"Gimana Tuan dan Nyonya sudah puas belanjanya?" ucapku pada Mama, Papa dan Uncle yang kelihatannya senang sekali
"Hahahaha. Udah dong." ucap Mama memamerkan barang belanjaan yang dibawa oleh Papa dan Uncle.
"Tapi baju untuk Hanna ada kan Ma?" ucapku mendekat pada Mama dengan manja
"Adaa, nanti dirumah kita lihat ya. Untuk Raymond juga ada Mama belikan."
"Wahhh, Makasih Tante." sahut Raymond.
"Loh tumben." ucapku yang bingung dengan tingkah Mama
"Iyadong, kan Raymond spesial ya kan Tante?" jawab Raymond lagi
"Ih centil banget lo." ucapku malas
"Hahaha pemarah banget sih." sahutnya lagi
Papa dan Uncle kemudian memasukkan barang belanjaan itu kedalam jok mobil.
Setelah itu, kami memutuskan untuk pergi makan ke salah satu restoran yang di rekomendasikan Uncle John.
Saat di meja makan, Mama Papa dan Uncle John sibuk memesan makanan, begitu juga dengan Raymond.
"Oiii, main gadget mulu, simpan dulu." ucap Raymond
"Iyaiya."
Aku hanya memastikan apakah ada balasan pesan dari Daffa. Tapi ternyata tidak. Lagi-lagi aku merasa sedih.
"Sini ponselnya." ucap Raymond yang mengambil ponselku lalu mematikan nya.
"Gue gasuka ya kalo lagi ngumpul-ngumpul gini, lo malah asik sendiri sama gadget. Gasopan." lanjutnya
Aku hanya diam dan menuruti.
"Ponselnya gue sita dulu. Ntar dirumah, gue balikin."
Entah kenapa aku lagi-lagi menurut. Aku terlalu larut dalam kekecewaanku terhadap pesan itu.
Setelah makanan datang, kami menyantapi makanan masing-masing yang telah dihidangkan.
"Raymond gimana bisa seganteng ini sekarang? pasti sekarang banyak pacarnya ya." goda Mama
Aku kaget dengan ucapan Mama barusan, maksudku ngapain juga Mama bilang gitu ke Ray.
Aku kemudian melihat Ray yang ternyata juga sedang menatapku.
"Ray gapunya pacar, Tante." ucapnya mengalihkan padangannya ke Mama
"Gak percaya." ucapku spontan.
Raymond balik menatapku bingung.
"Raymond boong kan Uncle? Masa belum punya pacar?" tanyaku meledek
"Iyaa Hanna, Uncle juga bingung, padahal banyak cewek yang mau sama dia. Ehhh dia nya malah gak mau. Terlalu menutup diri juga gak baik." jawab Uncle
"Loh bagus dong kalau gitu, entar pacarnya yang sah aja, yang langsung jadi istri, Papa setuju." sahut Papa lagi
"Nahhh bener kan Om." jawab Ray yang senang mendapat dukungan Papa
Aku hanya diam dan kembali melanjutkan makanku.
Papa kemudian mendekati Raymond dan menepuk pundaknya. "Kamu harus sukses dulu ya Ray, biar siap nanti nge-lamar Hanna."
Uhukkk..
Ray langsung memberi segelas air padaku, tetapi aku malah tidak menerima nya dan langsung berdiri dan menuju toilet.
***
Raymond POV
Gue sama sekali gak ngerti apa yang udah dibilang Bokap nya Hanna. Bukan hanya Hanna, gue juga ikut kaget dengan perkataan yang dilontarkan oleh orangtua Hanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Has Changed
RomanceKarena yang terlalu jatuh dalam rasa akan sulit untuk sembuh jika ia telah terluka, dan aku telah menaruh luka itu. Maaf. -Daffa Ini tentang rasa, jujur saja. Kau tak akan bisa berbohong, karena ini tentang rasa yang seharusnya tak pernah berubah. ...