Part 15

140 4 0
                                    

Pagi ini, aku benar benar tidak semangat ke sekolah dari biasanya. Dari kejauhan aku melihat Hanna dan Ratih sedang bersama. Sebelum melewati mereka, Ratih yang menyapaku tidak terhiraukan olehku, aku melihat Hanna yang hanya menunduk kemudian menatapku.

Apa yang terjadi pada anak ini? Sikap Hanna benar benar membuatku bingung. Aku merasa Hanna sama sekali tak tertarik padaku. Pemikiran itu seolah olah ingin ku lontarkan pada Hanna, tapi mulutku tak mau mengungkapkan.
Kemudian aku berpaling dan melewatinya.

Saat aku hampir sampai dikelas. Tiba tiba saja terdengar keributan dari luar.
Langsung saja aku keluar dan tampak dari kejauhan guru BK menghampiri  Hanna dan Ratih.
Langkahku terhenti saat Hanna dan aku saling bertatapan. Dia meneteskan airmata.
Entah kenapa, aku merasa kacau melihatnya begitu.

Langsung saja kuhampiri Ratih saat jam istirahat.

"Tih, bisa gak sih gausah ganggu kehidupan Hanna?" tanyaku tegas
"Hanna? Hanna siapa lagi sih?" bola matanya memutar malas
"Dianna." ucapku
"Ohhh jadi cewek itu panggilannya Hanna? hahaha." tawanya mengolok
"Emang kenapa kalau aku gangguin dia? Ooouu jangan jangan kamu suka sama Dia?" tanyanya mengintrogasi

Kulihat sifat Ratih sama sekali tidak berubah, dia tetap keras kepala.

"Cukup ya Tih, aku sudah lelah berurusan denganmu. Lihat! kamu sudah dewasa, tinggalkan sifat burukmu selama di SMP. Jangan mengganggu orang yang berada disekitarku. Awas saja kalau.."
"Apaa?? kamu mau ngancam? Hah! Coba aja Daff." ucapnya dengan nada licik

Aku kenal Ratih. Dia pasti punya berbagai macam cara untuk menyakiti orang yang bertentangan dengan kemauannya.

Aku diam dan berpikir.
"Begini, gimana kalau kita membuat perjanjian saja?" tawarku
"Hmmm boleh." jawabnya
"Aku akan menuruti maumu, asalkan kamu harus berjanji untuk tidak mengganggu Hanna lagi."
"Hahaha, kamu segitu suka nya ya sama Dia?" tanyanya penasaran
"Gimana?" tanyaku tanpa menghiraukan pertanyaanya.
"Oke."
"Apa maumu?" tanyaku tanpa basa basi
"Aku ingin kita pura pura pacaran sampai kelulusan nanti." ucapnya dengan menaikkan alisnya
"Gak, aku gamau." langsung jawabku
"Ohh yaudah. Kamu lihat saja keadaan Hanna nanti." ucap Ratih memgancam
"Baiklah. Tapi kamu harus ingat batasan. Dan jangan pernah kamu usik Hanna." ucapku

Saat pulang sekolah aku menuju lapangan basket untuk menghampiri Ratih.
Aku melihat Hanna.

"Kerjaanku sudah beres, aku mau pergi kencan dulu! Yuk Daffa!"

Aku tersentak mendegar ucapan Ratih. Setibanya diluar lapangan basket..

"Apa yang sudah kamu perbuat? Kamu ingat kan perjanjiannya!" ucapku menahan emosi

"Duhh Daffa, jangan dianggap serius lah. Lagian Hanna juga gapapa kan dengan ini." jawabnya lalu mengajakku pergi.

Maafkan aku Hanna, aku tidak bermaksud untuk menyakitimu. Aku hanya ingin melindungimu.

                                   •••••

Everything Has ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang