya
Seketika Daffa langsung berhenti dan menoleh.
"Daffa aku bisa jelasin, kumohon."
Kemudian Daffa berjalan mendekatiku.
"Apa? Kamu mau jelasin lagi kalo Aku ini bukan tipemu?" ucap Daffa dengan nada sedikit mengolok."Kamu salah paham, Daffa." jelasku lagi
"Udahlah Hanna, aku sudah mendengar semua pembicaraan mu dengan Ratih."
Aku tentu saja marah karena Daffa seenaknya menguping pembicaraanku.
"Kamu nguping? Gak sopan banget sih!"
"Gak sopan katamu? Berarti kamu juga gak sopan dong nguping pembicaraanku dengan Ratih waktu di UKS?" Daffa membalikkan pertanyaan
"Kamu kok ungkit masalalu? Kamu masih marah denganku karena itu?" tanyaku
"Enggak, Aku gak marah."
"Hanna! Kamu dicariin dari tadi malah disini sama Daffa." ucap Bella lalu menghampiriku
"Kamu lagi kamu lagi. Udah ya Daffa, gak usah ganggu Hanna lagi, urus aja hubunganmu dengan Ratih!" ucap Reva menarikku pergi
Baru beberapa langkah..
"Seharusnya Kalian sebagai sahabat bisa tau keadaan Hanna sebenarnya!" ucap Daffa tiba-tiba membuatku tertegun
"Apa maksudmu?" tanya Reva
"Apa Kalian tau bagaimana keadaan Hanna nanti kalau aku tidak menghalangi Ratih?" ucap Daffa
Aku langsung kaget dengan apa yang diucapkan Daffa barusan.
"Apa kalian tau kalau Hanna sudah mendaftar.."
"Cukup! Hentikan!!" ucapku memberhentikan Daffa
"Kamu sudah keterlaluan Daffa! Aku membencimu!" tiba-tiba saja kata-kata itu keluar dari mulutku lalu airmataku jatuh.
Seketika Daffa langsung terdiam dan kaget dengan apa yang baru saja ku ucapkan.
"Mendaftar? Mendaftar apa?" tanya Bella bingung
"Udahh Bell, nanti akan ku jelaskan." ucapku memohon
"Enggak Hanna, kami harus tau hal ini sekarang juga." ucap Reva dengan nada sedikit kecewa
"Diana sahabat kalian tercinta bakal kuliah di luar negeri!" ucap Ratih tiba-tiba menghampiri kami
"Haa? Lu.. luar negeri?" ucap Bella sangat kaget sambil menutup mulutnya
"Hanna? harus berapa banyak lagi yang kamu sembunyikan dari kami? Secara tidak langsung Kamu sudah membuktikan ke Kita Hanna, kalau kami gak ada artinya buat kamu." ucap Reva lalu mengajak Bella pergi
Air mataku terus saja jatuh mendengar kalimat yang barusan Reva ucapkan
"Enggak Rev, dengar dulu penjelasanku!" ucapku sambil melihat Bella dan Reva yang pergi menjauh
Aku menoleh ke arah Ratih, "Puas lo Ratih! Ini kan yang lo mau?"
Dan kamu Daffa, "Jangan ikut campur urusanku lagi!" ucapku langsung meninggalkan mereka.
"Oke!! Kalau itu mau kamu! Aku gak akan ikut campur!" teriak Daffa menjawabku.
Aku tidak menghiraukan nya dan langsung menyusuli Bella dan Reva
"Guys dengerin penjelasanku dulu!"
Nyatanya apa yang sudah kukatakan tidak mereka hiraukan.
Kemudian aku terhenti.."Aku tau kalian marah padaku! Tapi tak bisakah kalian mendengarkanku dulu?" tegasku
"Cukup Hanna! Kamu sudah keterlaluan, sebelumnya aku sudah tanya masalah ini bukan? Dan apa respondmu? Kamu tidak menyembunyikan apa-apa katamu!" balas Reva
"Bell, kamu percaya kan sama aku? Aku gak mungkin sembunyiin ini semua dari kalian, aku hanya mencari waktu yang pas untuk memberitahu kalian." ucapku dengan tangis
Kulihat Bella hanya menunduk dan tak mau berbicara padaku.
"Waktu yang pas katamu? Apa tunggu nanti kamu sudah kuliah disana baru memberitahu?" tanya Reva
"Teman-teman aku mohon mengertilah keadaanku saat ini." ucapku sambil mengusap kedua mataku
Mereka hanya pergi dan tak menghiraukanku.
Aku benci Ratih, aku benci Daffa. Aku benci diriku.
•••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Has Changed
RomanceKarena yang terlalu jatuh dalam rasa akan sulit untuk sembuh jika ia telah terluka, dan aku telah menaruh luka itu. Maaf. -Daffa Ini tentang rasa, jujur saja. Kau tak akan bisa berbohong, karena ini tentang rasa yang seharusnya tak pernah berubah. ...